titastory.id,- Tiga warga yang pulang kampung ke Siri Sori Islam, Kecamatan Saparua, Kabupaten Maluku Tengah, ditolak warga. Dalam sebuah video amatir yang beredar, warga yang pulang tersebut diusir Babinkamtibmas saat tiba di Pelabuhan Haria.
Mereka menolak kedatangan tiga perempuan tersebut, karena khawatir membawa virus corona. Dalam video itu yang direkam langsung seorang polisi itu, yang juga mengusir mereka itu, mengaku mewakili relawan dan babinkamtibmas Negeri Siri Sori Islam.
Tiga perempuan itu disuruh balik lagi ke Pelabuhan Tulehu. “Kenapa? Beta punya hak. Siapa yang mau melarang? Naik speedboad balik. Mau larang polisi bikin apa?,” ujar Polisi dalam video tersebut, Sabtu (16/5).
Jurnalis titastory.id mencoba berkomunikasi dengan warga yang diusir tersebut. Mereka mengaku kecewa karena sudah mudik tapi disuruh kembali, bukan dikarantina. “Katong sudah sampai disana, disutuh balik,” kata MS, salah satu warga itu.
MS mengaku hendak pulang untuk merawat Kakek mereka yang sedang sakit. Dalam video itu terlihat, Kakek bersongko putih hendak menjemput cucunya. Namun ia hanya terdiam melihat cucunya diusir warga. “Kakek saya datang jemput kami, meskipun dia sedang sakit,” tutur MS.
Dia mengaku, mereka mengusir mereka tanpa melakukan protap kesehatan terlebih dahulu. Bahkan, mereka yang mengaku relawan itu tidak memakai masker. “Kita tidak membawa virus. Kami sadar kami sehat, makanya pulang saja. Mereka juga tidak melakukan pemeriksaan. Bicara pun dengan kasar,” kata MS.
Dalam video itu memang Polisi tersebut beradu mulut dengan perempuan di video. Video berdurasi 5:04 yang tersebar di media sosial itu, banyak dikecam karena tidak menyampaikan pesan tersebut dengan baik-baik. “Kami langsung diusir tanpa diperiksa. Mereka juga berbicara dengan sangat kasar,” katanya.
Ia juga mengaku sudah membuat surat keterangan sehat dan pengantar dari ET setempat berdasarkan permintaan dari warga desa sebelumnya. “Peraturan mereka ini dipertanyakan. Tiba-tiba saja tanpa pemberitahuan ke masyarakat. Kami juga rugi ongkos dan pembuatan surat,”.
Atas penolakan warga itu, mereka memilih kembali lagi ke Ambon. Penolakan terhadap warga itu hanya terjadi kepada warga dari kampung tersebut Secara fisik, perempuan itu tak menunjukan tanda tanda atau gejala virus corona. Ia datang, dengan membawa surat keterangan sehat.
Namun begitu, warga yang bersikukuh menolak, tetap pada pendiriannya. “Kalau kami sudah sampai di pelabuhan, setidaknya dari pihak puskesmas datang ununtuk dikarantina,” katanya.
Sudah bilang ke warga, supaya pria itu melakukan karantina mandiri di sini selama 14 hari. Saya juga sudah menghubungi puskesmas untuk melakukan pemantauan hari ini,” katanya. (TS-03)
Discussion about this post