Proyek Jalan Lingkar Ambalau Mangkrak 13 Tahun, Pemuda Maluku Desak Pemerintah Bertindak

12/08/2025
Orasi pemuda Maluku terkait kondisi ruas jalan di Kawasan Ambalau, Kabupaten Bursel. Foto : Itin/titastory.id

titastory, Ambon – Aliansi Pemuda Maluku Bergerak (PMB) menuding ada proyek jalan mangkrak di Kecamatan Ambalau, Kabupaten Buru Selatan. Mereka menggelar aksi unjuk rasa di depan Kantor Gubernur Maluku, Senin, 11 Agustus 2025, menuntut pemerintah segera menuntaskan pekerjaan jalan lingkar Pulau Ambalau yang terbengkalai sejak 2012.

Jalan lingkar sepanjang 24 kilometer itu seharusnya menjadi akses vital warga Kampung Baru dan sekitarnya menuju ibu kota kecamatan di Elara, Siwar, dan Selasi. Namun, setelah 13 tahun, hanya 10 kilometer yang teraspal. Sekitar 7 kilometer masih berlapis sirtu, dan 6 kilometer sisanya berupa jalan tanah.

“Penggusuran untuk pembangunan jalan ini didukung masyarakat dengan menghibahkan lahan. Tapi faktanya, 13 tahun pekerjaan tak selesai,” kata Koordinator Lapangan I, Arman Lesilawang, kepada titastory.

Kondisi ruas jalan di Kawasan Ambalau, Kabupaten Bursel. Foto : Ist

Arman mengungkapkan bahwa proyek ini mulai dikerjakan Pemerintah Kabupaten Buru Selatan pada 2010 dengan tahap awal penggusuran, lalu berlanjut pengaspalan pada 2012. Hingga kini, kemajuan pekerjaan nyaris berhenti.

Jika kendalanya anggaran, menurut Arman, pemerintah kabupaten seharusnya mencari solusi agar proyek dapat rampung. Ia juga meminta status jalan lingkar Ambalau dinaikkan menjadi jalan provinsi agar penanganannya lebih maksimal.

Koordinator Lapangan II, Rahman Mony, menilai keterlambatan ini berisiko besar bagi warga. Jalan yang belum tersambung memaksa masyarakat menempuh jalur laut, yang kerap berbahaya saat musim timur.

“Pak Gubernur, tolong katong di Ambalau. Jalan ini sudah belasan tahun dorang kerjakan seng selesai. Katong pung orang harus berjuang lewat laut. Kalau musim timur ombak tinggi, sampai makan korban,” serunya dalam orasi.

Aksi diakhiri dengan desakan agar pemerintah provinsi dan kabupaten segera mengambil langkah konkret, sebelum akses warga Ambalau terus bergantung pada jalur laut yang berisiko.

Penulis : Christin Pesiwarissa
error: Content is protected !!