TITASTORY.ID – Untuk pertama kalinya Presiden Joko Widodo memantau pelaksanaan vaksinasi di sekolah melalui video konferensi, kamis (23/9/2021).
Pemantauan pelaksanaan vaksinasi pelajar dan santri ini dilakukan Presiden dari lokasi SMA Negeri 2 Cilacap, Provinsi Jawa Tengah.
Di sana Presiden memantau vaksinasi terhadap pelajar dan santri di tujuh belas sekolah yang ada di sepuluh provinsi antara lain yakni Maluku, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Utara, Riau, Lampung, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Tengah.
Di Ambon, Maluku sendiri, Presiden berkesempatan melakukan video konferensi bersama para pelajar dan tenaga guru SMA Negeri 11 Ambon yang akan melakukan vaksinasi missal.
SMA Negeri 11 sendiri merupakan satu dari empat sekolah SMA maupun Pesantren yang dipilih Presiden Jokowi untuk saling menyapa dan memberikan harapan.
Dalam sambutannya, Presiden Jokowi berharap para pelajar dan santri bisa mengikuti program vaksin gratis yang digelar oleh Pemerintah.
“Semuanya harus divaksin. Namun untuk anak-anakku tahu bahwa vaksin ini menjadi rebutan semua Negara. Sekitar 220 negara memperebutkan vaksin. Ada yang suatu Negara divaksin 60 persen tetapi ada lima puluh persen tetapi ada juga yang baru dua persen,”Kata Presiden saat bertatap muka dengan pelajar SMA 11 Ambon melalui video konferensi.
Presiden bilang, dengan melakukan vaksinasi secara gratis maka rakyat dalam hal ini pelajar tidak perlu lagi membayar maupun mengeluarkan biaya. Karena banyak Negara lainnya saat ini berebut untuk melakukan vaksin baik secara gratis maupun dibayar.
“Mereka berebut beli loh bukan gratisan. Artinya membeli vaksin bukan merupakan barang yang mudah. oleh sebab itu semuanya bisa ikut vaksninasi agar bisa segera tatap muka belajar mengajar,”ajak Presiden.
Selain menyapa para pelajar yang melakukan vaksin, Presiden juga memberikan kesempatan untuk pelajar dan guru untuk mengutarakan harapan dan keinginan mereka.
Program vaksinasi yang digelar Badan Intelejen Negera (BIN) Daerah Maluku ini, dilakukan menyasar para pelajar dan masyarakat umum.
Untuk pelajar di Kota Ambon ditargetkan sebanyak 3500 orang dan masyarakat umum sebanyak 1500 orang, sehingga tercapai kekebalan Komunal (herd immunity). Di samping itu, juga agar dapat mempercepat persiapan pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di Maluku khususnya di Kota Ambon. (TS-01)
Discussion about this post