Polri dan Bea Cukai Bongkar Jaringan Narkoba Internasional di Jawa Barat

by
13/12/2024

titastory, Bandung – Operasi gabungan Polri dan Bea Cukai kembali mencetak prestasi besar. Dalam sebuah penggerebekan masif di Jawa Barat, tim berhasil membongkar jaringan narkoba internasional yang beroperasi lintas negara, termasuk Indonesia dan Malaysia. Nilai barang bukti yang berhasil diamankan mencapai Rp670 miliar, sebuah angka fantastis yang sekaligus menjadi pengingat akan skala ancaman narkotika di Indonesia.

Laboratorium Rahasia di Tengah Kota

Penggerebekan yang dilakukan di Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor, dan Kecamatan Bojongsoang, Kabupaten Bandung, mengungkap modus operandi jaringan ini. Di salah satu lokasi, ditemukan clandestine lab atau laboratorium rahasia yang digunakan untuk memproduksi narkoba jenis Happy Water dan Liquid Narkotika.

Di laboratorium ini, petugas menyita alat-alat produksi seperti mixer, alat pengepakan, hingga bahan kimia berbahaya. Mesin-mesin tersebut dirancang untuk memproduksi narkoba secara masif, menyamarkan aktivitas ilegal mereka di kawasan padat penduduk.

“Kami menemukan barang bukti berupa 259 liter cairan Liquid, 7.333 sachet Happy Water, dan bahan baku kimia. Ini adalah operasi besar yang membuktikan bahwa jaringan ini terorganisasi dengan baik,” kata Wakabareskrim Polri, Irjen Pol Asep Edi Suheri, dalam konferensi pers, Kamis (12/12/2024).

Operasi ini, yang diberi nama Gain Operation, tidak hanya melibatkan kemampuan teknis, tetapi juga kecepatan bertindak. Dengan informasi yang terkumpul, tim gabungan harus bertindak cepat sebelum barang haram ini menyebar ke berbagai kota. Tantangan yang dihadapi bukan hanya pada lokasi geografis yang tersebar, tetapi juga keamanan tim di lapangan.

“Jaringan ini sangat cerdik. Mereka memanfaatkan celah pengawasan dan menyamarkan pergerakan mereka dengan aktivitas legal. Kami harus berpacu dengan waktu untuk memutus rantai distribusi mereka,” tambah Asep.

Dalam operasi ini, tiga tersangka berhasil diamankan, masing-masing dengan peran kunci dalam jaringan ini. SR, yang ditangkap di Cibinong, bertugas sebagai penghubung. SV, yang juga ditangkap di lokasi yang sama, bertanggung jawab atas produksi dan bahan baku. Sementara IV, yang ditangkap di Bojongsoang, mengemas barang untuk distribusi. Namun, dalang utama jaringan ini, yang disebut sebagai pengendali utama, masih dalam pengejaran.

“Kami yakin ini baru bagian kecil dari jaringan yang lebih besar. Operasi ini akan terus kami kembangkan hingga aktor intelektualnya tertangkap,” tegas Asep.

Mengancam Generasi Muda

Sebelumnya, Kapolri telah membentuk Satuan Tugas Pemberantasan Narkoba sebagai respons atas meningkatnya ancaman narkoba di Indonesia. Presiden Prabowo Subianto juga menekankan pentingnya langkah tegas terhadap peredaran narkoba, mengingat dampaknya yang begitu merusak generasi muda.

“Peredaran narkoba ini tidak hanya soal ekonomi gelap, tetapi juga menghancurkan masa depan bangsa. Dengan jumlah barang bukti sebesar ini, kita telah menyelamatkan sekitar 9 juta jiwa dari bahaya narkoba,” ungkap Asep.

Meskipun operasi ini sukses besar, perang melawan narkoba belum usai. Polri dan Bea Cukai terus memperketat pengawasan di pelabuhan dan perbatasan untuk mencegah masuknya narkoba ke wilayah Indonesia. Di sisi lain, edukasi kepada masyarakat juga menjadi kunci untuk mencegah generasi muda terjebak dalam bahaya narkotika.

“Ini adalah tanggung jawab bersama. Kami mengimbau masyarakat untuk melaporkan setiap aktivitas mencurigakan. Dukungan masyarakat adalah kunci keberhasilan kami,” tutup Asep.

Dengan semakin canggihnya modus peredaran narkoba, operasi ini menjadi pengingat bahwa perang melawan narkotika memerlukan strategi yang sama kompleksnya dengan jaringan yang mereka hadapi. Di tengah ancaman yang semakin besar, secercah harapan muncul melalui keberhasilan operasi seperti ini. Namun, satu hal pasti: perang ini belum berakhir. (TS-01)

error: Content is protected !!