titastory.id, halmahera tengah – Aparat kepolisian diduga melakukan kekerasan fisik terhadap warga Desa Lokulamo, Halmahera Tengah, Kamis, (20/9).
Kejadian itu bermula ketika warga desa tengah melakukan demonstrasi sekira pukul 13.00 WIT. Warga menuntut realisasi sepuluh poin tuntutan yang belum dipenuhi oleh PT Indonesia Weda Bay Industrial Park (IWIP) dan Pemerintah Daerah Halmahera Tengah (Pemda Halteng).
Informasi yang dihimpun titastory, beberapa warga termasuk ibu-ibu, menjadi korban pemukulan. Lebih dari empat orang dilaporkan terluka dalam insiden tersebut.
Aksi ini dipicu oleh ketidakpuasan warga setelah rapat terbuka pada 17 September 2024 lalu, di mana pihak Pemerinta Daerah dan PT IWIP menjanjikan pertemuan lanjutan pada 19 September untuk membahas tuntutan.
Namun, hingga tengah hari, tidak ada perwakilan dari PT IWIP yang hadir. Akhirnya memicu kemarahan warga.
“Kami sudah menunggu janji mereka, tapi tidak ada yang datang. Ini membuat kami tidak punya pilihan lain selain melakukan aksi pemboikotan,” ujar salah satu perwakilan warga yang juga masa aksi.
Tuntutan utama warga mencakup normalisasi Sungai Kobe, perbaikan jalan, pembuatan tanggul, penyelesaian pembayaran lahan untuk proyek normalisasi, penyediaan air bersih, perbaikan fasilitas sekolah, pemberian pekerjaan layak, dan pembangunan rumah sakit di Lukulamo.
“Ini adalah bentuk protes atas janji yang tidak ditepati. Kami merasa diabaikan,” katanya.
Dia menegaskan pentingnya solidaritas dari seluruh gerakan rakyat untuk mendukung perjuangan mereka. Bahkan, konsolidasi terus dilakukan untuk mengawal semua tuntutan rakyat Lukulamo yang dijanjikan Pemda Halmahera Tengah dan PT IWIP.
“Kami berencana melanjutkan aksi yang lebih besar hingga tuntutan dipenuhi,” pungkasnya.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada tanggapan resmi dari PT IWIP atau Pemda Halmahera Tengah terkait insiden tersebut.(TS-10)