titaStory.id, Ambon – Sejumlah kritikan yang dialamatkan ke Penjabat Walikota Ambon, Bodewin Wattimena yang di publish pada salah satu media lokal di Kota Ambon, diduga kuat merupakan bentuk pembunuhan karakter. Ironisnya kritikan tajam dalam kapasitas Wattimena sebagai pejabat publik ini pun seolah dikaitkan dengan langkah politiknya.
Pemerhati sosial, Jeffry Leiwakabessy kepada titastory.id, Kamis (11/5/2023), mengatakan kritikan yang dilayangkan untuk tujuan penataan Kota Ambon adalah hal yang dipandang baik. Namun alangkah lebih baik jika kritikan itu disesuaikan dengan data sehingga bisa jadi data pengimbang apa kekurangan dan apa kelebihan pemerintah.
“Kritikan itu baik, namun lebih baik jika kritikan dengan data, sehingga ada perimbangan untuk dilakukan pembenahan, sehingga tidak pantas hal – hal yang berkaitan dengan tugas birokrasi di kaitan kaitkan dengan kepentingan politik,” tegasnya.
Dijelaskan tudingan mendahului, bahwa Penjabat Walikota dalam upaya penataan kota ada punya hasrat politik adalah hal yang keliru. Karena yang dilakukan Penjabat Walikota adalah tugas -tugas birokrasi dalam kapasitas sebagai Aparat Sipil Negara, bukan tugas sebagai pejabat politik. Dimana dalam melaksanakan tugas – tugas pemerintahan ada aturan main yang mengikat, termasuk koordinasi dan komunikasi juga ada kaidahnya.
Dalam kaitan dengan itu, Leiwakabessy pun menerangkan sejumlah masalah yang ada di Kota Ambon, yang menurut pandangan masyarakat belum terselesaikan tidak serta merta di bebankan ke Pemerintah Kota, tetapi perlu dukungan semua pihak.
“Masalah sampah misalnya, apakah semua harus dilakukan oleh Pemerintah Kota?, masalah Pasar apa kah semua itu harus dilakukan oleh pemerintah kota juga?, ungkapnya seraya bertanya.
Terangnya, dalam internal Pemerintah Kota Ambon, ada yang namanya kerja kolektif, bahwa apa yang menjadi aspirasi masyarakat sudah ada badan atau OPD selaku pelaksana teknis yang bekerja, sehingga posisi penjabat adalah melegitimasinya sesuai aturan dan kewenangan.
” Penjabat adalah orang yang dipercayakan, dan jika habis masanya akan kembali, nah sebagai pejabat Pemerintah Kota Ambon organik mestilah lebih energik,” terangnya.
Untuk itu, akademisi Universitas Pattimura Ambon ini pun juga menegaskan langkah dalam mengembangkan tugas – tugas birokrasi yang sementara di jalankan Bodewin Wattimena tidak bisa dinilai sebagai langkah politik di tahun 2024.
” Pertanyaan logisnya, apakah Penjabat sudah menyatakan untuk maju dalam agenda politik tahun 2024?, jangan condong mendahului.” tegas Leiwakabessy juga.
Dirinya menerangkan, adalah hal yang mesti dicermati secara baik, baik masalah sampah dan Pasar Mardika yang kemudian dijadikan gunjingan untuk menodai kepemimpinan Wattimena, yang tanpa disadari sebagai warga kota juga belum sadar. Apalagi ini masalah lama yang tidak ada solusinya.
” Soal sampah adalah masalah bersama, pemerintah kota sudah melakukan tugas untuk memberikan edukasi dalam hak penanganan sampah mandiri, soal Pasar Mardika sudah ada kebijakan dan pembatasan tetapi tetap saja dilanggar oleh pedagang yang tidak sadar.” tegasnya.
Untuk itu dirinya meminta agar kinerja Pemerintah Kota Ambon juga harus ditopang, karena ada sejumlah prestasi yang telah diukir, di mana Pemerintah Kota Ambon masuk dalam salah satu Kota terbaik di Maluku dalam hal laporan LPJ Triwulan Tiga Tahun 2023, dan di Akui Inspektur Jenderal Khusus (Irjensus) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Republik Indonesia.
Tidak hanya itu, pengelolaan operasional BPJS terbaik di Maluku pun mendapat apresiasi dan sejumlah prestasi lain yang tidak sadar pun sebagai warga kota pun ikut menikmati, dengan prestasi inovasi pengembangan pemerintah dan pembangunan kota terbaik dari 11 Kabupaten Kota di Maluku.
” Prinsipnya harus ada timbal balik yang baik, kritik itu baik, tetapi data pembanding juga itu lebih baik,” tegasnya lagi.
Mengutip apa yang disampaikan, Weber dalam teori birokrasi, “bahwa keberhasilan birokrasi ditentukan secara kolektif oleh para birokrat dalam membangun kelompok kerja yang solid yang berhasil dan berdaya guna untuk birokrasi itu sendiri dan masyarakat. (TS-02)
Discussion about this post