Petani Seram Utara Menjerit, Harga Gabah Jauh di Bawah Standar Pemerintah

01/02/2025
Salah satu petani saat menjemur padinya di pinggiran jalan lintas Seram Kecamatan Seram Utara Timur Seti Kabupaten Maluku Tengah Jumat (31/1/2025). Foto: titastory/Sahdan

titastory, Seram Utara – Petani di Kecamatan Seram Utara Timur Kobi, Kabupaten Maluku Tengah, mengeluhkan harga beli gabah yang masih jauh di bawah harga yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Meskipun Harga Pembelian Pemerintah (HPP) menetapkan harga Rp6.500 per kilogram untuk Gabah Kering Panen (GKP) di tingkat petani, kenyataannya mereka masih menjual gabah dengan harga hanya Rp5.000 hingga Rp5.500 per kilogram kepada tengkulak.

Solihin, seorang petani dari Desa Morokai, menyebut bahwa kondisi ini membuat petani sulit mendapatkan keuntungan yang layak. “Masih banyak yang jual dengan harga Rp5.000-Rp5.500 per kilogram untuk GKP, sedangkan Gabah Kering Giling (GKG) dijual Rp6.500-Rp7.000 per kilogram,” katanya.

Hal senada disampaikan Yasin, petani asal Desa Waiasih. Menurutnya, para petani di daerahnya masih lebih sering menjual hasil panen ke tengkulak daripada langsung ke Bulog. “Kalau kami tidak jual ke Bulog, ya ke tengkulak, dengan harga GKG sekitar Rp6.700-Rp7.000 per kilogram,” ungkapnya.

Namun, Yasin mengaku belum pernah menerima informasi mengenai upaya Bulog Kobi untuk langsung menyerap gabah dari petani.

“Sejauh ini kami belum pernah diajak pertemuan atau didatangi langsung oleh pihak Bulog. Mungkin mereka hanya berhubungan dengan tengkulak,” tambahnya.

Salah satu petani saat menjemur padinya di pinggiran jalan lintas Seram Kecamatan Seram Utara Timur Seti Kabupaten Maluku Tengah Jumat (31/1/2025). Foto: titastory/Sahdan

Di sisi lain, Samuri, seorang pengusaha pengolahan beras di Kecamatan Kobi, mengakui bahwa harga beli gabah dari petani memang bervariasi tergantung kualitas.

“Saya beli dari petani dengan harga Rp5.000 per kilogram untuk GKP, ada juga yang saya ambil Rp4.800 per kilogram, tergantung kualitas,” katanya saat ditemui di pabriknya di Desa Samal.

Samuri juga mengungkapkan bahwa ia bekerja sama dengan Bulog, di mana gabah yang dibelinya dari petani diolah menjadi beras dan dijual ke Bulog dengan harga Rp12.000 per kilogram.

Ketika dikonfirmasi mengenai harga gabah yang masih rendah, Akbar Rafsanjani Laisuow, Kepala Gudang Bulog Kobi, mengaku tidak mengetahui hal tersebut.

“Terkait itu, saya tidak tahu. Posisi saya di sini hanya menyerap gabah dan beras sesuai HPP yang telah ditentukan,” ujarnya melalui pesan WhatsApp dengan dialek Ambon yang khas.

Ia menambahkan bahwa dalam waktu dekat, Bulog berencana mengadakan pertemuan guna membahas persoalan ini. “Mungkin dalam waktu dekat kami akan mengadakan pertemuan soal ini,” sebutnya.

Sesuai SK Kepala Badan Pangan Nasional Nomor 2 Tahun 2025, harga gabah yang ditetapkan pemerintah adalah sebagai berikut:

  • GKP di tingkat petani: Rp6.500 per kg (kadar air maksimal 25%, kadar hampa maksimal 10%)
  • GKG di penggilingan: Rp8.000 per kg (kadar air maksimal 14%, kadar hampa maksimal 3%)
  • GKG di gudang Bulog: Rp8.200 per kg (kadar air maksimal 14%, kadar hampa maksimal 3%)

Dengan adanya disparitas harga yang masih jauh dari standar pemerintah, petani di Seram Utara Timur Kobi berharap ada pengawasan yang lebih ketat serta kepastian bahwa Bulog benar-benar menyerap gabah dari petani secara langsung. Tanpa kepastian tersebut, petani tetap bergantung pada tengkulak yang memainkan harga, sementara keuntungan terbesar justru jatuh ke tangan perantara.

Penulis: Sadhan Fabanyo
Editor : Christ Belseran
error: Content is protected !!