TITASTORY.ID, – Fenly Likumahuwa (22) harus menahan sakit pada bagian telinga yang terus mengeluarkan darah. Fenly yang juga adalah Kader Partai Hanura Kota Ambon sekaligus adalah Anggota Brigade DPD Hanura Maluku itu dihajar hingga babak belur saat menghadiri acara pergantian tahun di Kediaman Rumah Dinas (Rumdis) Wakil Gubernur Maluku, Barnabas Orno di kawasan Karang Panjang, Kecamatan Sirimau Kota Ambon, Minggu (1/1/2023).
Akibat dari aksi fisik tersebut Fenly mengalami rasa sakit karena luka memar di sekujur tubuhnya, bahkan yang terparah adalah pada bagian telinga yang sempat mengeluarkan darah. Pemuda yang merupakan Warga Desa Poka Kecamatan Teluk Ambon itu pun sempat mendapat perawatan medis di RS Bhayangkara Tantui Ambon.
Kepada wartawan, Fenly menuturkan penganiyaan terjadi saat dirinya sudah berada di kediaman (Rumdis-red) Wakil Gubernur Maluku. Tibanya Fenly di Rumdis orang nomor 2 di Maluku karena diajak oleh Aprilia yang adalah rekannnya.
Dijelaskan, dugaan kekerasan fisik ini karena pria yang adalah pelaku kekerasan pada dirinya ini cemburu karena dia datang bersama Aprilia, yang awalnya juga diajak orang lain, yang diduga merupakan pelaku dari kekerasan tersebut.
“Mungkin pelaku ini tidak senang atau cemburu karena saya datang dengan Aprilia, apa lagi saya yang diajak Aprilia,” ungkapnya menduga.
Fenly pun menduga pelakunya adalah oknum Satpol PP yang bertugas di Rumdis Wakil Gubernur Maluku.
“Sampai di sana, orang yang ada di kediaman sudah pada mabuk, mungkin hanya beta (saya) yang masih stabil. Beta juga sempat ditawari untuk sama-sama cicipi minuman keras oleh salah satu OTK, tidak diketahui namanya,” ungkap korban yang masih di rawat di rumah sakit, Selasa (3/1).
Diungkapkan, kebersamaan merayakan malam tahun baru itu awalnya berjalan dengan baik. Akan tetapi, ketika korban hendak pulang sekitar pukul 05.00 pagi, tiba-tiba ada yang memukulnya dari belakang dan mengenai area bagian telinga kiri.
“Tanpa sebab dan tak tahu apa-apa, tiba-tiba pukulan masuk. Beta tidak tahu alasannya apa, tapi beta yakin mereka lakukan begitu karena oknum ini tidak senang beta pulang sama-sama dengan Aprilia,” beber korban dalam dialek melayu.
Ditegaskan, demi untuk mencegah kejadian yang lebih buruk, Kader Partai Hanura ini pun memilih untuk melarikan diri dan meminta pertolongan ke Satpol PP yang sedang berjaga di pos kediaman. Namun anggota Satpol PP yang berjaga di kawasan Rumdis itu tidak merespons alias tidak ingin membantu.
” Beta sudah minta bantuan dari anggota Satpol PP yang berjaga di Rumdis Wagub namun tak ada yang membantu. Untung Beta dibantu oleh kerabat Pak Wagub, atas nama Noce yang kebetulan dia kenal sama orang tua dari Noce.
Dilanjutkan, pertolongan kerabat Wagub ini karena Fenly menyebutkan nama dari orang tuanya.
“Saat beta sebut beta papa punya nama, barulah ada satu orang Satpol PP yang kenal lalu amankan beta. Antua nama kaka Noce, dia yang bantu selamatkan beta lalu meminta rekannya, Nando untuk antar beta pulang ke rumah,” terangnya.
Menurutnya, Nando ini juga menyaksikan saat dirinya dihajar sekelompok orang yang diduga merupakan keluarga dekat Wagub. Akan tetapi, ketika ditanyai keluarga korban terkait para pelaku yang sudah melakukan tindakan tak terpuji itu, Nando mengaku saat itu ia sementara tidur dan tidak tahu kejadian sebenarnya.
“Setelah keluarga cari tahu, ternyata mereka semua di situ bukan hanya teman tapi mereka semua saudara,” ceritanya.
Korban mengaku tidak mengenali pasti identitas pelaku. Namun dirinya ingat wajahnya dan meyakini terduga pelaku lebih dari satu orang dan merupakan keluarga dekat Wagub.
“Yang memukul itu namanya beta tidak tahu, tapi wajahnya beta ingat dan pasti dia itu saudara sepupu anaknya pak Wagub. Yang pukul juga lebih dari satu orang mungkin karena keluarga jadi ikut-ikutan,” tuturnya.
Sebagai tindak lanjut, keluarga korban sudah melaporkan kejadian memilukan ini ke SPKT Polresta Pulau Ambon dan Pp Lease 1 Januari 2023 lalu.
“Sampai di rumah, beta sampaikan langsung ke keluarga, dan saat itu juga keluarga langsung lapor ke Polresta Pulau Ambon. Hasil Visum juga sudah dibawa ke sana,” beber korban.
“Beta dipukul di bagian kepala, badan, serta di bagian telinga. Yang mana menyebabkan memar, bengkak dan mengeluarkan darah,” akuinya.
Merespons kejadian ini, Komandan Brigade DPD Hanura Maluku, Hasan Ilihelu mengaku sangat menyesali tindakan anarkis yang dialami rekan separtainya itu.
“Korban adalah salah satu Anggota Brigade Maluku sekaligus pengurus DPD Hanura Kota Ambon. Karena itu sangat disayangkan, dan kami dari partai akan ambil langkah-langkah supaya masalah ini bisa diselesaikan,” cetusnya.
Mengingat korban yang saat ini masih terbaring di RS Bhayangkara, dirinya tegaskan upaya atau langkah-langkah yang diambil adalah menempuh jalur hukum, sebab kelihatan tidak ada itikad baik dari keluarga Wagub untuk selesaikan atau minimal jenguk korban. (TS-02)
Discussion about this post