Peringatan HUT RI ke-80 Diwarnai Aksi Protes dan Pengibaran Bendera RMS di Jerman, Belanda, hingga Maluku

17/08/2025
Keterangan gambar : Bagian Atas Aksi Protes dan Pengibaran Bendera RMS Di depan Kedutaan Besar RI di Wassenaar, Belanda, Kiri Bawah: Aksi Protes dan Pengibaran Bendera RMS Di depan Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI). Aksi itu bertepatan dengan persiapan upacara HUT RI ke-80 pada Sabtu, 16 Agustus 2025, Kanan Bawah: bendera RMS juga berkibar di Negeri Aboru, Pulau Haruku, Maluku Tengah, Minggu, 17 Agustus 2025. Foto dari berbagai sumber dan diedit oleh redaksi titastory.id

titastory, Jakarta – Peringatan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia ke-80 tidak hanya berlangsung meriah dengan upacara dan bendera Merah Putih. Di sejumlah tempat, perayaan justru diwarnai aksi protes dan pengibaran bendera Republik Maluku Selatan (RMS).

Sehari sebelum upacara HUT RI, Sabtu, 16 Agustus 2025, sejumlah diaspora Maluku di Hamburg, Jerman, mengibarkan bendera RMS di depan Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI). Aksi itu bertepatan dengan persiapan upacara HUT RI ke-80.

Dalam video yang diunggah akun Instagram @sakamesemaluku, para demonstran membawa bendera RMS dan membentangkan spanduk bertuliskan:

“17 Agustus Hanya Satu Impian, RMS Pasti Merdeka” serta “Indonesia Satu Negara Tapi Bukan Satu Bangsa.” Mereka juga meneriakkan yel-yel “Indonesia teroris” dan “Viva RMS.”

Para pengunjuk rasa menuding pemerintah Indonesia melakukan pelanggaran HAM di Maluku serta merampas hasil kekayaan alam berupa emas, nikel, minyak bumi, kayu, dan ikan untuk memperkaya pusat di Jakarta.

“Indonesia tidak punya apa-apa, semua dari Maluku dirampok,” demikian orasi salah seorang demonstran.

Aksi Diaspora Maluku di Depan Kantor Konsulat Indonesia di German, Foto: Tangkapan layar dari akun Instagram @sakamesemaluku.

Suasana sempat memanas karena aksi protes berhadapan dengan kelompok warga Indonesia yang juga berada di depan KJRI Hamburg. Mereka membentangkan bendera Merah Putih dan menyanyikan lagu kebangsaan. Adu teriak tak terhindarkan, namun tidak sampai menimbulkan kericuhan. Aparat Jerman berjaga di lokasi, sementara pihak KJRI belum memberi keterangan resmi.

Aksi di Belanda

Keesokan harinya, 17 Agustus 2025, protes serupa terjadi di depan Kedutaan Besar RI di Wassenaar, Belanda. Puluhan masyarakat keturunan Maluku membawa bendera RMS dan spanduk bertuliskan “Parlente Bubarkan NKRI” serta seruan menjaga tanah adat dan laut sebagai identitas bangsa Maluku.

 “Jaga Hak Masyarakat Punya Tanah Adat Maluku, Jaga Laut Identitas Bangsa Maluku, Jaga Maluku, Ale deng Beta yang tentukan masa depan Maluku, Tanah Adat Milik Maluku bukan Indonesia”. Demikian tuntutan yang ditulis para pendemo di spanduk.

Keterangan gambar : Bagian Atas Aksi Protes dan Pengibaran Bendera RMS Di depan Kedutaan Besar RI di Wassenaar, Belanda. Foto: Istimewa

Menariknya, selain bendera RMS, tampak juga bendera Bintang Kejora—simbol perlawanan Papua—dikibarkan. Massa menuntut Indonesia menghentikan “penjajahan” di Maluku, Papua, dan Aceh. Polisi Belanda mengawal aksi hingga usai upacara HUT RI di kedutaan.

 

Bendera RMS di Maluku

Tak hanya di Eropa, bendera RMS juga berkibar di Negeri Aboru, Pulau Haruku, Maluku Tengah, Minggu, 17 Agustus 2025. Video yang diunggah ke Facebook oleh akun @Gerakan_Muda_Aboru memperlihatkan sejumlah bendera bennag raja dikibarkan di dalam perkampungan Negeri Aboru.

Keterangan gambar: Salah satu bendera dari Kelompok Republik Maluku Selatan (RMS) terlihat berkibar di salah satu pohon di Negeri Aboru, Pulau Haruku. Bendera tersebut dikibarkan bertepatan dengan HUT RI ke-80. Foto: Istimewa

Dalam unggahannya, pemilik akun menyebut 17 Agustus sebagai hari “berkabung” bagi sebagian masyarakat Maluku, mengingat sejarah kekerasan terhadap mereka yang dianggap pro-Belanda pada 1945. Postingan tersebut viral dengan ribuan tayangan dan ratusan komentar.

“Generasi kami memikul tanggungjawab untuk memastikan cita-cita RMS terus hidup. Selagi bendera kami berkibar, harapan dan keyakinan kami tetap teguh. Kebebasan untuk Maluku Selatan adalah dan akan tetap menjadi tujuan kami.” Tulis akun @Gerakan_Muda_Aboru di laman facebooknya.

Keterangan gambar: Sejumlah Bendera RMS Dikibarkan di Negeri Aboru, Kecamatan Pulau Haruku, Kabupaten Maluku Tengah. Foto: akun @Gerakan_Muda_Aboru

Simbol Perlawanan

Bagi diaspora Maluku dan simpatisan RMS, pengibaran bendera di Hamburg, Belanda, hingga Maluku bukan sekadar simbol, tetapi bentuk konsolidasi politik untuk mengingatkan dunia internasional pada isu lama yang tak kunjung selesai.

Di Indonesia sendiri, RMS dianggap organisasi separatis. Pengibaran bendera RMS di tanah air kerap berujung pada jerat hukum dengan pasal makar. Namun di negara-negara Eropa yang menjunjung kebebasan berpendapat, simbol RMS bebas dikibarkan.

Hingga berita ini diturunkan, pihak KJRI Hamburg maupun Kementerian Luar Negeri RI belum memberi tanggapan atas aksi protes yang mewarnai peringatan HUT RI ke-80.

error: Content is protected !!