titastory. Id, ternate – Semarak kegembiraan perayaan HUT RI ke-79 tidak dirasakan sepenuhnya oleh sejumlah petani cengkih di Kota Ternate, Provinsi Maluku Utara (Malut).
Di hari kemerdekaan ini mereka resah, karena turunnya harga cengkih yang berpengaruh pada minimnya pendapatan petani.
Menariknya, ditengah melonjaknya harga sejumlah bahan pokok, namun sebaliknya petani cengkih harus menjerit karena harga cengkih yang turun cukup drastis.
Harif Abu (52) petani cengkih asal Kelurahan Maliaro, Kota Ternate mengungkapkan kekesalan, karena harga jual cengkih jauh dari harapan. Dia menerangkan harga jual tidak sebanding dengan biaya panen. Dirinya harus menyewa tenaga tambahan untuk memetik cengkih miliknya.
“Seharusnya kami bahagia karena ada di suasana HUT RI ke – 79, namun kami kesal sebab hasil panen cengkih kami tidak punya harga, “ ucapnya.
Menurutnya, pemerintah mestinya peduli dengan kesejahteraan petani, dan harus mengambil kebijakan untuk menemukan solusi terhadap harga cengkih.
Diakuinya, akibat harga anjlok, cengkih yang seharusnya di jual untuk memenuhi kebutuhan harus disimpan, menunggu hingga harga jual stabil dan dirasa pantas.
” Beberapa kali kami mencoba untuk menjual ke pembeli namun harganya kurang pas, yaitu Rp75 ribu per kilo,” katanya saat ditemui titastory, jumat, (16/08/2024)
Dia menerangkan risiko untung dan rugi akan dihadapi karena proses panen buah cengkih satu pohon butuh 3 sampai 5 hari. Termasuk harus membayar jasa sewa.
Jika tidak disewa, sudah pasti cengkih milik kami akan rusak, “ ucapnya.
Diperhadapkan dengan kondisi hujan juga berdampak pada proses pengeringan.
“Hujan terus, kami harus sabar dalam proses pengeringan, sehingga kami sementara memikirkan solusi lain yaitu dengan cara diasap, karena ini juga berkaitan dengan usia matang buah cengkih yang telah dipetik dan dipisahkan dari tangkainya.
Harus di asap dua kali agar minyak cengkihnya kering dan kemudian di kering di bawa dengan sinar matahari, itu pun kalau cuaca panas. “ jelasnya.
Dia mengakui sudah panen 7 pohon cengkih yang tu dilakukan selama 3 bulan. Alternatif untuk mengeringkan dengan cara diasap.
“Kami berharap pemerintah berbaik hati, bisa mengintervensi harga jual cengkih. Sebab cengkih dimasa panen ini menjadi harapan untuk memenuhi kebutuhan hari hari, apa lagi dimasa tahun ajaran baru anak anaknya yang naik kelas dan pindah sekolah,” pungkasnya. (TS-10)
Discussion about this post