titastory.id, Ambon – Sagu merupakan pangan lokal, sumber karbohidrat yang menjadi makanan pokok bagi masyarakat di beberapa daerah di kawasan Indonesia Timur. Salah satunya di Provinsi Maluku, yang merupakan bagian dari budaya dan tradisi lokal.
Dari 1.240 desa/negeri di Maluku, Pemerintah Kota Ambon mengembangkan Rutong sebagai kawasan ketahanan pangan dan ekowisata. Luas hutan sagu di Rutong mencapai 22 hektar, dan menjadi negeri dengan luasan hutan sagu terbesar di Ibukota Provinsi Maluku.
Potensi hutan sagu di negeri yang memiliki luas 5 kilometer persegi ini membuat banyak wisatawan yang datang berkunjung untuk mempelajari lebih dalam tentang pengelolaan sagu. Seperti yang dilakukan Pertamina Patra Niaga Regional Papua Maluku, yang memberikan pembelajaran pengenalan sagu sebagai pangan lokal kepada anak usia dini.
Melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) Aviation Fuel Terminal (AFT) Pattimura, Pertamina melakukan Sekolah Lapangan Pengenalan Pangan Lokal Sagu bersama murid-murid PAUD Sadar Lingkungan (PAUD Darling), termasuk orang tua dan para guru.
Rangkaian kegiatan yang dilaksanakan terdiri dari jalan santai mengelilingi hutan sagu, pengenalan sagu sebagai identitas masyarakat Maluku, pembuatan sagu dari pohon secara tradisional dan pengolahan sagu menjagi aneka makanan yang sehat dan bergizi.
“Sagu merupakan pangan khas masyarakat Maluku yang dikonsumsi sehari-hari. Pentingnya mengenalkan sagu kepada anak-anak murid PAUD Darling sebagai sarana edukasi sejak dini,”ujar Ahmad Hidayat selaku AFT Manager Pattimura, Senin (27/01/2025).
Hidayat mengatakan, saat ini marak bahan makanan dan jajanan ultra-process food yang belum tentu baik untuk kesehatan anak-anak. Disamping dikenal sebagai identitas masyarakat Maluku, sagu dapat di olah menjadi berbagai jenis menu yang anak-anak sukai, sehat dan bergizi.
Di tempat terpisah, Edi Mangun selaku Pjs. Area Manager Comm, Rel & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Papua Maluku mengungkapakan, kegiatan Sekolah Lapangan sebagai sebuah sarana edukasi untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat lokal terkait pemanfaatan bahan pangan lokal.
Program CSR ini kata Edi Mangun, sejalan dengan tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals pada poin empat, yaitu, kualitas pendidikan yang bertujuan untuk peningkatan pendidikan bagi masyarakat Indonesia, dan menjamin bahwa semua orang mendapatkan kesempatan belajar seumur hidup.
“Ya, kepada adik-adik di PAUD Darling, kami melaksanakan program CSR dalam bentuk Sekolah Lapangan ini bertujuan untuk memberdayakan dan berbagi ilmu pengetahuan kepada masyarakat terutama yang masih anak-anak, betapa pentingnya memanfaatkan pangan lokal yakni sagu,”ucapnya.
Selain kegiatan tersebut, PAUD Darling juga telah melaksanakan pemanfaatan sampah plastik dalam aktifitas belajar dan mengajarnya dengan sistem SPP berbayar sampah, yang bertujuan membantu orang tua dari segi ekonomi.
“Kegiatan ini mengajarkan anak-anak usia dini untuk pentingnya menjaga lingkungan, dengan harapan mempermudah akses pendidikan bagi generasi selanjutnya melalui program CSR AFT Pattimura,”tutupnya
Penulis : Christian.R Editor. : Martha Dianti