Pencarian Pendaki Hilang di Gunung Binaiya Dilanjutkan Tanpa Basarnas dan BTN Manusela

13/05/2025
Rapat pelepasan dan penyerahan logistik di Balai Negeri Piliana, tindak lanjut rencana pencarian tahap II, Senin, 12 Mei 2025. Foto: Ist

titastory, Seram Selatan –  Upaya pencarian Firdaus Ahmad Fauzi, pendaki asal Bogor yang hilang di Gunung Binaiya sejak dua pekan lalu, kembali dilanjutkan oleh para sukarelawan dan masyarakat lokal tanpa kehadiran personel dari Basarnas maupun Balai Taman Nasional (BTN) Manusela.

Firdaus, 27 tahun, dilaporkan menghilang usai turun dari Pos V Nasapeha menuju Puncak Bintang. Sejak saat itu, pencarian sempat dilakukan dalam operasi gabungan, namun belum membuahkan hasil hingga akhirnya tim resmi menghentikan sementara pencarian tahap pertama.

Hari ini, Selasa, 13 Mei 2025, pencarian kembali digelar atas inisiatif relawan dan warga sekitar. “Hari ini hanya satu tim SRU 1 yang berangkat ke Nasapeha, Basarnas dan Balai seng ada, mereka tidak ikut serta,” ujar Iben Ilelapotoa, porter dan pemandu lokal asal Desa Piliana, saat dikonfirmasi.

Tim Sukarelawan Bergerak Mandiri

Koordinator tim pencarian, Nasir Rumra, menyampaikan bahwa para relawan dan warga telah membentuk empat unit pencarian yang menyasar beberapa titik rawan di kawasan Pegunungan Binaiya, Kabupaten Maluku Tengah.

Unit pertama ditugaskan memulai pencarian dari Pos V Nasapeha dan membuka operasi dengan ritual adat. Unit kedua akan ditempatkan di Pos IV Isilali. Sementara itu, tim ketiga menyisir kawasan sekitar Pos I Yamitala, dan tim keempat ditugaskan menyusuri aliran Kali Yahe—salah satu titik medan ekstrem yang dinilai berpotensi menjadi lokasi keberadaan korban.

“Rute ditentukan berdasarkan hasil evaluasi pencarian sebelumnya dan analisis medan,” ujar Iben.

Para relawan yang terlibat berasal dari berbagai komunitas pecinta alam di Kota Ambon, Masohi, dan sekitarnya. Mereka telah tiba di Desa Piliana sebagai posko induk dan akan memulai pencarian secara simultan mulai Rabu, 14 Mei 2025.

Suasana ritual adat bersama yang digelar tetua adat Negeri Pilaiana dan Raja Negeri Pialiana. Turut hadir Ketua Latupati Tehoru Bernard Lilihata dan Wakil Bupati Maluku Tengah, Mario Lawalata (jaket biru) di rumah adat Negeri Piliana, Senin, 12 Mei 2025. Foto: Ist

Mereka membawa perlengkapan vertical rescue, tandu evakuasi, kotak P3K, peta operasi SAR, serta perlengkapan standar pendakian lainnya.

Meskipun pencarian dilakukan tanpa melibatkan lembaga resmi, Pemerintah Kabupaten Maluku Tengah memberikan dukungan penuh terhadap operasi pencarian tahap kedua ini. Dukungan diwujudkan dalam bentuk logistik, obat-obatan, dan perlengkapan lainnya yang disalurkan langsung ke posko induk di Desa Piliana.

Raja Piliana turut hadir dalam pelepasan tim pencarian dan menyerahkan logistik bantuan kepada para relawan.

Kepala Balai Taman Nasional Manusela, Deny Rahadi, saat dikonfirmasi menyebutkan bahwa anggotanya belum bisa ikut serta karena sedang menjalani masa pemulihan fisik pasca operasi pencarian sebelumnya.

“Kami masih dalam masa pemulihan. Namun kami tetap memantau dan mendukung langkah para relawan,” ujarnya. Meski demikian dirinya berjanji akan turun ke lapangan dan melakukan koordinasi dengan masyarakat Desa Piliana. “Dalam waktu dekat Insa Allah akan bergabung di Piliana,” Tambahnya.

Sementara itu, pihak Basarnas hingga berita ini diturunkan belum memberikan keterangan resmi terkait absennya tim dalam pencarian terbaru ini.

Seorang sukarelawan sedang salat di Kali Yahe saat pencarian pendaki yang hilang di Gunung Binaiya. Sumber: akun Facebook: @Semy Marssy.

Dua Pekan Hilang, Belum Ada Titik Terang

Firdaus Ahmad Fauzi memulai pendakiannya dari jalur resmi di Desa Piliana dan terakhir terlihat oleh pendaki lain saat berada di sekitar Pos V. Informasi menyebutkan bahwa ia sempat berpamitan melanjutkan perjalanan menuju Puncak Binaiya seorang diri. Sejak saat itu, ia tidak lagi kembali ke pos.

Firdaus Ahmad Fauzi (27), pendaki yang dilaporkan hilang di Gunung Binaiya | Istimewa

Pencarian tahap pertama yang melibatkan Basarnas, TNI/Polri, dan petugas BTN Manusela dilakukan selama beberapa hari namun terhenti karena keterbatasan medan dan fisik tim. Belum ditemukan jejak maupun barang-barang milik korban hingga saat ini.

Dengan dilanjutkannya pencarian oleh para relawan, masyarakat berharap ada titik terang soal keberadaan Firdaus. Gunung Binaiya, yang merupakan titik tertinggi di Maluku, memiliki jalur ekstrem dan cuaca yang tidak menentu, menjadikannya tantangan besar bagi tim pencari.

Reporter: Sofyan Hattapayo
Editor  : Christ Belseran
error: Content is protected !!