titastory.id, kep. aru – Sejumlah pemuda yang tergabung dalam gerakan “Save Aru” melakukan aksi pembentangan spanduk dan bendera raksasa sebagai bentuk deklarasi komitmen terhadap rencana investasi yang dinilai akan merusak lingkungan. Aksi ini dilakukan pada peringatan Sumpah Pemuda, Sabtu (26/10/2024) lalu.
David Faturey, salah satu pemuda Kepulauan Aru dalam aksi ini menyatakan bahwa aksi tersebut merupakan simbol komitmen pemuda dan masyarakat untuk menjaga lingkungan. “Hari ini, aksi yang kami lakukan adalah bentuk komitmen dari pemuda dan pemudi bersama masyarakat sebab kepulauan saat ini sedang terancam investasi yang pasti dampaknya akan merusak,” ujar David.
David menambahkan bahwa dalam konteks peringatan Sumpah Pemuda tahun ini, komitmen menjaga lingkungan harus dilakukan segera sebelum terlambat, mengingat kondisi Kepulauan Aru yang terancam. Ia menekankan pentingnya seruan kepada setiap individu yang hidup dari hasil alam Kepulauan Aru untuk menjaga wilayah tersebut dari eksploitasi.
Saat ini menurutnya, Kepulauan Aru menghadapi ancaman serius dengan adanya rencana investasi pemungutan hasil hutan di Pulau Wokam dan Pulau Woham. Luasan sekitar 54.560 hektar akan menjadi lahan konsesi yang dikuasai oleh PT. Wana Sejahtera Abadi.
“Ini merupakan ancaman serius jika tidak segera ditolak, sebab akan ada masyarakat yang kehilangan ruang hidupnya,” kata David.
Hadir dalam aksi tersebut, Rocky Mantayborbir, seorang pengajar hukum adat di PSDKU Unpati Aru, menyatakan apresiasinya terhadap komitmen pemuda dan masyarakat. Ia menegaskan bahwa keberadaan masyarakat adat sering kali terhalang oleh kebijakan pemerintah. “Jika setiap orang merasa dirinya sebagai masyarakat adat tetapi tidak mau ikut menyelamatkan wilayahnya, maka jangan salahkan siapa-siapa ketika sudah dikuasai,” tegas Rocky.
Rocky juga menyoroti potensi keanekaragaman hayati masyarakat adat Aru yang sangat tinggi, yang menjadi incaran para investor. “Jika investasinya baik, silakan diterima, tetapi jika meninggalkan kerusakan, kita semua harus melawan,” tambahnya.
Simon Kamsy, seorang aktivis lingkungan yang turut hadir dalam aksi ini, menegaskan bahwa pemuda harus segera mengambil sikap dalam mengawal kebijakan terkait pengelolaan lingkungan hidup. “Pengalaman menunjukkan banyak tantangan dalam membela hak-hak masyarakat adat, tetapi komitmen sebagai penjaga lingkungan harus dipegang teguh,” katanya.
Simon menjelaskan pentingnya menjaga warisan alam. “Akan sangat naïf jika kita hanya mau menikmati tetapi tidak mau melindungi alam yang memberi kita kehidupan,” ujarnya.
Agung Setyawan dari Forest Watch Indonesia menekankan bahwa ancaman terhadap wilayah pulau-pulau kecil seperti Kepulauan Aru sudah sangat nyata. Dengan gerakan menjaga lingkungan, diharapkan dapat mengurangi dampak kerusakan yang semakin parah. Ia juga menjelaskan bahwa Kepulauan Aru akan terancam jika tidak ada aksi untuk mengawal kebijakan terkait lingkungan, yang saat ini banyak menimbulkan kerusakan. (TS-05)
Discussion about this post