titastory.id, ambon – Ribuan Anakan mangrove ditanam di pesisir pantai Desa Waiheru, Kecamatan Baguala, sabtu (29/06/2024). Aksi tanam mangrove ini digelar oleh PT Midi Utama Indonesia (Afamidi). Aksi ini serentak di lakukan se-Indonesia. Jumlah anakan mangrove yang ditanam se-nasional berjumlah 17.000 anakan, sedangkan di Kota Ambon berjumlah 2.500 anakan.
Aksi peduli lingkungan ini juga melibatkan komunitas penciNta alam, yang oleh pihak Alfamidi adalah bentuk dan komitmen terhadap program Corporate Social Responsibility (CSR) sekaligus memberikan dampak sosial lingkungan bagi ekosistem wilayah pesisir Kota Ambon.
Penanaman Mangrove ini didukung oleh Badan Pengelola Daerah Aliran Sungai (Bapedas), TNI Angkatan Laut dan Karang Taruna Desa Waiheru. Selain itu melibatkan berbagai komunitas pecinta alam seperti The Mulung, Anak Pesisir, Trash Hero, Lestari, PMKM.
“Alfamidi ingin berkolaborasi dengan semua stakeholder atau komunitas lingkungan sebagai wujud kepedulian dan tanggung jawab sosial sebagai perusahaan yang berada di Ambon. Dan keterlibatan dua puluh komunitas pecinta alam diharapkan dapat memberikan efek positif pada peningkatan gairah untuk melestarikan lingkungan wilayah pesisir pulau Ambon”, ungkap Corporate Communication Alfamidi Branch Ambon, Fathul Rahman kepada titasrory.id,
Dijelaskan, aksi tanam mangrove dilakukan secara serentak dan dilakukan oleh seluruh cabang Alfamidi dengan target total penanaman sebanyak 17.000 anakan, dan secara nasional dilakukan di 17 Cabang Provinsi Alfamidi se Indonesia, sedangkan untuk Kota Ambon sebanyak 2.500 anakan.
“Hari ini kita tanam 1.500 anakan, sisanya kita akan melakukan penjajakan dengan melihat kondisi atau potensi wilayah yang memungkinkan untuk dilakukan penanaman setelah melakukan koordinasi terkait kebutuhan, sehingga kegiatan hari ini tidak dianggap hanyalah agenda seremonial, tetapi yang diharapkan adalah dampak untuk lingkungan,” ungkap Fathul.
Abdul Kadir Jailani Angkotasan, Ketua Komunitas Anak Pesisir mengatakan pemilihan lokasi penanaman di area pantai Waiheru merupakan keputusan yang tepat karena wilayah pesisir pantainya telah mengalami pengalihan fungsi lahan dan abrasi dari tahun ke tahun.
“Lokasi pantai Desa Waiheru adalah lokasi yang cocok untuk penanaman mangrove pada lokasi ini terjadi perubahan pada lahan, abrasi dan erosinya. Data yang kita punya sejak tahun 2004 hingga 2012 dan tiba pada tahun 2024 terjadi penurunan permukaan pesisir sehingga cocok untuk ditanami mangrove, “ katanya.
Dia menerangkan, manfaat pohon mangrove untuk menahan abrasi pantai dan bisa dikelola sebagai produk yang bernilai ekonomis untuk masyarakat.
Untuk diketahui, aksi tanam mangrove adalah bagian dari kegiatan berkaitan dengan hari ulang tahun Alfamidi ke-17. (TS- 04)
Discussion about this post