Pedagang Pasar Jargaria Sepi Pembeli, Koperasi Mama-Jar Desak Pemda Aru Bertindak

by
31/08/2024
titastory.id, aru – Kondisi pasar Jargaria, salah satu pasar sentral di Kepulauan Aru, semakin sepi. Para pedagang yang tergabung dalam Koperasi Mama-Jar mengeluhkan penurunan pendapatan yang drastis akibat semakin berkurangnya pembeli. Mereka menuntut perhatian dari pemerintah daerah untuk segera menertibkan pedagang liar yang berjualan di luar pasar.
Ketua Koperasi Pemasaran Usaha Mama-Jar, Fajaria Arloy, mengatakan bahwa rapat yang diadakan pada 31 Agustus 2024 menghasilkan keputusan bulat dari para pedagang untuk meminta tindakan tegas dari pemerintah daerah. Mereka menilai, aktivitas jual beli yang dilakukan di pinggir jalan raya telah membuat pasar resmi menjadi sepi.
“Kami yang berjualan di dalam pasar semakin kesulitan karena pembeli lebih memilih berbelanja di pinggir jalan. Kondisi ini sangat merugikan,” ujar Fajaria. Ia menambahkan, banyak pedagang di dalam pasar kini kesulitan mendapatkan penghasilan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Fajaria menegaskan, jika pemerintah tidak segera menindaklanjuti masalah ini, para pedagang siap melakukan aksi demonstrasi dan mogok bayar retribusi hingga pemerintah daerah memberikan solusi konkret. “Kami lelah hanya membayar retribusi tanpa ada perhatian terhadap masalah kami,” tegasnya.
Salomina Lefuray, seorang petani dari Desa Maririmar yang sering menjual hasil kebunnya di Dobo, ibu kota Kepulauan Aru, juga merasakan dampak dari menurunnya jumlah pembeli di pasar.
“Dulu, jualan saya bisa habis dalam dua hari, tapi sekarang harus menunggu hingga seminggu atau lebih,” keluhnya. Ia mengaku, jika tidak berjualan keliling, dagangannya sulit terjual.
Siska Gaite, seorang aktivis perempuan yang sering mendampingi para pedagang, menilai kondisi ini mencerminkan kurangnya penataan kota. Menurutnya, pemerintah daerah harus segera mengatur aktivitas jual beli di pinggir jalan agar tidak mengganggu lalu lintas dan membuat pemandangan kota semakin kumuh.
“Kota ini harus ditata lebih baik. Pasar yang sudah dibangun seharusnya dimanfaatkan dengan optimal, bukan dibiarkan kosong sementara pedagang berjualan di sembarang tempat,” tegas Siska.
Para pedagang berharap pemerintah daerah segera bertindak agar pasar kembali ramai dan mereka dapat menjalankan usaha dengan lebih tenang. (TS-05)
error: Content is protected !!