titastory, Bula – Perayaan HUT ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia di Kecamatan Bula Barat, Kabupaten Seram Bagian Timur, Maluku, menyisakan cerita pilu. Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) di tingkat kecamatan mengaku diperlakukan tidak layak oleh panitia penyelenggara.
Dalam video amatir yang diterima titastory.id, Danton Paskibraka, M. Afdal Syarif, menyampaikan bahwa usai melaksanakan tugas pengibaran dan penurunan bendera merah putih, para anggota Paskibraka tidak difasilitasi kendaraan untuk pulang. Sebagian dari mereka bahkan dipaksa berjalan kaki.
“Cuma ada satu mobil, itu pun hanya mengangkut Paskibraka perempuan. Sementara laki-laki disuruh jalan kaki,” ujarnya.

Ia menambahkan, yang lebih mengecewakan, sudah disuruh berjalan kaki. Panitia yang menggunakan mobil Inova hitam saat melewati Paskibraka juga melontarkan kata tak seharusnya, “jangan manja”.
Tidak hanya itu, menurut Afdal, para anggota Paskibraka juga tidak mendapatkan konsumsi layak setelah bertugas. “Air minum pun tidak disediakan. Malah ada panitia bilang hanya danton saja yang boleh minum karena dia yang teriak waktu upacara,” ungkapnya kecewa.
Kisah serupa disampaikan Ona Falia Lulang, pembawa bendera. Ia menuturkan, sejak masa karantina hingga pelaksanaan upacara, kebutuhan dasar seperti makanan dan minuman sering kali tidak dipenuhi.
“Selama hampir satu bulan karantina, teh saja tidak pernah dikasih. Saya sudah dua kali ikut Paskibraka, dan perlakuannya selalu seperti ini,” katanya sambil menangis.
Ia juga menambahkan, ada rekannya yang mengalami kecelakaan motor saat bertugas, namun tidak mendapat perhatian panitia. Bahkan saat pengibaran berlangsung, seorang anggota Paskibraka pingsan karena kelelahan dan tidak mendapat air minum.
“Cuma perkara air saja, teman-teman yang pingsan tidak dikasih minum,” tutur Ona.
Hingga berita ini diterbitkan, Camat Bula Barat Faisal Kelilauw selaku penanggung jawab panitia HUT RI tingkat kecamatan belum berhasil dikonfirmasi.
Penulis: Babang Sohilauw