titaStory.id,ambon – Raut wajah kegembiraan terpancar setelah dua orang Mahasiswa asal Negara Republik Chili menginjakakan kakinya di bumi Lealohi Samasuru, Aboru.
Berasal dari sebuah negara berdaulat di Benua Amerika, terletak di bagian tenggara Amerika Selatan, dengan ibu kota dan pusat pemerintahan di Kota Santiago.
Kedatatangan dua mahasiswa, Felipe Araya dan Daniela Rodriguez Silva. Keduanya adalah Mahasiswa Pontificia Universidad Chatolik de Chilie Medical School.
Kehadiran yang diterima masyarakat dan juga dilakukan secara adat ini adalah bentuk penghargaan sekaligus kehanggaan untuk masyarakat Negeri Aboru, Kecamatan Pulau Haruku, Kabupaten Maluku Tengah.
Penjabat Kepala Pemerintahan Negeri Aboru, menerangkan memberikan apresiasi atas buah dari hubungan kerjasama yang dilakukan Yayasan Pohon Sagu Maluku dalam bentuk pertukaran mahasiswa dengan Universitas Chatolik Chilie.
” Kami bangga, bahwa Negeri Aboru bisa menjadi tempat dan pilihan mahasiswa luar negeri. ” ucap Penjabat.
Dijelaskan dengan kehadiran dua mahasiswa ini tentunya akan menjadi spirit untuk masyarakat di Negeri ini untuk melangkah maju. Dan potensi yang ada berupa potensi pariwisata, berupa wisata pantai akan menjadi daya dorong utama untuk menggerkan potensi potensi lainnya dan yang akan dinikmati masyarakat.
Disaat yang sama, Penjabat juga menyampikan tujuan kedatangan dua mahasiswa secara langsung ke Negeri Aboru, terfokus pada bidang pendidikan dan kesehatan. Disamping itu juga keduanya pun diberikan kesempatan untuk mengetahui akan budaya dan adat istiadat di Negeri Aboru.
Catatan prestasi mendapatkan record MURI, penghargaan APIPI A Word dan ada juga penghargaan dari Kementrian Hukum dan HAM ini akan membuka pandangan dunia, bahwa masyarakat Negeri Aboru dari sisi Sumber Daya Manusia memiliki kemampuan. Dan kunjungan tamu istimewah asal Amerika Selatan ini tentunya patut dibanggakan, ucapnya.
Ada potensi jika dua mahasiswa ini kembali, meraka akan mempromosikan budaya Maluku, khusus budaya Negeri Aboru. Sehingga perlu persiapan matang baik dari sisi kualitas SDM, infrastruktur dan hal hal lain yang berkaitan dengan kewarifan lokal yang jika ditata dan dengan menagement yang baik akan berdampak pada ekonomi, pendidikan dan kesehatan di Negeri Aboru.
Kembali meluapkan kegembiraan dan tersirat kebanggaan, bahwa mahasiswa Chilie ini datang tidak ada kerjasama dengan Indonesia (kenegaraan) lalu nanti ditempatkan, tapi mereka datang dari Chili, penerbangan Jakarta, Jakarta Bandara Patimura, langsung ke Aboru. Mereka seperti pulang ke rumah mereka sendiri. Tidak tempat tujuan lain. Tujuan mereka adalah datang ke Aboru. Karena hal itu, penjemputan secara adat dilakukan dan mereka juga diiring ke Baileo, rumah adat Negeri Aboru.
Terangnya, menggunakan penterjemah dari Yayasan Pohon Sagu, komunikasi dilakukan dengan menggunakan bahasa Inggris dan Spanyol.
“Selaku Pemerintah, saya sangat bangga, walaupun ada cemohan-cemohan dari masyarakat bahwa Bapak Raja ini begini, begitu, kepentingan begini, tetapi kita bersyukur berkaitan adanya hubungan dengan Yayasan Pohon Sago, kini dua mahasiswa negara asing bisa tiba di tanah ini.
“Satu bulan mereka beraktifitas, dan sudah ada rencana dan secedulenya, sebagai pemerintah akan mendampingi, dan aktifitas sesuai tujuan yaitu di bidang pendidikan dan kesehatan sekaligus akan dipelajri juga budaya masyarakat Aboru.
Menerangkan terkait potensi Pantai Naira, Penjabat Kepala Pemerintahan Aboru mejelaskan, ini adalah kawasan jika disentuh dengan tangan tangan trampil akan menjadi kawasan yang bisa membawa dampak pariwisata. Pantai yang diciptakan Tuhan, terumbu karang yang masih terjaga, pola kehidupan yang masih menghargai alam sebagai sahabat adalah modal.
“Sangat disadari ada bagian bagian infrastrutur pendukung demi pengembangan pariwisata yang tidak ada. Sehingga akan dilakukan penjajakan. Bahwa terumbuk karang yang paling istimewa di pulau Haruku ini berada di Daerah Aboru. Ada beberapa titik yang sudah dikunjungi oleh Dinas Perikanan maupun Perintah Perintah Perikanan, dan sejumlah agenda kunjungan dalam kaitan dengan potensi laut dan pesisir.
” Ada punya daya tarik, inilah yang akan dikomunikasikan ke Pemerintah Daerah. Selain sebaga sarana pariwisata, ada juga lokasi yang djadikan untuk pengembangan penelitian para akademisi.
Dia pun menerangkan juga terkait sarana transportasi. Untuk hal yang pertama tidak adannya tambatan perahu, speed boat. Padahal ini juga salah satu sarana pendukung kemajuan negeri ini.
Mengungkapkan, salah satu negeri atau desa destinasi para wisata. Ada rencana-rencana pemerintah untuk melihat Negeri Aboru. Ke depan wisata-wisata lokal yang ada di Negeri Aboru akan menjadi nilai jual. Peluang yang sifatnya memberikan dampak positif untuk negeri ini akan diambil. Apalalagi terkait infrastruktur kesehatan, tidak memadai tenaga medis, peralatan juga sangat terbatas, karena yang ada hanyalah Puskesmas. Semoga dengan adanya kunjungan ini Negeri ini akan diperhatikan, dan stikma bahwa orang Aboru itu jahat dan seabagainya dihilangkan.
” Orang Aboru itu orang orang baik, memiliki jiwa sosial yang tinggi. Sehingga stikma stikma itu harus diilangkan. Sumber Daya Manusia yang memadai, dan potensi lokal negreri yang cukup mempuni. Ini soal mau atau tidak kita berdayakan, ucapnya. (TIM)
Discussion about this post