Oleh : Fadhly Adhy Tuhulele
titastory.id,- Persoalan demi persoalan yang terjadi pada rakyat maluku di perantauan,cukup membuat kita terusik, sebagai sesama warga negara yang memiliki hak dan kedudukan yang sama di mata hukum begitupun hak atas perlindungan oleh negara,sungguh sangat di sesalkan.
Saya coba mencermati dari rentetan peristiwa dalam tahun ini saja,Maluku yang lebih di kenal dengan sebutan Ambon,seperti sesuatu yang di jadikan musuh bersama oleh sesama anak bangsa di republik ini.
Bisa kita lihat, kejadian di surabaya, tepatnya di tempat hiburan Paragon, 6 februari 2020, yang mana insiden ini berakibat hilangnya nyawa anak ambon Glenn Puttiray.
Berikut baru saja dalam pekan kemarin, seorang pemuda penjual kopi keliling, merangkap tukang parkir di daerah tanggerang, tepatnya kawasan tangerang city, dikeroyok oleh segerombolan orang hanya karena dia adalah anak Ambon.
Hingga akhirnya, petualangan nyong ambon, asal pulau Saparua Johan Titaley, pejuang keluarga, menghembuskan nafas terakhir 16 maret 2020 dan meninggalkan istri dan anaknya yang masih kecil.
Berikut, berselang beberapa hari setelah Johan Titaley, informasi yang saya dapat dari pesan whats up pada tanggal 21 maret 2020.
Kasus yang sama terjadi lagi, tepatnya pada kawasan fly over roxy jakarta barat, kali ini menimpa pemuda ambon yang juga kebetulan seorang anggota TNI, mendapat perlakuan yang sama seperti johan, dikeroyok dan diduga kuat dilakukan oleh sesama anggota TNI juga.
Dengan pertanyaan awal tetap dengan pertanyaan yang sama “Kamu Ambon”
Bagi saya, TNI Ada bersama seluruh rakyat indonesia, dan TNI adalah bagian dari Rakyat indonesia. dan Maluku atau Ambon, masih merupakan bagian dari rakyat indonesia itu sendiri.
Jangan Lupa tidak sedikit nyong Ambon yang selalu berani pertaruhkan jiwa raganya untuk NKRI, dan mereka adalah bagian bagian terpenting dari TNI, sebut saja, Jenderal alm George Toisuta, Jenderal Suady Marasabessy, ada dari Angkatan Laut Izack Latuconsina, Franky Kaihatu, Nono Sampono, semua adalah nyong Ambon, yang telah mendedikasikan jiwa raga mereka untuk bangsa dan tanah air melalui unsur TNI.
Gerson Lattuhamalo berdasarkan informasi, merupakan bagian dari Paspampres, yang juga siap sedia melindungi panglima tertinggi republik ini.
Kejadian ini cukup membuat saya selaku warga negara,yang kebetulan berdarah asli maluku merasa ada sesuatu yang janggal, entah ini sebuah kebetulan ataukah bukan.
Sebab, dari rentetan kejadian kejadian ini, yang selalu di tanya para pelaku adalah “Kamu Ambon”
Ini harus menjadi perhatian serius kita semua,baik itu warga maluku,juga negara. dalam hal ini pemerintah pusat.
Apakah ada yang salah dengan Maluku atau Ambon ?
Yang sebentar nanti akan membiayai negara ini. melalui blok-blok migas yang dimilikinya!!!
Untuk diketahui Hasil Dari blok masela saja, negara mendapat kurang lebih 2.500 Triliyun, untuk bisa membiayai serta membangun daerah daerah lain yang ada di republik ini, apakah ada yang salah dengan Ambon???? yang kaya tapi terpuruk dan miskin bahkan dimiskinkan!!!
Sebelum tiga kejadian ini,sudah banyak kejadian yang sangat melukai hati kita sebagai anak maluku,segala bentuk hinaan,diskriminasi,rasis yang di alamatkan kepada maluku,tidak pernah ditanggapi serius oleh pemerintah,bahkan laporan polisi berulang kali dibuat namun sungguh di sayangkan,semua itu hanya sebatas prosedur hukum yang tidak bermakna,sebab tidak ada tindaklanjutnya,,,misalnya penghinaan terkait baju adat, baju kebesaran bangsa maluku yang mana saat itu di kenakan oleh presiden kita yang terhormat bapak jokowidodo,
Hampir semua elemen masyarakat maluku yang tergabung dalam berbagai ormas, LSM dan lain-lain membuat laporan resmi mulai dari tingkat polda,hingga bareskrim mabes polri. Apesnya nasib ambon, laporan laporan tersebut tidak ditindaklanjuti, entah apa alasannya. Hanya mereka yang tahu.
Terkait kejadian yang menimpa Titaley dan Latuhamallo, yang mana sudah menjadi konsumsi publik bahwa di antara para pelaku di duga ada terdapat aparat TNI, maka penegakan hukum harus transparan serta adil seadil adilnya.
Janganlah membuat Maluku seperti bangsa yang bodoh, yang bisa seenaknya dimanfaatkan. Saya ingin sampaikan hingga detik ini maluku masih merupakan bagian dari NKRI, maka perlakukanlah Ambon sebagaimana warga negara lainnya.
Jika ini tidak dilakukan maka saya khawatir akan ada interpretasi masyarakat bahwa jangan sampai ada skenario memusnahkan bangsa Maluku/Ambon di beberapa daerah, antaranya Surabaya dan Jakarta.
Seperti apa yang tergores dalam sejarah perjalanan bangsa pada 17 agustus 1945,yang sering dimaknai sebagai hari kemerdekaan Republik indonesia,namun juga ada goresan sejarah sebagai;
“Hari berkabungnya orang maluku”
Sebab berdasarkan kronologi kejadian perkejadian, tidak peduli siapa dan apa masalahnya, yang selalu di tanya adalah “Kamu Ambon”
Bisa kah kita semua berpikir bahwa kita adalah sesama warga negara, kita adalah satu, dan pernahkah kita semua berpikir bagaimana jika hal yang sama terjadi di seluruh penjuru Maluku, dengan menanyakan hal yang sama terhadap para saudara saudara kita yang bukan berdarah maluku,apa jadinya????
Untuk itu, saya melihat ini bukan persoalan sepeleh.semoga semua pihak tidak menjadikan ambon bagaikan virus corona, yang layak dimusnahkan.
Sebab jika itu terjadi, maka persoalannya bukan cuma sebatas masker dan sanitizer,namun terkiat keutuhan bangsa ini. Sebagai bagian dari rakyat maluku,saya hanya ingin sampaikan
“Jangan biarkan sejarah terulang dalam versi yang berbeda” yang dalam istilah prancis sering disebut, I’l histoire se repete differentes versions….
Menurut broery,(penyanyi lawas berdarah maluku),”Diam itu emas”, namun diamnya hari ini, bagi saya adalah sebuah kebodohan.
Penulis adalah : Koordinator Paparisa Perjuangan Maluku(PPM_95Djakarta)
Discussion about this post