Nasib Pilu Warga 3T: Ibu Hamil di Kesui Watubela Bertaruh Nyawa Dievakuasi Lewat Laut

26/08/2025
Mengandalkan longboat, sosok perempuan yang sedang hamil tua di evakuasi menuju RSUD Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT), Foto : Ist

titastory, Seram Timur – Kisah pilu ibu hamil di Seram Bagian Timur kembali terulang. Kali ini, Acana Selayar (23), warga Desa Karlomin, Kecamatan Kesui Watubela, harus dirujuk ke RSUD Bula dengan kondisi kritis.

Acana yang tengah hamil tua terpaksa dievakuasi menggunakan longboat dari Puskesmas Kesui Watubela menuju Desa Kian, Kecamatan Kiandarat. Dari sana, ia kemudian dibawa menggunakan ambulans menuju RSUD Seram Bagian Timur di Kota Bula.

Kepala Puskesmas Kesui Watubela, Husni Samion, mengatakan pasien harus dirujuk segera karena mengalami ketuban pecah sejak sehari sebelumnya, namun janin tak kunjung lahir.

“Pasien sudah pecah ketuban sejak kemarin, tapi bayi belum keluar. Dari analisa dokter, ada dugaan janin terlilit tali pusar. Kami tidak mau ambil risiko, sehingga harus segera dirujuk meski kondisi laut saat ini tidak bersahabat,” ujarnya, Senin (25/8/2025).

Seberangi lautan menggunakan longboat, kisah piluh perjuangan sosok Ibu untuk bisa tiba di RSUD, Kabupaten Seram Bagian Timur. Foto : Ist

Fasilitas Medis Terbatas

Husni menegaskan, puskesmas di wilayahnya belum memiliki fasilitas memadai, terutama untuk operasi caesar. Karena itu, dalam kondisi darurat seperti ini, satu-satunya jalan adalah merujuk pasien ke RSUD Bula.

“Kami tidak punya fasilitas untuk operasi. Jadi, langkah penyelamatan hanya bisa dilakukan dengan merujuk pasien,” tambahnya.

Evakuasi sosok ibu hamil ke longboat sebelum melakukan perjalanan laut dnegan tujuan di RSUD Kabupaten Seram Bagian Timur, Foto : Ist

Harapan Warga

Peristiwa ini menambah daftar panjang kisah darurat medis di wilayah 3T (terluar, tertinggal, terisolir). Warga berharap pemerintah memperbarui fasilitas puskesmas, agar pasien tidak perlu lagi menempuh perjalanan panjang berisiko lewat laut hanya untuk mendapat layanan dasar kesehatan.

“Kami butuh fasilitas medis yang memadai di Kesui Watubela. Supaya pasien darurat bisa segera ditangani, tanpa harus bertaruh nyawa di tengah laut,” ujar salah seorang warga.

Penulis: Babang Sohilauw

 

error: Content is protected !!