TITASTORY.ID, ID, – Pasca penangkapan ribuan liter minyak di Perairan Seram Bagian Timur oleh Aparat Polsubsektor Wakate, Kabupaten Seram Bagian Timur, diduga ada upaya untuk mengaburkan proses penyelidikan dengan melakukan sejumlah trik dan manuver.
Indikasi maneuver para mafia migas di SBT mulai terkuak berdasarkan informasi yang diterima media ini bahwa BBM dengan jumlah 15 ribu liter atau 15 ton kini sudah berkurang menjadi 400 liter atau 4 ton.
Informasi ini pun tak sebanding dengan rilis awal yang dikemukakan oleh Polres SBT tentang jumlah BBM yang berhasil diamankan berjumlah 15 ton atau 15 ribu liter.
Saat penangkapan, diketahui KM Elfa Jaya kedapatan membawa Bahan Bakar Minyak (BBM) dengan jenis pertalite sebanyak 6.4 ton, pertamax, 1.6 ton dan minyak tanah sebanyak 7 ton, KM Jaya Elfa pun berhasil digiring ke Kota Bula dalam pengawalan aparat kepolisian yang sebelumnya sempat berlabuh di Kecamatan Watubela Kesui.
Dugaan adanya mafia BBM mulai terkuak melalui sejumlah informasi tentang ada document siluman yang dibawa masuk ke atas Kapal KM Elfa Jaya saat sedang berlabuh di Desa Sesar Kecamatan Bula, SBT dan dalam keadaan kosong.
Kepada media ini salah satu sumber menerangkan, saat berlabuh, baik nahkoda dan 7 orang ABK sudah turun dari kapal, namun ada satu sosok pria naik dan masuk ke dalam kapal. Pria ini diketahui menggunakan tas ransel berwarna hitam yang diduga kuat berisikan dokumen terkait legalitas BBM yang dimuat KM Elfa Jaya. Oknum tersebut terlihat menggunakan sweater dan tas ransel hitam. Sementara dokumen tersebut berwarna merah muda. Dokumen itu ditemukan saat kapal kayu tersebut sudah berada di Kota Bula, sesudah penangkapan aparat berwajib, bahkan dalam penyelidikan saat penangkapan tidak ditemukan dokumen tersebut, bahkan oleh Nahkoda dan ABK tidak bisa menunjukan bukti dokumen yang tiba tiba saja muncul tersebut.
Ketua Liga Mahasiswa untuk Demokrasi, LMND, Ikbal Wattimena sebelumnya telah menyampaikan bahwa aparat kepolisian di Kabupaten SBT untuk tetap menjaga posisi, dan harus profesional, dan tidak terpengaruh dengan setiap bujukan atau upaya upaya untuk melemahkan bukti, yakni terkait jumlah BBM.
“ Saya minta aparat Kepolisian harus profesional, sehingga jika benar ada pengurangan jumlah BBM dari 15 ton menjadi 4 ton maka perlu ada penelusuran lanjut, termasuk melakukan penelusuran tentang sosok yang diduga kuat memasuki kapal dalam keadaan kosong.” Terang Ikbal.
Dia juga menyampaikan, setelah kapal berlabuh, mestinya dipasang police line, karena kapak kayu yang ditangkap tersebut adalah barang bukti, apa lagi BBM di atasnya.
“ Ini persoalan yang harus dipecahkan serius oleh aparat kepolisian, karena bisa saja ada dugaan dan upaya untuk menghilangkan sebagian barang bukti. Terhadap hal ini saya meminta untuk Polda Maluku mengambil alih proses penyelidikan penyelundupan BBM di SBT,”terang Ikbal
Sebelumnya diberitakan, BBM yang tertangkap tersebut diduga adalah milik Hengky Salah satu pengusaha minyak di Kabupaten SBT. Dia adalah Ceo PT Hemavaris Prtama. (TS 02)
Discussion about this post