titaStory.id, ambon – Bung karno, sang proklamator kemerdekaan Negara Republik Indonesia (NRI) pernah berkata, kemerdekaan dari penjajahan yang kita peringati setiap tanggal 17 agustus ini belum merupakan hasil akhir dari perjuangan. Justru awal yang dilakukan untuk mewujudkan perjuangan yang sejati.
Kemerdekaan. Satu kata yang penuh bermakna bagi setiap bangsa. Bebas dari penjajahan kolonialisme dan imperialisme, dan membentuk sebuah negara baru yang Merdeka. Tujuh puluh delapan tahun Indonesia resmi menyatakan kemerdekaan, membebaskan diri dari penjajahan asing.
Tentunya bebas dari penjajahan sangatlah penting. Itu adalah penegasan bahwa kita adalah manusia merdeka sama seperti bangsa lain di belahan dunia lainnya. Artinya kita bebas menentukan Nasib kita sendiri, tak ada manusia yang berhak yang mengatur dan menentukan nasib kita.
Proklamasi kemerdekaan sebenarnya bukan sekedar pernyataan bebas dari penjajahan bangsa Lain, namun ini adalah pernyataan mengakui kemerdekaan individu maupun kelompok. bahkan di dalam proklamasi kemerdekaan ada pernyataan bahwa kita membentuk suatu negara, di mana setiap warganya akan dilindungi akan hak asasinya, serta setara kedudukannya dengan siapapun sebagai warga negara.
Makna Pancasila, yang merupakan pedoman bangsa dan negara, pada sila kelima telah menyebutkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Artinya kemerdekaan melalui proklamasi itu dijewantahkan dalam sila kelima.
Namun, kemerdekaan yang dirayakan dalam bentuk acara seremonial dan kemeriahan tidak sepenuhnya dirasakan seluruh Masyarakat di Indonesia.
Pada 16 agustus 2023, ratusan masyarakat 5 negeri (desa) di Kecamatan Elpaputih, Kabupaten Seram Bagian Barat, menggelar parade rakit kebangsaan menyambut, hari kemerdekaan RI ke 78. Mereka melintasi sungai dengan mengibarkan.
Kelima negeri ini berada di pegunungan pulau seram bagian barat, yang selama ini terisolir dari pembangunan, baik akses jalan dan jembatan, pendidikan, kesehatan, maupun infrastruktur dari negara. lima negeri ini adalah Sumith Pasienaro, Negeri Ahiolo, Negeri Huku Kecil, Negeri Abio dan Negeri Watui
Berbagai cara telah dilakukan oleh warga selama puluhan tahun kepada pemerintah agar mereka mendapat kue pembangungan, agar tidak terisolasi lagi, namun tidak ditanggapi secara serius.
Dalam parade ini warga menyampakan kepada Presiden Jokowi akan keterisolasian mereka selama 78 tahun indonesia Merdeka. Mereka berharap mereka bisa merdeka dari keterisolasian Pembangunan.
Dari pantauan media, puluhan rakit bambu berjejer di atas sungai Tala, berhiasakan bendera dan umbul-umbul berwarna merah putih.
Rakit bambu tersusun atas dua bagian dimana, bagian pertama memiliki bambu sebanyak 17 batang bambu. Sementara lapisan kedua dengan jumlah 8 pohon bambu, dengan panjang 7,8 meter. Dimana Melambangakan 17 Sebagai Tanggal Kemerdekan Dan 8 Sebagai Bulan, sementara 7,8 Meter mengisyarakatkan usia kemerdekaan.
Rakit-rakit ini kemudian diarak dari wilayah pegunungan menuju pesisir pantai tempat mereka sering berdagang yakni negeri Sumith Peseinaro. Dalam perjalanan parade para peserta terus mengumandangkan lagu-lagu kebangsaan sambil melambaikan bendera merah putih.
Dalam parade ini para peserta melintasi dua sungai yakni sungai tala dan sungai niu, yang merupakan akses satu-satu dari pegunungan menuju jalan raya.
Parade Nusantara yang digelar ini mengisahkan kehidupan sehari hari leluhur mereka, sejak dahulu kala saat dalam berjuang melawan penjajah dan melawan kesenjangan ekonomi.
Menurut warga, saat ini boleh saja indonesia merayakan HUT kemerdekaan kenegaraan, namun sampai saat ini 5 negeri di pegunungan belum merasakan kemerdekaan pembangunan, terutama jalan raya. akibat tak ada akses jalan raya dan jembatan, kelima negeri ini terisolir.
Bukan saja akses jalan saja, melainkan pelayanan Kesehatan, telekomunikasi, dan akses pendidikan belum juga dirasakan sejak Indonesia merdeka.
“Dari aer batang Talla, katong 5 desa di pegunungan Kecamatan Elpaputih Kabupaten Seram Bagian Barat mengucapkan dirgahayu Republik Indonesia ke -78. Semoga diusia senja ini, katong dapat merasakan Pembangunan di kemerdekaan ini,” kata Izack, salah satu warga usai parade rakit Nusantara.
Sebuah spanduk kecil dibentangkan anak-anak dari kelima negeri dengan bertuliskan “untuk ibu pertiwi Anak Mu 5 Negeri Sumith Pasinaro, Ahiollo-Abio, Huku Kecil, dan Watui di Kecamatan Elapaputih, Kabupaten Seram Bagian Barat.
“Katong (kita) merdeka secara umum sebagai warga negara umum saja, tapi kepribadian mama dari sisi pembangunan seperti akses jalan dan jembatan juga belum sampai saat ini, jadi katong mau sampaikan pesan dari negeri Sumith Pasinaro untuk HUT kemerdekaan ini, semoga katong bisa menikmati Pembangunan,”kata Mama Feni, salah satu perwakilan perempuan dari negeri Sumith Pasinaro.
Diakhir parade rakit Nusantara ini mereka menitipkan pesan kepada Presiden Joko Widodo, bahwa Indonesia telah Merdeka, namun 5 Desa di pegunungan Pulau Seram Bagian Barat belum menikmati kemerdekaan dari sisi Pembangunan. Mereka berharap presiden Jokowi bisa memperhatikan akses jalan, Kesehatan, pendidikan dan telkomunikasi di daerah pegunungan di barat pulau seram itu.
“Kita minta bapak negara kita Presiden Jokowi untuk bisa perhatian kepada warga lima negeri, sebagai warga Indonesia untuk mempercepat akses jalan dan jembatan untuk sama-sama kita rasakan bahwa kebahagiaan dari Negera Indonesia ini juga merupakan kebahagiaan dari lima negeri di pegunungan seram barat ini untuk merasakan makna kemerdekaan ini,” pinta perempuan Desa Sumith Pasinaro, sembari berharap adanya Pembangunan oleh negara di wilayah pegunungan.
Semoga saja, pinta dan harapan Feni dan masyarakat lima Desa di Kecamatan Elpaputih, Kabupaten Seram Bagian Barat, Maluku kepada presiden Jokowi bisa terwujud agar tidak lagi tertinggal dan terisolasi dari sisi Pembangunan. Semoga!!!
Discussion about this post