-
Pengaruhi masyarakat memanfaatkan lahan tidur, Bhabinkantitmas Desa Waisamu tularkan kebiasaan berkebun
-
Lahan seluas 2 Hektare pun itu berubah menjadi hamparan sayuran dan berdampak ekonomis
-
Hasil tanah dijualkan ke pasar dan hasilnya dibagikan merata sebagai salah satu mata pencaharian untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
TITASTORY.ID,- Lahan seluas dua hektar yang berada di Desa Waisamu, Kecamatan Kairatu, Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB) dimanfaatkan untuk bercocok tanam.
Pemanfaatan lahan tidur merupakan hasil dan dorongan anggota Polsek Kairatu, Bripka Yopi Manduapessy yang juga adalah Bhabinkantitmas Desa Waisamu, Kecamatan Kairatu,Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB).
Lantaran dorongan itu, masyarakat yang keseharian hanya melihat lahan tanpa dipergunakan pun terdorong dan melakukan pembersihan dan meaiuka penanaman anakan sayur mayur yang hasilnya dipasarkan untuk kemudian dibagikan demi memenuhi kebutuhan masyarakat setempat.
Tidak membedakan status sosial dan bentuk fisik, Manduapessy pun mampu menggalakan masyarakat untuk menggunakan lahan tidur sebagai lokasi untuk bercocok tanam. Bahkan kemampuan merangkul itu pun kemudian secara alami membentuk kelompok usaha di bidang pertanian.
Ironisnya dari kelompok tani yang diberi nama Kelompok “Tana Waiuni” dipimpin oleh Fredi Riripoy. Fredi secara fisik tidak memiliki salah satu tangan.
Bripka, Yopi Manduapessy kepada media ini mengatakan, untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat tidaklah muda, dan semua butuh pola dan proses sehingga oleh kesadaran bersama sehingga terbentuklah kelompok ini, bahkan dipimpin oleh sosok yang cacat secara fisik.
“Jika orang cacat saja mau berusaha apalagi kita yang sempurna. Selain itu bahwa lahan yang telantar baiknya digunakan untuk bisa menghasilkan,”ungkapnya.
Sementara itu, Fredi Riripoy menerangkan dengan kemauan serta dorongan dari Bhabinkantitmas Dia dan kelompoknya mampu untuk menjadikan lahan tidur sebagai lahan penghasil sayur dan bisa berguna untuk menambah pendapatan keluarga.
“Ini kerjasama semua pihak, khususnya para anggota kelompok tani Waiuni, dan dalam pembimbingan pak Polisi maka kami pun tahu dan sadar bahwa lahan yang sudah dijadikan sang pencipta akan berguna jika di kelola dengan baik,” jelasnya.
Sementara itu, Kades Waisamu Marthen Riripoy menerangkan selaku pemerintah desa, telah berupaya dalam hal membuka komunikasi dengan Pemerintah Kabupaten SBB, termasuk sudah melayangkan proposal ke Dinas Pertanian Kabupaten. Dia berharap agar keinginan para petani ini dapat terjawab dalam hal pemenuhan peralatan atau hal hal lain sebagai bentuk rangsangan untuk mereka tetap bekerja.
“Selaku pemerintah desa sudah berupaya, dan semoga direspons, namun demikian para petani ini untuk tidak kendor, tetap berusaha untuk peneguhan kebutuhan keluarga,” harapnya.
Untuk diketahui lahan yang sudah berubah menjadi kebun itu ditanami syauran antara lain, buncis, kacang panjang, terong, tomat dan jagung.
Hasil tanam ini pun di panen secara bersama dan hasilnya di jual ke pasar, dan hasil jual tersebut pun dibagikan untuk seluruh anggota. ( TS-04)
Discussion about this post