TITASTORY,ID, – ODHA adalah sebutan dari kata Orang Dengan HIV/AIDS baik yang ditujukan pada oknum atau individu yang terbukti terinfeksi virus HIV/AIDS dan diketahui melalui pemeriksaan laboratorium. Sedangkan HIV/AIDS sendiri virus yang dapat menimbulkan penurunan kekebalan tubuh dan mengakibatkan defisiensi kekebalan tubuh.
Hal ini diungkapkan oleh, Siska Ode yang merupakan Mahasiswa STIKES Husada Maluku. Dikatakan, sesuai data yang dikantongi, penyebaran ODHA di Indonesia pada tahun 2022 dalam penyebaran penderita HIV AIDS telah mencapai 519.158 orang.
Diejakan, ciri -ciri orang yang terkena virus HIV AIDS baik secara fisik maupun psikologis adalah mengalami penurunan berat badan, stres, cemas, bingung frustrasi perasaan takut, depresi, bahkan keinginan untuk bunuh diri karna pandangan orang mengenai ODHA itu sangat buruk dalam arti pandangan stigma terhadap ODHA .
Secara umum, penyebab hingga terjadinya penularan HIV/AIDS adalah,
Pertama melakukan hubungan seksual secara berulang-ulang dan dilakukan tidak dalam ikatan perkawinan, kecuali sudah memiliki hubungan suami istri.
Kedua, melakukan transfusi darah, dimanah pendonor darah tersebut yang terinfeksi virus HIV/AIDS secara otomatis akan mencemari darah penerima.
Ketiga tertusuk atau tergores oleh benda tajam seperti jarum tato, pisau dan alat cukur.
Dalam sifatnya, HIV/AIDS adalah virus yang dapat menimbulkan penurunan kekebalan tubuh dan mengakibatkan defisiensi kekebalan tubuh. Dalam kaitan dengan itu, sebagai mahasiswa keperawatan di Kampus STIKES Maluku Husada yang juga merupakan kader Aktiv PMII dalam hal menanggapi masalah yang dialami tentunya tidak luput dari banyaknya stigma terhadap ODHA jika tidak memiliki informasi, pengetahuan dan pemahaman yang baik mengenai perawatan terkait dengan ODHA atau( orang dalam HIV/AIDS).
“Saya juga sebagai mahasiswa keperawatan harus memahami dan menanggapi permasalahan yang ada di masyarakat terkait dengan ODHA.
Ucapnya, banyak masyarakat berpikir bahwa ODHA adalah penyakit yang menular dengan cara kontak langsung dalam arti berpegangan tangan, bersentuhan dan berbicara atau bersin di hadapan mereka. Padahal ODHA itu tidak seperti itu, ODHA tertular apabila melakukan hubungan seksual secara berulang-ulang, transfusi darah dan tertusuk atau tergores oleh alat yang tercemar HIV/AIDS.
“Saya sebagai mahasiswa keperawatan sekaligus sebagai kader pergerakan mahasiswa Islam Indonesia (PMII), memandang ini sebagai hal yang perlu di luruskan dan perlu memberikan edukasi agar masyarakat tidak memandang pasien ODHA sebagai pasien yang harus dihindari/dijauhkan dan tidak seharusnya diskriminasi.” harapnya.
Dalam kaitan dengan itu, atas bentuk penanganan baik di lingkungan baik di keluarga atau masyarakat mestilah memberikan dukungan terhadap pasien agar tidak merasa di jauhkan atau dikucilkan sehingga pasien yg mengidap penyakit tersebut berleluasa menjalankan kehidupannya dengan baik.
“Saran saya saling setia terhadap pasangan, hindari berganti-ganti pasangan. Hindari penggunaan narkoba terutama menggunakan jarum suntik. Dan untuk hal ini, solusinya ialah pekan cek kesehatan nasional,” jelasnya.
Program “ katanya lagi,” bisa menjadi solusi terbaik untuk mencegah HIV/AIDS sejak dini, bagi seluruh masyarakat di Indonesia saat ini, yang dimulai dari pencanangan program di setiap rumah sakit setempat.
“Sebut saja Rumah Sakit dr Cipto Magnuson (RSCM) telah melaksanakan program ini. Sebelum melakukan hubungan suami istri terlebih dahulu melakukan pemeriksaan kesehatan agar bisa mengetahui apakah pasangan kita terkena penyakit HIV/AIDS atau penyakit riwayat lain,” terangnya dengan senyum tipis.
Dirinya pun menerangkan, agar setiap orang harus berhati-hati dalam menggunakan jarum suntik, pisau dan luka yang masih belum sembuh atau dalam arti luka yang masih basah, karena bisa saja virus HIV/AIDS tertular dengan cara menggunakan bekas jarum suntik ,pisau dan alat cukur.
“Bisa saja tidak sengaja terluka dan darahnya tidak sengaja jatuh kepada teman kita yang mempunyai luka yang masih belum sembuh total, karna itu bisa menyebabkan tertularnya virus HIV/AIDS.
Dirinya pun menerangkan, dengan berbagai usaha yang dilaksanakan Pemerintah Indonesia maupun lembaga yang turut berperan aktif dalam menanggulangi permasalahan tingginya angka penderita AIDS, diharapkan dapat menyelesaikan permasalahan itu sedikit demi sedikit. Dengan hidup sehat, deteksi dini, dan melakukan pencegahan, diharapkan virus HIV/AIDS dapat berkurang di seluruh wilayah Indonesia. (TS 02)
Discussion about this post