titaStory.id,ambon – Iklim politik dalam kaitan dengan Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Ambon mulai memanas. Umbul umbul para calon mulai bertebaran di sejumlah sudut kota bertajuk manise ini. Bahkan tanpa didasari simpul simpul para calon mulai terbentuk di hampir semua lapisan masyarakat dan simpul ini pun adalah warisan pasca pemilihan Presiden dan Wakil Presiden serta Pemilihan Anggota Legislatif.
Tak bisa dipungkiri, masyarakat Kota Ambon kini mulai mengarahkan pandangan kepada sejumlah Bakal Calon Walikota Ambon. Sejumlah aktivis pun sudah membuka jaring komunikasi bermodus memamerkan calon yang berhasil didekati. Sebaliknya para bakal calon tengah melakukan analisa dan survei survei kecil untuk mengukur tingkat elektibilitas dan basis masa.
Hasil pantauan media ini, para calon yang bakal hadir di blantika politik Kota Ambon tak hanya politisi namun kali ini akan hadir sejumlah figur dengan latar belakang birokrasi murni baik yang masih aktif bahkan yang sudah purnah bakti.
Sejumlah sumber yang secara acak ketika dimintai keterangan rata rata masih mengharapkan figur pimpinan dari birokrasi. Alasanya ini disampaikan karena kurun waktu 15 tahun terkahir ketika kota ini di pimpin oleh politisi akhir dari kepemimpinan adalah kemirisan dimana dalam catatan dua walikota Ambon harus berakhir di penjara.
Tak hanya itu, pengalaman pahit ini pun berdampak kepada ASN. Dimana sejumlah ASN yang menduduki jabatan strategis di lingkup Pemerintah Kota Ambon pun harus berhadapan dengan Aparat Penegak Hukum (APH) rata rata karena kasus korupsi.
” Masih menjadi trauma oleh ASN di Lingkup Pemerintah Kota Ambon. Sebab karena kebijakan pimpinan yang kerap kali disebutkan sebagai himbauan namun bagi bawahan adalah perintah maka konsekwensinya adalah hukum pun harus dilanggar. ” Demikian disampaikan salah satu ASN lingkup Pemerintah Kota Ambon yang meminta namanya dirahasiakan.
Menurutnya, calon pimpinan Kota yang ideal haruslah dari kalangan birokrasi. Pimpinan yang mengenal kota ini, dan paham akan aturan main birokrasi.
Dia pun seolah memberikan catatan bahwa motode kepemimpinan berlatar belakang politisi bukan tidak baik, namun pengalaman telah membuktikan bahwa seolah kota ini tidak cocok di nahkodai oleh seorang politisi.
Melupakan sementara apa yang disampaikan ASN ini, sudah terang benderang ada tiga calon berlatar belakang birokrat yang akan bersaing untuk memperebutkan kursi Walikota Ambon adalah, Bodewin Wattimena, Agus Ririmasse, dan Pieter Saimima.
Jika dihitung kematangan birokrasi, Saimima masih terbilang masih senior dan sudah banyak makan garam dengan dinamika Birokrasi di Kota Ambon, dimana dirinya mampu tampil sebagai salah satu pejabat eselon 2 dengan segudang prestasi yang berdampak pada perkembangan Kota Ambon. Namun dengan jabatan selaku PJ Walikota Ambon berdasarkan mandat dari Gubernur Maluku, (ASN Provinsi Maluku) Bodewin Wattimena masih terbilang menjadi pusat perhatian yang dianggap adalah matahari di Kota Ambon dan hingga kini masih berkontribusi untuk Kota Ambon.
Munculnya Agus Ririmasse selaku Sekretaris Kota Ambon, justru membentuk sipul kuat di lingkup Birokrasi Pemerintah Kota Ambon. Dia malah didorong untuk maju sebagai Bakal Calon Walikota Ambon, walau pun hal itu belum secara remsi di nampakan, sebab sepak terjangnya saat ini adalah menjalan tugas tugas birokrasi selaku pejabat Daerah.
Tentunya perhelatan Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Ambon Periode 2024 – 2029 menarik untuk disimak, dimana penulis belum tiba untuk memunculkan para wakil. Namun sebagai catatan, sebagian besar warga di Kota Ambon menginginkan Kota Ambon tidak di pimpin oleh politisi, karena kebijakan banyak berlatar belakang politik, kendati negara ini adalah negara yang tumbuh dan berkembang oleh dinamika politik, tetapi hal yang tidak bisa ditutupi bahwa birokrat masih memiliki kemampuan lebih dalam tugas – tugas penataan pemerintahan.
Itu pun tergambar jelas, di sejumlah percakapan dan komunikasi, umumnya ASN dilingkup Pemerintah Kota Ambon menginginkan calon pemimpin yang tahu rasa soal kota ini. Dan yang diinginkan adalah orang orang pernah berdarah darah membangun Kota Ambon. Tentunya ada alasan. Yang pertama ASN yang pernah bertugas di Lingkup Pemerintahan Kota Ambon lebih memahami kondisi dari kota ini, baik kelemahan dan potensi yang menguntungkan.
Berbeda dengan calon lain, dengan latar belakang lain. Karena faktor ini juga, ASN lingkup Pemerintah Kota Ambon kini dibuat trauma dengan sejumlah ASN yang harus menerima ganjaran hukum akibat kebijakan pimpinan yang mau tidak mau harus dilakukan kendati hal itu tidak sesuai dengan aturan dan mekanisme.
” Semua orang memiliki hak untuk dipilih dan memilih. Bahkan siapa pun dia yang ingin mencalonkan diri sebagai calon walikota silahkan. Namun yang harus menjadi catatan figur yang cocok membangun Kota Ambon adalah orang – orang yang paham bentul tentang aturan main di birokrasi. Dan itu ada di tiga figur ini. Demikian di sampaikan Gusti salah satu ASN di lingkup Pemerintah Kota Ambon.
Dia menyampaikan, tahapan untuk masuk sebagai bakal calon tidak semudah yang kita kira. Namun jika memang ketiga tiganya menyatakan siap maju, dan mendapat dukungan partai sebagai syarat mutlak, maka tinggal warga yang memilih.
” Proses masih panjang. Kita tunggu tahapan selanjutnya, tiga nama yang lagi menjadi buah bibir ini memiliki kelebihan dan sudah memiliki catatan khusus. Soal serius dan tidaknya maju kita lihat nanti, semoga. ” ujarnya. (TS 02)
Discussion about this post