TITASTORY.ID– Masyarakat Desa Huku Kecil, Kecamatan Elpaputih, Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB) secara mandiri memperbaiki jalan rusak sejauh 36 kilometer. Satu inisiatif yang harus diacungi jempol.
Betapa tidak, tanpa bantuan pemerintah, masyarakat secara gotong-royong turun mengambil peran.
Aktivitas kerja gotong royong ini sebagai bentuk protes kepada Pemerintah atas penderitaan yang selama ini mereka alami. Aksi gotong toyon ini juga menunjukan makna harapan untuk memperoleh perhatian dari pemerintah.
Seolah sebagai bentuk protes terhadap tidak meratanya pembangunan di Kabupaten Seram Bagian Barat. Bahwa ada kelompok masyarakat yang belum merasakan arti kemerdekaan.
“Hari ini tanggal 26 agustus 2021 kami masyarakat Desa Huku Kecil, Kecamatan Elpaputih Kabupaten SBB gotong royong secara manual memperbaiki jalan jalan yang rusak sejauh 36 Km, demi mendukung program pembangunan di Desa Huku Kecil,” kata Stevi seorang warga Negeri Huku Kecil.
Mereka melakukan pekerjaan secara manual, atau menggunakan peralatan seadanya.
Dari beberapa foto yang dikirim warga kepada media ini, terlihat warga berjejer kemudian dengan sekuat tenaga menggali tanah dan menutup lobang pada ruas jalan menuju kampung atau negeri mereka.
Satu upaya agar untuk memberikan kemudahan akses sehingga desa mereka bisa berkembang. Apa yang dilakukan warga ini mestinya dapat menyentil pemerintah untuk peduli, akses jalan menuju sejumlah desa atau negeri di SBB masih sangat memprihatinkan.
Aksi gotong royong yang dilakukan oleh warga negeri Huku Kecil ini lantaran sulitnya akses jalan menuju mereka. Beberapa warga yang sakit terpaksa ditandu melintasi jalan rusak ini puluhan kilometer menuju ibu kota kecamatan, yang berada di Negeri Elapaputih.
Pekan lalu, jumat 20 agustus 2021, Yuliana Latisera (40) seorang ibu hamil digotong oleh kerabat dan masyarakat sekitar ke Puskesmas Kecamatan yang berada di Negeri Elpaputih.
Kondisi ini akibat tak ada fasilitas kesehatan di Negeri tersebut sehingga terpaska dibawa ke pusat kecamatan untuk mendapatkan pelayanan medis. Selain fasilitas kesehatan, faslitas jalan raya di Negeri mereka menuju kecamatan juga tidak ada.
Video serta foto-foto yang menggambarkan perjuangan masyarakat menggotong Yuliana Litesera menuju Puskemas seketika viral di media sosial. Warga di Kabupaten Seram Bagian Barat, ramai-ramai mengupload foto-foto tersebut di akun grup media sosial maupun akun pribadi masing-masing.
Perjuangan Yuliana sendiri untuk mendapat pelayanan medis di ibukota kecamatan. Olehnya ibu hamil ini terpaksa ditandu sejauh tiga puluh tujuh kilo meter. Kondisi ini telah terjadi puluhan tahun lamanya di desa-desa yang berada di pedalaman seram bagian barat.
Atas peristiwa tersebut, warga pedalaman pulau seram ini menyesalkan tidak adanya perhatian selama puluhan tahun dari pemerintah terhadap nasib warga di pelosok pegunungan seram barat.
“Kami ini terus terisolasi dari karena tidak adanya pembangunan,” sesal Frengki Rumarite, seorang kerabat Yuliana. (TS-01)