Maulid dan Haul Akbar Ulama Se-Maluku Siap Menyemarakkan Ambon

17/11/2025
pada Maulid dan Haul Akbar para Habaib, Masyaikh, dan Ulama se-Maluku ke-IV

Ambon, – Kota Ambon bersiap diselimuti lantunan shalawat dan dzikir dalam gelaran Maulid dan Haul Akbar Ulama Se-Maluku ke-IV yang akan berlangsung pada Jumat malam, 21 November 2025, di Pelataran Masjid Raya Al-Fatah. Perhelatan tahunan ini diperkirakan kembali menyedot ribuan jamaah dari berbagai wilayah.

Kegiatan tersebut diselenggarakan oleh Majelis Al-Huseini Ambon, bekerja sama dengan DPC Rabithah Alawiyah Ambon, Yayasan Ar-Rahmah Ambon, serta Perkumpulan Pemuda Alawiyyin Ambon.

Ketua Majelis Al-Huseini Ambon, Sayyid Hasan bin Syekh Abubakar, mengatakan haul bukan hanya agenda ritual, melainkan ruang perjumpaan yang mempertemukan berbagai kelompok masyarakat demi memperkuat persaudaraan.

“Haul bukan sekadar acara keagamaan. Ini momentum sosial yang mempertemukan para habaib, masyaikh, ulama, kiai, ustaz, tokoh masyarakat, hingga para pemuda untuk merajut kebersamaan,” ujar Sayyid Hasan, Senin, 17 November 2025.

Haul sebagai Ruang Spiritual dan Ruang Sosial

Secara antropologis, haul merupakan tradisi yang meneguhkan hubungan masyarakat dengan ulama yang telah wafat, sekaligus menghubungkan generasi muda dengan sanad keilmuan para pendahulu. Prof. Dr. Mudjahirin Thohir, akademisi antropologi agama, menyebut haul sebagai bentuk penghormatan, perawatan ingatan kolektif, sekaligus sarana memperkuat identitas keislaman masyarakat.

Dalam Haul Akbar tahun ini, rangkaian kegiatan akan diisi tahlil, doa bersama, dan pembacaan Maulid Simthudduror karya Habib Ali bin Muhammad Al Habsyi—kitab maulid yang telah berakar kuat dalam tradisi Islam di Maluku.

“Kami berharap kegiatan ini menguatkan ukhuwah Islamiyah dan menginspirasi generasi muda untuk mencintai Rasulullah serta mewarisi akhlak para ulama Maluku,” kata Sayyid Hasan.

Jejak Sejarah Habaib dan Masyaikh di Maluku

Kedatangan para habaib dan masyaikh ke Maluku memiliki sejarah panjang. Sejak abad ke-19, ulama dan saudagar asal Hadramaut datang ke Ambon, Seram, Banda hingga Kei untuk berdakwah, berdagang, dan membangun komunitas. Mereka membawa fikih, tasawuf, dan akhlak yang kemudian membentuk corak keislaman Maluku yang ramah, moderat, dan egaliter.

Majelis-majelis kecil yang tumbuh di rumah para habaib dan masyaikh telah melahirkan banyak ulama lokal. Tradisi yang diwariskan—dari maulid, dzikir, tahlil hingga ratib—tetap hidup hingga kini di berbagai komunitas muslim Maluku.

“Habaib dan ulama adalah pelita bagi Maluku sejak dulu. Melalui haul, kita tidak sekadar mendoakan mereka, tetapi juga meneladani adab dan jalan yang mereka ajarkan,” kata Sayyid Hasan.

Selain itu, Panitia mencatat lebih dari seratus nama ulama, habaib, dan masyaikh dari berbagai daerah yang akan dihaulkan tahun ini. Jejak dakwah mereka tersebar dari Ambon, Jazirah Leihitu, Pulau Seram, Maluku Utara hingga Papua.

Penulis: Hijrah
error: Content is protected !!