titastory.id, aru-Mahasiswa Prodi Akutansi, Fakultas Ekonomi yang mengikuti Program Studi Diluar Kampus Utama (PSDKU), Universitas Pattimura (Unpatti) Ambon di Kabupaten Kepulauan Aru, menggelar aksi protes beberapa hari lalu.
Aksi ini digelar menyikapi kinerja buruk pihak akademik yang berdampak pada studi akhir.
Belasan mahasiswa Unpatti di luar kampus induk ini mempertanyakan penyebab sehingga nilai mereka tidak terdeteksi oleh sistem akademik.
Pihak kampus juga tidak bisa memberikan penjelasan ataupun solusi atas masalah yang mereka hadapi. Padahal apa yang dipertanyakan dalam kaitan dengan studi dan masa depan mereka.
Persoalan ini sudah berlarut – larut sejak tahun 2021. Puncaknya, belasan mahasiswa akhirnya
membentangkan pamflet dan berorasi menyampaikan sejumlah tuntutan yang merupakan kewajiban kampus dan hak mahasiswa.
“ Kami harus menyelesaikan studi, namun kami terhambat. Hambatannya karena nilai kami tidak ada, tidak terlihat dalam sistem, padahal kami sudah mau selesai kuliah,” teriak mahasiswa menggunakan pengeras suara.
Mahasiswa menjelaskan, persoalan ini telah disampaikan ke bagian program studi, karena nilai mereka tidak terinput.
Ironisnya setelah dipertanyakan pihak program studi, dengan seenaknya mereka diarahkan kembali untuk melakukan penawaran ulang mata kuliah. Sebuah jawaban yang bikin jumawa, mengingat kesalahan ada pada pihak kampus. Solusi ini juga sangat merugikan mahasiswa.
Kepada media ini, Dany Waitira mengatakan aksi ini terpaksa dilakukan karena mahasiswa di luar kampus utama ini sudah tidak lagi menemukan solusi. Masalah ini menimpa mahasiswa angkatan 2020 yang telah dipertanyakan sejak 2021 dan hingga saat ini masih terkatung-katung.
“Apa yang kami tanyakan, apa yang kami minta berupa klarifikasi dari pihak program studi tidak jelas. Ini telah terjadi pada mahasiswa angkatan 2020. Sudah beberapa kali melakukan pengajuan tapi tidak ada penyelesaian sehingga kami kecewa,” ungkapnya.
Jawaban yang didapat ketika mempertanyakan ke Sekretaris Program Studi, mereka hanya dijanjikan akan melakukan koordinasi ke kampus Utama.
“ Sejak tahun 2021 dipertanyakan, jawabannya akan koordinasi ke kampus utama, bahkan ada jawaban akan dilakukan setelah pergantian ketua program studi. Sudah tahun 2024 apa hasil?, tanya Dany.
Dia menyebutkan, dirinya dan sejumlah mahasiswa lain tidak bisa mengikuti ujian akhir, karena nilai mata kuliah yang didapat dari semester awal tidak ada dalam sistem alias error.
“Katong sudah persiapan ujian tapi karena nilai-nilai error di sistem sehingga jadi tidak bisa bikin apa-apa,” ungkapnya.
Terhadap persoalan yang ada, sejumlah orang tua dari mahasiswa mulai merasa kecewa, karena berharap anak – anak mereka bisa menyelesaikan studi dengan cepat.
“ Kami sudah didesak oran tua kami untuk selesaikan studi, namun kondisinya begini. Nanti kalau tidak jelas lagi orang tua kami pun akan ikut aksi, “ tegasnya..
Menyikapi persoalan yang dihadapi mahasiswa; Beny Alatubir, tokoh pemuda Kabupaten Aru menegaskan, kondisi seperti ini sudah harus ditanggapi secara serius oleh pihak kampus.
Persoalan ini juga akan berdampak pada penilaian masyarakat terhadap manajemen kampus yang buruk.
“Beta secara pribadi ikut mendukung teman-teman ini, sehingga tidak terjadi ke mahasiswa lainnya. Pihak kampus harus bertanggung jawab, “pungkasnya.
(TS-05)
Discussion about this post