Majalah Tempo, Project Multatuli, dan Narasi Menangkan Indonesian Data Journalism Awards 2023

by
24/02/2023

TITASTORY.ID – Karya reportase jurnalisme data dari tiga media berhasil menyabet piala pada Malam Penganugerahan Indonesian Data Journalism Awards (IDJA) yang digelar pada Rabu (22/02) malam di Erasmus Huis, Jakarta Selatan. IDJA sendiri merupakan ajang penghargaan pertama bagi laporan jurnalisme data di Indonesia ysng diinisiasi oleh Indonesian Data Journalism Network (IDJN)

“Yang Buntung di Natuna Utara”, liputan kolaborasi Majalah Tempo, bersama dengan tiga media lain yang berbasis di Asia Tenggara, yaitu Initium (Singapura), R.AGE (Malaysia), dan Rappler (Filipina) memenangkan titel Liputan Lingkungan Berbasis Data Terbaik. Laporan ini mengungkap pencurian ikan di Natuna dan dampaknya bagi nelayan di Indonesia, Malaysia dan Vietnam, juga beragam masalah kelautan lain di negara-negara tersebut.

Abdul Manan, perwakilan tim Tempo, berharap ke depannya semakin banyak jurnalis dan redaksi yang mempraktikkan jurnalisme data. Meski tantangannya besar, Abdul menganggap karya-karya jurnalisme data diperlukan di tengah desarnya arus informasi di internet.

“Saya kira, teman-teman di newsroom juga perlu mendorong kesadaran industri untuk memberi ruang kepada jurnalisme data karena inilah yang membedakan kita dengan informasi selintas di dunia digital,” terangnya.

Kategori Visualisasi Data Terbaik dimenangkan oleh laporan interaktif “Menguliti Oligarki Batubara di Indonesia” yang dibuat oleh Project Multatuli. Mengambil inspirasi dari arcade fighting game layaknya Tekken dan Street Fighter, laporan interaktif ini mengajak pembacanya untuk “melawan” orang-orang berpengaruh seperti Aburizal Bakrie dan Garibaldi “Boy” Thohir dalam dengan menjawab pertanyaan tentang bisnis dan keterkaitan mereka dalam jejaring oligarki bisnis batubara.

Selain dua karya yang telah disebutkan, laporan Narasi, “Data Anak Dijual di Aplikasi Pendidikan”, juga dinobatkan sebagai Laporan Investigasi Berbasis Data Terbaik. Berkolaborasi dengan Human Rights Watch dan 14 media lain dari 23 negara, Narasi melacak pengambilan data pribadi anak-anak secara diam-diam oleh aplikasi pembelajaran daring. Mereka menemukan bahwa dari 164 platform pembelajaran online di 49 negara, hampir 90 persennya terlibat dalam praktik pengambilan data yang melanggar privasi anak.

Ketiga karya tersebut menyisihkan 141 karya jurnalisme data lainnya dalam dua babak penjurian. Perwakilan Dewan Juri Eva Danayanti menerangkan, terdapat beberapa aspek yang menjadi pertimbangan dewan juri dalam menilai karya yang masuk, yaitu kepentingan publik, inovasi, storytelling, kelengkapan informasi, dampak, dan visualisasi.

“Dari karya yang masuk, kami senang melihatnya. Kualitasnya cukup baik, meskipun memang secara kompenen jurnalisme data sendiri belum semuanya lengkap, tapi setidaknya dari topik yang dihadirkan, serta metode pengambilan dan pengolahan data itu sudah maju pesat sekali dibanding dulu,” ujarnya.

Pendiri IDJN Wan Ulfa Nur Zuhra, mengatakan bahwa IDJA adalah ajang untuk mengapresiasi kerja keras jurnalis, desainer, programmer, editor, dan banyak orang lain di belakang liputan-liputan jurnalisme data. Ia harap, kehadiran IDJA dapat menciptakan iklim yang baik untuk mendukung perkembangan jurnalisme data di Indonesia.

“Semoga karya-karya yang menurut para dewan juri merupakan yang terbaik ini, bisa menjadi benchmark, bisa menjadi inspirasi untuk teman-teman lain dalam mengerjakan liputan jurnalisme data yang bermutu,” ujar Ulfa.

 

Tentang IDJN & IDJA

Indonesian Data Journalism Network (IDJN) adalah organisasi nirlaba dan komunitas yang mempromosikan dan mengajarkan jurnalisme data. IDJN didirikan pada Februari 2019 dengan tujuan untuk memberikan solusi atas kurangnya pengetahuan jurnalisme data di kalangan jurnalis di Indonesia.

Kegiatan IDJN meliputi meet up rutin untuk mempelajari jurnalisme data, membahas satu laporan atau belajar tools baru, membuat training dan riset jurnalisme data, serta berkolaborasi dalam pembuatan laporan jurnalisme data.

IDJN mempelopori Data Journalism Hackathon di Indonesia, sebuah kegiatan untuk mendorong kolaborasi antara jurnalis, designer, dan programer dalam membuat laporan jurnalisme data. Data Journalism Hackathon sudah digelar sebanyak empat kali sejak tahun 2020 hingga 2022. Lebih dari 300 orang sudah mengikuti hackathon ini, dan menghasilkan 28 laporan berbasis data.

Indonesian Data Journalism Awards (IDJA) merupakan kompetisi untuk laporan jurnalisme data terbaik yang dibuat oleh jurnalis dan media-media di Indonesia. IDJA ini merupakan gelaran penghargaan terhadap laporan jurnalisme data pertama di Indonesia diinisiasi oleh Indonesia Data Journalism Network. (TS-01)

error: Content is protected !!