TITASTORY.ID, – Nama Azis Tuni ketua Himpunan Pengusahan Muda Indonesia Provinsi Maluku saat ini menjadi viral dan sorotan publik setelah beredarnya rekaman audio perbincangan via telephone yang diduga dilakukan Patrik Papilaya dan Ketua Asosiasi Pedagang Mardika, Alham Valeo.
Rekaman suara atau audio berdurasi 9 menit 6 detik yang telah menyebar dan viral. Rekaman yang menyajikan topik pembicaraan terkait pembangunan lapak di kawasan Trotoar di Kawasan Pasar Mardika, Kecamatan Sirimau Kota Ambon dan pemberian uang sebagai bentuk ucapan terimakasih ke Gubernur Maluku.
Isi percakapan keduanya mulai terfokus dengan sapaan adik dan kakak. Mulai dari rasa keprihatinan kepada pedagang yang sering datang ke rumah Alham yang adalah ketua Asosiasi Pedagang Pasar Mardika sehingga dirinya pun menyampaikan hal itu ke Walikota Ambon, saat itu masih di jabat Ricahrd Louhenapessy dan dirinya mendapat respons bahwa untuk pembangunan di kawasan trotoar adalah domain gubernur.
“Jadi ini pembangunan lapak di trotoar pasca pembongkaran besar besaran, dan pedagang tidak ada tepat, termasuk jalan jalan sudah ditertibkan, dan pedangang pun mengeluh kepada saya sehingga saya lakukan komunikasi dengan pak Wali dan jawaban pak Wali untuk bangun lapak di trotoar itu domainya gubernur, ” jelas Alham kepada Patrik Papilaya.
Alham pun menyampaikan karena sudah mendapat pikiran dari Walikota Ambon, yang masih dijabat Ricahrd Louhenapessy. Alham pun terlibat dalam komunikasi dengan Azis Tuni yang kini adalah Ketua HIPMI Maluku. Al Muhamad pun juga menerangkan hasil komunikasi dengan Azis Tuni pun membuahkan hasil dan lapak di kawasan trotoar pun bisa berdiri hingga saat ini, dan sebagian sudah ditempati pedagang.
Lanjut, dalam pembicaraan, Alham juga menyampaikan sebagai rasa terimakasih dia pun memberikan uang ke Azis Tuni karena pedagang sudah bisa memiliki kios sebagai tempat usaha, bahkan Alham juga sempat menyampaikan jika bangunan sudah jadi atau sudah selesai ada juga bentuk ucapan terimaksih kepada gubernur.
“Sebagai tanda terimakasih beta (saya) ada kasih uang untuk Abang Azis, dan kalau sudah selesai nanti pak gub pung ada lai, ” ucap Alham dalam pembicaraan dengan Patrik Papilaya.
Tidak hanya itu, menjawab pertanyaan Patrik Papilya, terkait besaran uang yang diberikan ke Azis Tuni, Al Muhamad menyampaikan diberikan bertahap.
” Pertama itu delapan puluh, setelah itu 50, bertahaplah karena setiap di kepentingan keluar Jakarta untuk urus urus HIPMI itu dia minta bantu dan kisaran dua ratus lebih,” ungkapnya
Sebelumnya dalam percakapan tersebut, Alham mewanti wanti, apakah pembicaraan bisa di rahasiakan? karena ini menyangkut nama Gubernur Maluku. Bahkan Al Muhamad juga sempat menyampaikan apakah masalah ini bisa membuat Azis Tuni Marah, Patrik Papilaya pun menyampaikan ini soal kebenaran.
Diungkapkan Al Muhamad, bahwa dirinya sudah memperingatkan Azis Tuni untuk tidak terlalu sering meminta uang karena harus memikirkan para pedagang.
Sebenarnya beta sudah rem-rem (sabar), karena lapak itu milik pedagang, nanti dikira beta memanfaatkan pedagang karena beta juga masih pikir pak gub yang kasi izin,” ujar Alham
Selang beberapa waktu, kata Alham, Azis Tuni pun menyanyakan ke Al Muhamad terkait jatah Gubernur Maluku. Merasa ditodong Al Muhamad pun menjawab untuk memberikan waktu sehingga dia bisa mendapatkan uang untuk diberikan ke Gubernur Maluku, dan dirinya memberikan uang sebesar Rp100 juta ke Gubernur Maluku melalui Azis Tuni walau pun jumlahnya tidak sebesar yang dijanjikan yakni sebear Rp150 juta.
” Bisa ka seng (Bisa atau tidak-red) sebesar Rp, 100 juta, kasihan karena beta (saya) tidak bisa memaksakan pedagang,” tuturnya pula.
Dalam pembicaraan tersebut, Alham juga sempat menyebutkan nama QP sosok yang dinilai cukup dekat gubernur yang diinfokan bakal mengelolah Pasar Mardika. Infromasi ini “ungkap Alham cukup mengganggu para pedagang sehingga mereka meminta untuk bertatap muka dengan Gubernur Maluku sekaligus para pedangan akan menyampaikan situasi pasar dalam kaitan dengan kepentingan Gubernur Maluku akan datang.
” Pedagang bilang bahwa pasar Mardika akan di kelolah oleh QP yang diduga adalah orang dekat Gubernur Maluku dan pengelolaan diduga menghadirkan perusahan dari Kabupaten Seram Bagian Timur. ” terangnya
Sementara itu, Patrik Papilaya yang seolah ingin mencari lewat pembicaraan dengan Alham dengan lugas meyakinkan bahwa uang di ambil Azis Tuni tidak diberikan ke Gubernur Maluku.
Beta (saya ) berani jamin, abang Azis ambil uang itu dan pakai uang itu, ” tegas Patrik meyakinkan lawan bicaranya itu.
Tidak sebatas itu, terkait hal dimaksud, diduga kuat hal ini sudah diketahui Istri Gubernur Maluku, Widya Murad Ismail karena dilaporkan oknum tertentu.
Dalam percakapan, Patrik juga sempat menggunakan kata Bunda, dimana bentuk kata – kata ini bernada pengaduan atas apa yang dilakukan Azis Tuni dengan sejumlah point yakni terkait Pengurusan Trotoar. Azis yang diduga meminta uang dari Ketua Asosiasi sekitar Rp180 juta, dan itu dikasih secara bertahap. Terus, Azis kembali meminta uang dari Ketua Asosiasi suadara Al Muhamad sejumlah Rp 100 Juta.
“Itu untuk Abang Azis sebagai ucapan terimakasih untuk di kasih ke Pak Gub dan mau kasih ketemu mereka sama Pak Gub,”ucap Alham dalam rekaman telephone itu.
Soal isu tersebut, Azis Tuni yang dikonfirmasi, rabu (7/9/2022) menegaskan apa yang ditudukkan sama sekali tidak pernah benar, bahkan hal itu merupakan bentuk fitnahan. Dia, katanya tidak pernah membawa nama Gunernur untuk meminta uang.
“Itu berita ini fitnah,” tegasnya.
Dia mengakui memiliki hubungan baik dengan para pedagang di Mardika karena pernah membantu advokasi para pedagang saat relokasi pasca rehabilitasi pasar Mardika. Namun soal adanya jatah uang, apalagi bawa – bawa nama Gubernur Maurad dia mengatakan itu tidak benar dan ini fitnah.
Sebagai catatan klarifikasi atas pemberitaan media, Ketua HIPMI Maluku ini menegaskan sejumlah point penting diantaranya berita yang diterbitkan tidak benar dan fitnah. Selain itu sebagai Ketum HIPMI Maluku dan juga orang dekat Gubernur, dirinya tidak pernah mesabotase nama Gubernur untuk kepentingan pribadinya apalagi meminta uang di pedagang Mardika.
“Saya punya hubungan sangat baik dengan para pedagang Pasar Mardika, khususnya yang berhimpun di Asosiasi Pedagang Pasar Mardika Ambon (APMA). Sejak terjadi relokasi lebih dari 2000 pedagang saat Gedung Pasar Mardika Ambon direhabilitasi lewat dana APBN, saya ikut mengadvokasi para pedagang untuk mendapat tempat jualan yang layak,” terangnya.
Terkait berita yang tersebar luas itu, “ucapnya,” dia meminta Ketua APMA, Alham Valeo, bisa memberikan penjelasan dan klarifikasi sehingga tidak menimbulkan opini yang semakin membias di masyarakat.
“Atas nama pribadi, saya minta maaf kepada Gubernur Maluku Bapak Murad Ismail, karena berita ini telah membawa nama Pak Gubernur. Beliau saya sudah anggap bukan saja sebagai pemimpin di daerah ini, tapi sudah sebagai orang tua saya. Pak Gubernur orang baik, dan saya tidak akan berkhianat kepada beliau dengan masalah seperti ini,” jelasnya.
Sebagai mantan pekerja media, Azis berharap agar pemberitaan media juga dapat berimbang. Tidak menghakimi. Sebab ada kode etik jurnalistik yang mesti dijunjung tinggi.
Sementara itu, Ketua Asosiasi Pedagang Pasar Mardika Ambon (APMA) saat dihubungi media ini membantah tidak pernah memberikan uang kepada Gubernur Maluku.
” Itu tidak betul bang, tidak ada setoran ke Bapak gubernur, ” jawabnya singkat. (TS 02)
Discussion about this post