- “Kendaraan Listrikmu Membunuh Warga di Lingkar Tambang”
- “Stop Kriminalisasi Warga Lingkar Tambang Nikel”
- “Nikel Is the New Coal”
- “Hentikan Seluruh Izin Tambang di Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil”
- “Hentikan operasi PT Weda Bay Nikel di Wilayah Desa Sagea dan Pulihkan dan Lindungi sungai Sagea”
- “Wato-wato Benteng Terakhir Halmahera, Jangan Di Tambang”
- “PT GKP patuhi putusan MK 35/PUU-XXI/2024. Segera angkat kaki dari pulau Wawoni”
Demikian bunyi pernyataan yang ditulis pada sejumlah spanduk maupun pamflet milik para peserta aksi di depan pintu masuk lokasi pameran Kendaraan Listrik atau Periklindo Electric Vehicle Show (PEVS) 2024 di JIEXPO Kemayoran, Jakarta Pusat, Minggu (5/5/2024). Selain itu juga terlihat sejumlah foto-foto kondisi kerusakan lingkungan yang terjadi di desa-desa lingkar tambang di tiga daerah penghasil nikel tersebut yakni di desa-desa lingkar tambang di Maluku Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara.
Puluhan warga lingkar tambang dari daerah penghasil nikel di Timur Indonesia, ini menyerbu lokasi lokasi Festival Kendaraan Listrik ini berasal dari daerah lingkar tambang, antara lain Morowali Sulawesi Tengah, Wawoni Sulawesi Tenggara, dan Weda Halmahera Tengah, Maluku Utara.
Aksi ini sebagai luapan emosi mereka kepada pemeritah karena aspirasi mereka tidak pernah dihiraukan. Selain itu aksi ini bagian dari protes mereka kepada pemerintah dan oligarki yang selama ini berselingkuh dibalik penderitaan mereka.
Kedatangan para warga ini untuk memprotes Pemerintah Pusat maupun para pengunjung agar tidak membeli kendaraan listrik yang dipajang dalam lokasi pameran Kendaraan Listrik.
Kebanyakan mereka yang datang di pameran ini mengkritik penggunaan kendaraan listrik karena banyak mengorbankan masyarakat di daerah lingkar tambang. Menurut warga sebagian besar kendaraan listrik yang dipamerkan, bahan bakunya berasal dari nikel.
“Nikel itu ditambang di kampung-kampung kami, di Halmahera, Maluku Utara dan itu merusak ekosistem di sana,” Kata Adlun Fiqri salah satu peserta aksi yang berasal dari Halmahera, Maluku Utara.
Seluruh nikel yang dikeruk di Halmahera, Wawoni, dan Morowali kata Adlun diambil untuk bahan baku kendaraan listrik.
“Jika bapak ibu menikmati kemewahan yang ada di kota saat ini dari kendaraan listrik itu diambil, bahan bakunya dikeruk dari hutan kami, yang merusak hutan kami, yang merusak pesisir kami, menyebabkan polusi, menyebabkan limbah yang ada di kampung kami. Jadi kami sangat menderita dengan trend baterai listirk, kendaraan listrik yang menggunakan nikel,” kata adlun dalam orasinya di depan gerbang pameran Periklindo Electric Vehicle Show (PEVS) 2024 di JIEXPO Kemayoran.
Adlun bilang di daerahnya saat ini beropersi industri Indonesia Weda Bay Industrial Park (IWIP) yang mengolah smelter dan komponen dan komponen baterai listrik. Saat ini, kata Adlun kampung mereka dikepung oleh debu sehingga mengakibatkan polusi udara. Selain itu sungai sebagai bagian dari kehidupan warga untuk menkomsumsi air tidak dapat dikomsumsi lagi karena telah tercemar.
“Sungai kami tercemar, hutan kami hilang, kebun-kebun kami rusak dan hilang, nah itu digunakan untuk ambisi baterai listrik yang saat ini menggunakan bahan baku dari daerah kami. Jadi pada kesempatan ini kami sebagai masyarakat di daerah lingkar tambang, baik di Maluku dan Sukawesi tempat nikel ini dikeruk, kami meminta kebijakan dari Pemerintah Indonesia dan meminta kepada bapak ibu untuk hati-hati membeli produk kendaraan listrik ini,” pungkasnya.
Menurut pemuda desa Sagea Halmahera Tengah ini, proses produksi kendaraan listrik ini harusnya dilihat dari hulu bagaimana nikel ini diambil. Adlun pun menunjukan beberapa poster dan foto kerusakan lingkungan yang terjadi di ketiga daerah lingkar tambang ini.
Adlun bilang, akibat dari eksploitasi nikel dan berbagai izin pertambangan yang mengokupasi wilayah mereka di Halmahera dan Sulawesi menyebabkan berbagai macam kerusakan yang sangat luar biasa dan membinasakan.
Dari foto-foto yang dibawa mereka kata Adlun, para konsumen bisa melihat dampak dari hulu kendaraan listrik, bagaimana bisa melihat kerusakan lingkungan, kerusakan sungai, tercemarnya pesisir, ikan-ikan yang tercemar logam berat merupakan dampak dari industri nikel yang saat ini bercokol di ketiga daerah mereka di Indonesia Timur.
“Kendaraan listrik yang anda gunakan saat ini bahan bakunya itu membunuh kami yang berada di Maluku Utara dan Sulawesi,” tegasnya.
Tak hanya dampak lingkungan, aktivitas tambang nikel ini juga mengakibatkan tingginya angka kecelakaan kerja sehingga mengakibatkan luka-luka hingga meninggal dunia.
Ayunia Muis (28) warga Desa Torobulu, Sulawesi Tenggara dalam orasinya mengatakan kedatangan mereka di pameran kendaaran listrik ini sangat menyayat hatinya. Sebab dia bilang, bahan baku kendaraan listrik yang dipamerkan berasal dari mereka. Dimana dalam perjuangan masyarakat, kata Ayu, adalah memperjuangkan ruang hidup masyarakat Desa Torubulu.
Dari perjuangan tersebut, kata Ayu, sebagian masyarakat desa dikriminalisasi oleh perusahaan tambang nikel yakni PT Wijaya Inti Nusantara.
“Mereka (PT Wijaya Inti Nusantara) melaporkan kami di Polda Sultra sebanyak 32 orang. 2 orang saat ini sudah ditetapkan sebagai tersangka,” katanya.
Selain kriminalisasi, menurut Ayu, hutan dan sumber air mereka juga dirusak karena tercemar. Tidak saja air laut, namun air sungai yang biasanya dikomsumsi untuk kehidupan mereka ikut rusak. Kebun yang menjadi satu-satunya penunjang ekonomi mereka juga ikut rusak akibat aktivitas perusahaan tambang sehingga hal ini turut merampas ruang hidup mereka.
“Ruang hidup kami dirampas bahkan jarak tambang dengan rumah-rumah warga di sana itu kurang lebih hanya 5 meter,” tukasnya.
Wilman, peserta aksi dari Wawoni Sulawesi Tenggara, dalam orasinya mengatakan kendaraan listrik yang dipamerkan adalah bentuk dari kejahatan hilirisasi nikel yang dilakukan pemerintah bersama oligarki. Menurutnya hillirisasi nikel yang katanya rendah karbon ini malah mengakibatkan tingginya korban terutama masyarakat di sekitar lingkar tambang.
“Kita saat ini berada di lokasi kendaraan listrik berupa mobil listrik dan motor listrik dipamerkan, tetapi kemudian tidak ada satupun yang menjelaskan disini bahwa sumber kendaraan listrik tersebut menumbalkan kami-kami dari masyarakat desa, yang kemudian mengakibatkan kerusakan lingkungan, kriminalisasi bahkan menumbalkan darah-darah saudara-saudara kami,”
Kendaraan listrik tanya dalah kendaraan yang haram untuk dipakai, karena menurutnya dibalik kemegahan-kemegahan yang ada di kendaraan listrik tersebut, ada penderitaan, darah dan luka, masyarakat sekitar tambang.
“Saya mau tekankan kepada saudara-saudara di Kota, berpikirlah sebelum menggunakan kendaraan listrik karena dibalik kecanggihan dan kemegahan mobil dan mobil listrik, ada darah, ada luka yang hari ini yang dialami oleh saudara-saudara saya di lingkar tambang yang memperjuangkan ruang ridup mereka,” teriaknya.
“Jadi kendaraan listrik yang dipamerkan oleh Periklindo (Perkumpulan Industri Kendaraan Listrik Indonesia) ada suara tangisan, ada darah, ada saudara-saudara dan orang tua kami, terjadi konflik terus menerus di daerah kami untuk bagaimana perusahaan-perusahaan meproduksi nikel untuk menjadi bahan baku dari baterai itu sendiri,” lanjut Wilman dalam orasinya.
Terhadap berbagai masalah tersebut, Wilman mengecam tindakan Joko Widodo selaku presiden Indoensia karena selalu melegalkan seluruh izin pertambangan dan juga memberikan karpet merah bagi para investor untuk melakukan penambangan di seluruh wilayah Indonesia tanpa mengedepankan azas kemanusiaan dan keadilan.
“Kami yang hadir pada hari ini mengecam kebijakan yang sudah disampaikan oleh Pemerintah kita pada hari ini,” lanjutnya.
Dia bilang, jika kendaraan listrik yang merupakan hasil hilirisasi dari tambang nikel tidak melahirkan masalah seperti penindasan dan juga masalah kerusakan lingkungan maka sebagai petani yang lahir dari Sulawesi Tenggara tidak akan hadir dan berjuang di lokasi pameran Kendaraan Listrik. Tetapi menurutnya, karena kendaraan listrik yang dipamerkan oleh Pemerintah Indonesia, menyisakan sebuah tangis, luka, dan penindasan, serta ketidakadilan di desa-desa lingkar tambang.
“Seharusnya kesejateraan itu berbasis pedesaan atau perkampungan, tapi kemudian hari ini ditunjukan kemegahan hanya milik orang kaya yang ada di perkotaan dan menyengsarakan masyarakat di desa-desa sebagai pemilik kekayaan alam tersebut, sehingga menjadi miskin, dan apa yang dikorbankan oleh mereka di desa-desa ini, sehingga masyarakatnya tetap menjadi miskin di lumbung tambang yang kaya,” katanya.
Aksi dibubarkan
“Kami datang disini murni adalah panggilan kemanusiaan” apakah kalian pernah melihat, dampak dari eksploitasi tambang nikel di kampung-kampung kami atau tidak? Apakah kalian tahu dampak hilirisai nikel yang kalian bangga-banggakan saat ini mengorbankan masyarakat di Desa-desa lingkar tambang atau tidak? Apakah kalian tahu masyarakat di sana tidak bisa minum air dari sungai karena sudah tercemar atau tidak, apakah kalian tahu masyarakt kehilngan ruang hidup tidak bisa berkebun karena kebun mereka sudah tergusur, tanaman mereka rusak sehingga mereka kehidupan mereka semakin sulit. Apakah kalian pernah tahu nelayan-nelayan saat ini sulit mendapatkan ikan di laut karena lautnya telah tercemar logam berat akibat limbah smelter nikel. Semuanya apakah kalian tahu hilirisasi kendaaraan listrik ini hulunya bermasalah?
Demikian orasi dari peserta aksi di lokasi pameran Kendaraan Listrik atau Periklindo Electric Vehicle Show (PEVS) 2024 di JIEXPO Kemayoran. Keresahan dari masyarakat ini diteriakan setelah mereka diusir di depan gerbang pintu pameran Kendaraan Listrik.
Aksi protes di depan pintu utama pameran sempat berjalan selama 30 menit namun dibabarkan oleh panitia dan pihak keamanan JIEXPO. Dari pantauan Mongabay, sempat adu mulut antara para peserta aksi dengan panitia dan juga keamanan yang bersikeras agar peserta meninggalkan lokasi pameran.
Masyarakat pun dipaksa untuk meninggalkan lokasi karena dianggap mengganggu para para pengunjung pameran kendaraan listrik di di JIEXPO Kemayoran. Menurut panitia, kehadiran para peserta aksi ini bisa menggangu masyarakat yang datang. Sehingga mereka menyarakan agar masyarakat yang melakukan aksi bisa melakukan orasi mereka di luar JIEXPO Kemayoran.
Selain itu menurut panitian pameran, aksi yang dilakukan oleh masyarakat dari berbagai daerah ini seharusnya dilakukan di kantor-kantor milik pemerintah seperti DPR dan juga kementrian terkait, sehingga aspirasi mereka bisa disalurkan dengan baik.
“Seharusnya aksinya di depan Gedung DPR RI atau Istana Presiden bukan di sini, karena tidak ada yang dengar aspirasi kalian. Di sini panitia hanya melakukan pameran kendaraan listrik, sehingga salah jika kalian protes di sini,” kata salah satu panitia Electric Vehicle Show (PEVS) 2024 kepada massa aksi.
Selain panitia dan pihak keamanan JIEXPO, terlihat sejumlah aparat kepolisian yang tiba di sekitar lokasi pameran. Setelah beradu mulut, massa pun dipukul mundur meninggakan areal Gedung JIEXPO ke ruas jalan utama Kemayoran.
Melky Nahar, Koordinator Jaringan Advokasi Tambang Nasional, kepada Mongabay mengatakan aksi yang dilakukan bersama warga ini menindaklanjuti acara pameran yang dilaksanakan selama dua hari di Taman Ismail Marzuki (TIM), pada tanggal 3-4 april 2024.
Acara yang dirangkai dengan tema Bloody Nickel: Sisi Gelap Kendaraan Listrik, oleh Jatam bersama koalisi masyarakat sipil di Jakarta ini kata Melky merupakan pameran tandingan kendaraan listrik 2024 yang dilaksanakan oleh Periklindo Electric Vehicle Show (PEVS) 2024 di JIEXPO Kemayoran, Jakarta Pusat, Selasa 30 april hingga 5 mei 2024.
Menurut Melky, tren penggunaan kendaraan listrik (EV) din seluruh dunia maupun Indonesia tengah mengalami peningkatan. Hal ini diklaim sebagai salah satu Upaya mitigas mengurangi polusi udara serta mengatasi krisis iklim. Penjualan produsen ke distributor kata Melky, meningkat setiap tahun. Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), mencatat volume penjualan mobil listrik berbasis baterai atau battery electric vehicle (BEV) di Indonesia mencapai 17,06 ribu unit pada tahun 2023. Angka tersebut melonjak signifikan dengan persentase 65,2% (year-on-year) disbanding tahun 2022.
Agar menjadi salah satu pemain utamanya, kata Melky, pemerintah Indonesia kemudian menerbitkan bermacam regulasi, kebijakan, hingga pemberian insentif kepada koorporasi dan penggunanya.
Dengan dalih# TransisiEnergi, menurut Melky, komuditas ini kemudian diiklankan sebagai produk yang lebih rendah karbon dan ramah lingkungan. Namun dalam praktiknya kata Melky, mereka melakukan pembongkaran kampung-kampung, pengrusakan hutan yang memicu deforestasi, penghancuran terhadap sumber air warga, pencemaran laut dan udara hingga pelangaran kemanusiaan.
Aksi ini menurut Melky sengaja digelar sebagai puncak dari pameran tandingan “Bloody Nikel Sisi Gelap Kendaraan Listrik di Taman Ismail Marzuki. Selain aksi ini juga untuk merespon pameran yang dilakukan Periklindo Electric Vehicle Show (PEVS) 2024 di jakarta International Expo (JIEXPO) Kemayoran, Jakarta Pusat. Melky mengatakan mereka menggelar pameran tandingan, untuk membongkar praktik kotor pemenuhan bahan dasar kotor kendaraan listrik dari hulu industrinya.
“Hari ini kami secara sengaja datang ke lokasi pameran kendaraan listrik yang mempertontonkan kendaraan-kendaraan listrik kepada public Jakarta yang selama ini menjadi salah satu alasan mengapa begitu banyak warga yang melakukan protes penolakan, kami memandang bahwa apa yang diklaim bahwa kendaraan listrik ramah lingkungan tentu saja kontradisksi dengan realsitas yang terjadi di lapangan,” kata Melky usai aksi masyarakat di depan 2024 di jakarta International Expo (JIEXPO) Kemayoran, Jakarta Pusat, Minggu, 5 Mei 2024.
Dia mengatakan yang terjadi adalah seluruh proses dan punya jejak karbon itu sendiri menghacurkan ruang hidup warga, mengokupasi pulau-pulau kecil yang ada di timur Indonesia.
Dikatakan dibalik pengembangan penambangan nikel yang diklaim untuk Electric Vehicle, sesungguhnya Jatam membacanya hanya sebatas bisnis semata yang sangat terkait dengan konflik kepentingan antara pelaku bisnis yang sebagian pemainnya itu ada di lingkaran istana dan sebagian lagi ada di parlemen DPR dan MPR.
“Sehingga gembar-gembor EV sebagai salah satu Solusi mengatasi krisis iklim kami melihatnya itu sebagai petaka bagi warga di desa-desa lingkar tambang baik itu di Sulawesi dan Maluku Utara sampai di Papua bagian Barat,” katanya.
Sebelumnya, Jatamnas bersama koalisi masyarakat sipil di Jakarta dan juga dihadiri oleh masyarakat di desa desa lingkar tambang terutama di Kepulauan Sulawesi menggelar pameran daya rusak industri ekstraktif terutama untuk komunitas yang kemudian diklaim untuk ekosistem pengembangan kendaraan listrik, di Gedung Galeri Cipta Taman Ismail Marzuki (TIM), 3-4 mei 2024.
Dalam rangkaian acara ini dilakukan diskusi tentang “Daya Rusak Tambang Nikel di Indonesia” yang menghadirkan sejumlah narasumber dari berbagai elemen dan juga masyarakat di lingkar tambang nikel seperti, Atina Rizqiana dari Celios, Erwin Suryana dari KIARA, Hendro Sangkoyo dari SDE, Adlun Fiqri perwakilan warga Sagea Malukun Utara, Ayunia Musi perwakilan perempuan dari Torobulu, Sulawesi Utara.
Selain itu juga dilakukan diskusi Hilirisasi Nikel dengan tema: Untungkan Pebisnis, Rugikan warga yang dihadiri oleh para narasumber seperti Pakar Ekonom Faisal Basri yang berasal dari INDEF, Melky Nahar dari Jatamnas, Nursida Can perwakilan warga dan perempuan dari Maluku Utara, dan Wilman perwakilan warga dari Wawoni Sulawesi Tenggara.
Dalam rangkaian acara ini digelar pameran foto-foto kondisi pencemaran lingkungan di sekitar desa-desa lingkar tambang di Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, dan Maluku Utara. Selain itu dilakukan diskusi dan pemutaran film, seni instalasi dan ilustrasi oleh berbagai komunitas di Jakarta.
Presiden Hadiri Pameran
Dilansir dari website Kementrian Sekretaris Negara Republic Indonesia, Presiden Jokowi Apresiasi Pameran Periklindo Electric Vehicle Show Tahun 2024 | Sekretariat Negara (setneg.go.id), Presiden Joko Widodo melakukan peninjauan pameran kendaraan listrik Periklindo (Perkumpulan Industri Kendaraan Listrik Indonesia) Electric Vehicle Show Tahun 2024 yang digelar di JIEXPO Kemayoran, Jakarta, pada Jumat, 3 Mei 2024. Kepala Negara mengapresiasi pameran yang menjadi ajang untuk mengamati perkembangan industri kendaraan listrik di Tanah Air.
“Pameran kendaraan listrik saya lihat sangat bagus sekali. Yang banyak memang sepeda motor, yang kedua mobil, juga ada bus, ada truk, semuanya ada,” ujar Presiden Jokowi saat memberikan keterangan pers kepada awak media usai peninjauan.
Presiden juga mengatakan bahwa Indonesia masih memiliki peluang yang cukup besar bagi pangsa pasar kendaraan listrik. Presiden menyebut saat ini produksi sepeda motor listrik baru mencapai sekitar 100 ribu motor dari kapasitas yang ada sekitar 1,6 juta motor per tahun.
“Artinya masih ada peluang yang sangat besar sekali,” ungkap Presiden.
Dalam kesempatan tersebut, Presiden turut menjelaskan perkembangan terbaru dalam industri kendaraan listrik di Tanah Air dimana pabrik industri baterai akan mulai beroperasi pada bulan depan. Presiden pun menekankan pentingnya menjaga pembangunan ekosistem kendaraan listrik.
“Ini bangunan besar ekosistem EV (electric vehicle) ini betul-betul harus kita jaga jangan sampai ada hambatan-hambatan. Saya rasa goal-nya kesana,” ucap Presiden.
Terkait alih teknologi, Presiden menegaskan bahwa pemerintah terus berupaya membangun ekosistem kendaraan listrik di dalam negeri agar terus berjalan. Hal ini penting agar Indonesia siap berkompetisi secara global dalam industri kendaraan listrik.
“Ini sudah dimulai sehingga kalau nanti industri baterai listriknya jadi, pabrik mobil listrik, sepeda motor listrik, bus listrik semuanya jadi, segera ekosistemnya akan terbentuk,” tutur Presiden.
“Inilah daya saing yang ingin kita tunjukkan bahwa kita memang siap untuk berkompetisi di arena global,” tandas Presiden.
Turut mendampingi Presiden dalam peninjauan ini adalah Menteri Perindustrian Agus Gumiwang, Menteri Investasi Bahlil Lahadalia, Kepala Staf Presiden yang juga Ketua Umum Periklindo Moeldoko, serta Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono.
Terhadap kehadiran Jokowi kata Koordinator Jatamnas, Melky Nahar, kehadiran Jokowi bertujuan untuk mendukung bisnis-bisnis ekosistem kendaraan listrik ini. Tetapi disaat yang sama, secara sengaja mengabaikan realitas yang terjadi di lapangan terutama dampak buruk akibat pembongkaran nikel yang akhir-akhir ini diklaim sebagai salah satu Upaya untuk mengatasi krisis iklim di dunia termasuk di Indonesia.
Dia mengingatkan public Jakarta dan kota-kota besar di Indonesia bahwa apa yang dinarasikan nikel untuk kepentingan EV itu sebenarnya adalah penipuan public dan kebohongan. Yang terjadi kata Melky selama ini Nikel kita lebih banyak dimanfaatkan untuk pengembangan steinistell dan lebih banyak diekspor ke Tiongkok.
“Sehingga jika Presiden Jokowi menganggap pembongkaran nikel yang terjadi hari ini yang terjadi di wilayah timur Indonesia untuk kepentingan EV untuk kepentingan public itu artinya Jokowi sedang menyesatkan public, dan presiden ini layaknya tidak boleh ditiru dan tidak boleh dianggap sebagai satu kebenaran,” kata Melky menutup pernyataannya usai aksi di depan lokasi pameran di International Expo (JIEXPO) Kemayoran, Jakarta Pusat.
Sementara itu, Ketua Umum Perkumpulan Industri Kendaraan Listrik Indonesia (Periklindo), Moeldoko, optimistis penggunaan kendaraan listrik di Tanah Air akan terus meningkat seiring berbagai kebijakan yang telah diambil pemerintah.
Moeldoko menyoroti Peraturan Presiden (Perpres) No 79 Tahun 2023 yang telah merevisi Perpres No.55/2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (Battery Electric Vehicle) untuk Transportasi Listrik.
Diketahui peraturan itu memberikan pembebasan pajak seperti pajak penjualan barang mewah (PPnBM) hingga pajak kendaraan bermotor (PKB). Lewat peraturan tersebut, pemerintah juga melonggarkan syarat tingkat komponen dalam negeri (TKDN) untuk kendaraan listrik.
“Saya pikir perubahan Perpres 55 menjadi Perpres 79 itu sebuah bukti nyata bahwa pemerintah berkomitmen (mendorong percepatan kendaraan listrik),” ucap Moeldoko di sela-sela acara Periklindo Electric Vehicle Show (PEVS) 2024 di JIEXPO Kemayoran, Jakarta Pusat, Selasa (30/4/2024) seperti dilansir dari website Periklindo.com dengan judul “Moeldoko Optimistis Pengguna Kendaraan Listrik Meningkat – Periklindo”
Discussion about this post