Limbah PT WLI Diduga Rusak Hutan Mangrove dan Kebun Warga di Pasahari

03/02/2025
Ratusan pohon mangrove dan pohon kelapa yang mengering dan mati diduga tercemar limbah PT. WLI, di Areal sunagi kali masing pesisir pantai Desa Pasahari, Kecamatan Seram Utara, Kabupaten Maluku Tengah. (Foto titastory/ Alamsyah)

titastory, Seram Utara – Ratusan pohon mangrove, kelapa, dan sagu di pesisir Desa Pasahari, Kecamatan Seram Utara, Kabupaten Maluku Tengah, mengering dan mati. Warga menduga kerusakan ini akibat pencemaran limbah dari PT Wahana Lestari Investama (WLI), perusahaan budidaya tambak udang yang beroperasi di wilayah tersebut.

Limbah perusahaan diduga dibuang langsung ke Kali Masing, sungai kecil yang mengalir ke pesisir pantai Pasahari. “Buangan limbah ini bukan hanya membunuh hutan mangrove, tetapi juga menyebabkan ratusan pohon kelapa dan sagu milik warga mengering dan mati,” kata Alamsyah, seorang warga setempat, Minggu (2/2).

Ratusan pohon mangrove dan pohon kelapa yang mengering dan mati diduga tercemar limbah PT. WLI, di Areal sunagi kali masing pesisir pantai Desa Pasahari, Kecamatan Seram Utara, Kabupaten Maluku Tengah. (Foto titastory/ Alamsyah)

Menurut Alamsyah, pencemaran ini bukan fenomena baru. Selama bertahun-tahun beroperasi, PT WLI diduga membuang limbah tanpa memperhatikan dampak terhadap lingkungan dan masyarakat. “Kondisi ini sudah lama terjadi, tapi perusahaan terkesan membiarkan begitu saja,” ujarnya.

Hal senada disampaikan Robinson Pasahari, petani kelapa yang mengaku kehilangan ratusan pohon akibat pencemaran limbah. “Bukan hanya saya, ada banyak warga lain yang mengalami hal serupa. Tapi hingga kini, pihak perusahaan tidak pernah datang untuk berkomunikasi atau menawarkan ganti rugi atas kerusakan tanaman kami,” keluhnya.

Ratusan pohon mangrove dan pohon kelapa yang mengering dan mati diduga tercemar limbah PT. WLI, di Areal sunagi kali masing pesisir pantai Desa Pasahari Kecamatan Seram Utara Kabupaten Maluku Tengah. (Foto Alamsyah)

Dugaan pencemaran ini berdampak luas, tidak hanya pada ekosistem mangrove yang menjadi benteng alami pesisir, tetapi juga pada mata pencaharian warga yang menggantungkan hidup pada hasil kebun.

Hingga berita ini diterbitkan, pihak PT WLI belum memberikan tanggapan atas dugaan pencemaran limbah yang dilaporkan warga.

Penulis: Sahdan Fabanyo
Editor : Christ Belseran
error: Content is protected !!