titaStory.id,ambon – Lima wartawan Tempo, yang setiap minggu siaran podcast “Bocor Alus” serta meliput dengan kritis berbagai usaha Presiden Joko Widodo konsolidasi kekuasaan, raih Penghargaan Oktovianus Pogau dari Yayasan Pantau karena keberanian dalam melakukan tugas jurnalisme.
Yayasan Pantau menilai, lima wartawan yaitu Egi Adyatama, Francisca Christy Rosana, Hussein Abri Donggoran, Raymundus Rikang, dan Stefanus Pramono, sebagai wartawan media cetak, berani masuk ke media siaran guna menerangkan berbagai manuver hukum dan politik dari Istana Merdeka.
“Dari liputan wartawan di lapangan, dorang buang suara dalam Bocor Alus,” kata Yuliana Lantipo dari Yayasan Pantau. “Bocor Alus itu penting, termasuk buat kitorang di Tanah Papua, karena wartawan biasa turun ke lapangan, wawancara banyak sumber, bukan sekadar omon-omon.”
Liputan soal Presiden Jokowi, bukan pekerjaan mudah karena Jokowi bergerak tertutup, lewat komunikasi pribadi maupun perantaraan orang kepercayaan dan keluarganya, namun canggih dalam public relations. Jokowi mampu membentuk citra dirinya.
Bocor Alus adalah podcast milik majalah Tempo lewat YouTube maupun Spotify, terbit setiap hari Sabtu, guna menyebarkan informasi kepada masyarakat.
Pada 2023, Bocor Alus dapat penghargaan dari YouTube sebagai kanal paling laju pertumbuhannya, serta kanal paling populer di Spotify Indonesia. (*TS)
Discussion about this post