titastory.id,- Tolak diisolasi oleh Pemerintah Daerah Provinsi Maluku, puluhan penumpang yang baru tiba dengan kapal KM.Tidar, mengamuk di ruang isolasi Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP) Provinsi Maluku, Kelurahan Tihu, Kecamatan Teluk Ambon, Kota Ambon, rabu (1/4/2020) siang.
Warga melakukan protes dan mengamuk akibat tak diberi akses pelayanan oleh panitia posko gugus penanganan covid-19 provinsi Maluku.
“ kami ini sudah koordinasi dengan Pemda, namun tidak ada solusi dan wujud nyata. Jadi kalau dari sana tidak bisa menunjukan apa yang dijanjikan, maka bagaimana kita ada disini ? kita sama-sama anak bangsa saja dan kita sehat kok,” teriak Helmy Latupono salah satu warga yang diisolasi di gedung LPMP Maluku.
Helmy sendiri, memimpin aksi bersama puluhan warga di halaman gedung Isolasi LPMP Maluku. Dalam tuntutannya, Helmi memprotes pelayanan pihak Pemda Maluku yang tidak sesuai dijanjikan.
“ saya akan memimpin warga lainnya untuk tinggalkan gedung ini. Kami tidak sakit. namun kami bisa sakit karena mati lapar karena tidak diberi makan oleh Pemerintah Daerah Maluku,”beber Penumpang dari Jakarta ini.
Selain janji makanan, menurut warga Maluku asal Negeri Pelauw, Maluku Tengah ini, janji pelayanan kesehatan oleh pemerintah daerah juga tak dipenuhi.
“ bukan saja soal makanan, namun mana kliniknya, mana pemeriksaan dari medisnya, siapa yang berbohong ? ini kita sama-sama di lapangan dan kita juga selama ini sehat-sehat saja,” teriak bapak paruh bayah ini.
Aksi protes tersebut sempat mendapat tanggapan dari aparat kepolisian yang berada di lokasi, namun sayangnya, aksi yang dilakukan oleh penumpang yang diisolasi ini tak bisa dibendung.
Aksi ini protes ini berakhir setelah puluhan warga yang diisolasi ini meninggalkan halaman gedung LPMP Maluku.
Aparat serta petugas yang berada di lokasi tersebut, tak bisa melerai puluhan warga yang sementara diisolasi itu.
Kepala LPMP Maluku, Achli Jasim, saat dikonfirmasi oleh para awak media di ruang kerjanya menggatakan, para penumpang yang diisolasi sebagian telah meniinggalkan lokasi isolasi LPM.
“ saya mau tegaskan dulu, dalam rangka memberantas dan memerangi covid-19, kita membantu panitia gugus pencegahan covid-19 provinsi maluku untuk menyiapkan gedung LPMP sebagai lokasi isolasi bagi para pelaku perjalanan dari luar Maluku. Dan kami meyiapkan 142 kamar sesuai arahan Pemda maluku,” kata Jasim.
Menurut Jasim bantuan dari LPMP sendiri, sebagai bentuk memerangi pandemi covid-19 di Maluku khususnya ambon sebagai pintu masuk Provinsi Maluku.
Dijelaskan kepala LPMP Maluku ini, para pelaku perjalanan ini tiba rabu (1/4/2020) sekitar pukul 04.30 wit di gedung LPMP. “ ada sekitar 86 orang yang tiba rabu pagi itu, namun kami juga tidak diinformasikan oleh pemerintah daerah bahwa ada penumpang yang akan diisolasi di sini. Namun kami tetap menyiapkan ruangan dan kamar untuk mengisolasi mereka,”ungkapnya.
Namun, kata Jasim atas laporan petugas Balai LPMP, warga melakukan aksi protes dan mengamuk di halaman gedung. “ ia saya diberitahu oleh petugas, bahwa masyarakat sudah mengamuk karena mereka lapar karena tak diberi makan oleh Panitia Pemda,” ujar dia
Jasim juga membenarkan puluhan warga yang mengamuk itu, memprotes pelayanan dari panitia daerah. “ ia mereka menuntut lapar, terus katanya tak ada pelayanan kesehatan, petugas medis pun tak ada, bahkan mereka juga mengklaim mereka sangat sehat sehingga pemerintah tak ada dasar untuk melakukan isolasi mereka,” kata Jasim.
Bahkan menurut Jasim sebagian besar warga isolasi yang protes sebagian besar mempunyai rumah dan keluarganya di Ambon dan juga daerah lainnya di Maluku.
“ mereka yang menuntut ini kan sebenarkan orang-orang yang mempunyai rumah di Ambon. Termasuk yang tinggal di Pelauw, tinggal di seram, pulau buru, dan daerah lainnya di maluku,”tandasnya
Meski begitu, kepala LPMP ini menjelaskan bahwa aksi protes yang dilakukan oleh pelaku perjalanan ini bagian dari alasan mereka untuk meninggalkan lokasi isolasi di LPMP. “ ya sebenarnya berteriak lapar itu hanya sebagai alasan saja, namun sebenarnya puluhan tersebut ingin pulang ke rumah mereka masing-masing dan ingin cepat ketemu keluarga mereka,” terang dia.
Hingga kini, lanjut Jasim terdapat 23 warga pelaku perjalanan yang masih diisolasi dibalai LPMP Maluku. Mereka kebanyakan merupakan penumpang dengan tujuan ternate dan Sanana, provinsi Maluku Utara. “ ada 23 orang yang masih diisolasi, mereka tak punya pilihan untuk tinggal disini untuk diisolasi oleh Pemda. mereka juga tak punya keluarga disini. Namun mereka akan diisolasi selama 14 hari setelah itu bisa melanjutkan perjalanan mereka,” kata Jasmin.
23 orang kata Jasmin merupakan penumpang kapal KM. Tidar dari arah Jakarta, Surabaya, serta Makassar ke Maluku dan Maluku Utara. Namun saat ini diberlakukan pembatasan perjalanan oleh Pemda Maluku Utara, mereka terpaksa diturunkan di Pelabuhan Yos Sudarso Ambon.
“ mereka happy, santai, semua gratis disini, meski mereka diisolasi tapi mereka sehat dan bukan ODP. Setelah 14 hari dan kapal tujuan Maluku Utara ada, mereka bisa langsung berangkat,” tutur dia.
Pasca pembatasan perjalanan oleh Pemerintah Maluku, dalam tiga hari terakhir sebanyak 1.497 penumpang dari luar Maluku masuk menggunakan kapal Pelni. (TS-01)
Discussion about this post