TITASTORY.ID – Kekecewaan keluarga korban khususnya Ibu korban dari oknum bocah di Rumah Sakit Tentara (RST) Ambon pada Senin pekan kemarin diduga merupakan rentetan dari ketidakpuasan pihak keluarga dengan pihak Puskesmas Desa Nania, Kecamatan Baguala Kota Ambon.
Fitri Ramadani Sairlay kepada titastory.id ketika diwawancarai di Kota Ambon, Rabu, (30/6) menjelaskan, pada tanggal 14 Juni 2021 melakukan pemeriksaan ke Puskesmas Desa Nania karena anaknya menderita penyakit bisul. Sayangnya obat oles yang diberikan pihak Puskesmas tidak mempan justru bisul tersebut makin membesar.
Akhirnya pada tanggal 26 Juni 2021, pihaknya berinisiatif melakukan pengobatan ke Rumah Sakit Otto-Kuyk Desa Passo, namun salah satu tenaga dokter mengarahkan untuk berobat ke Rumah Sakit Tentara (RST) dr. Latumeten Ambon. Pada hari Sabtu mereka pun pergi ke RST dan mereka dilayani dengan baik bahkan sudah mendapat kartu tanda berobat, dan pendaftar menggunakan jaminan asuransi kesehatan atau BPJS kesehatan.Termasuk diberikan resep obat dengan anjuran jika setelah diobati pasien dan ibunya bisa balik lagi.Dengan syarat harus disertai dengan surat rujukan dari puskesmas.
“Sabtu tanggal 26 sewaktu melakukan pendaftaran semua baik baik saja, kami sudah diberikan kartu berobat dan resep obat”, ujar Ramadani.
Senin, 28 Juni 2021 ” katanya” dirinya kembali menuju ke Puskesmas dengan tujuan untuk meminta surat rujukan untuk peroleh tindakan medis di RST Ambon namun entah apa sebabnya pihak Puskesmas tidak membuat surat rujukan, padahal surat rujukan tersebut sebagai salah satu kelengkapan administrasi pasien pengguna BPJS.
Karena kondisi bisul di dahi kanan anaknya sudah dalam keadaan parah dan sudah mengeluarkan darah, mereka kemudian bergegas ke RST. Setibanya di sana oknum petugas medis yang ada di sana seolah tidak peduli dan membiarkan korban dan pasien menunggu selama dua jam tanpa ada penjelasan pasti.
“Awalnya kami pahami jika pasien harus menunggu dan kami menunggu namun lama kelamaan kami juga bingung dengan mekanisme pelayanan yang ada. Bahkan ada salah satu suster yang melatari kami bahwa kenapa anak kami ini harus menunggu diluar selanjutnya, oknum mengarahkan pasien untuk masuk ke ruangan unit Gawat Darurat (IGD), kami pun masuk, malah kembali kami disuruh keluar dan diminta menunggu diluar.” tuturnya.
Sementara berada diluar, ibu dari calon pasien ini kemudian bertanya tentang alasan sehingga harus menunggu, “mereka menjawab karena belum ada mantri,”kata Ramadani sambil menirukan jawaban dari salah satu nakes RST.
Karena melihat darah makin banyak keluar, hingga masker yang digunakan bocah tersebut berlumuran darah, Maharany, sang ibu korban kemudian dengan suara lantang meminta agar luka bisul yang sudah mengeluarkan darah dibersihkan.
“Namun jawaban dari oknum petugas medis agar orang tua mencuci dengan tisu. Jawaban yang menurut saya tidak etis, bahwa kami datang untuk menerima pertolongan dan pelayanan medis, namun respons oknum tenaga medis bahwa kami bisa gunakan tisu untuk membersihkan darah bisul anak saya” ulasnya.
Karena sudah risih dengan sikap pelayanan yang tidak profesional, Maharany kemudian merekam aktivitas para tenaga medis dan memposting ke media sosial dengan harapan agar publik yang menilai pelayanan yang kini dilakoni oknum petugas RST.
“Akhirnya saya viralkan di media sosial lantaran pihak keluarga kecewa dengan sikap sejumlah oknum tenaga medis yang enggan melakukan pemeriksaan terhadap pasien yang mengalmi luka dan sementara mengeluarkan darah. Setidaknya ada tindakan awal terlebih dahulu,” ucapnya.
Tidak hanya itu, hal yang membuat ibu dari dua anak ini merasa geram adalah saat dirinya meminta kartu berobat yang sempat dimasukan, oknum nakes yang viral itu memberikan dengan tangan kiri dan sengaja menjatuhkan kartu tersebut.
Saya kecewa, kalau tidak mau terima pembayaran atau pelayanan BPJS di kasih tahu yang penting anak saya mendapat tindakan, karena sebagai seorang ibu tidak mungkin melihat anaknya sudah berlumuran darah tetal masih tidak dihiraukan,” terangnya lagi.
Untuk itu dirinya meminta agar Direktur RST dapat melakukan evaluasi terhadap tenaga media yang sudah viral tersebut, sehingga mereka sadar bahwa mereka adalah pelayan mayarakat.
Sebelumnya, Ramadhany Sairlay dalam postingan di akun facebooknya menjelaskan pihak tidak respons petugas RS terhadap anak dibawa umur tersebut. Postingan video dengan durasi 1 menit 16 detik yang kini viral di media sosial, mengisahkan tentang sikap petugas medis yang tidak santun dalam melayani pasien bahkan tindakan medis awal juga tidak dilakukan. Diduga karena pasien dilengkapi BPJS.
Dari video yang ada, suara wanita yang diduga orang tua pasien mempertanyakan tugas dan tupoksi tenaga medis yang terlihat santai tidak peduli dengan kondisi yang ada. Bahkan saat mengembalikan kartu berobat milik pasien seolah di dorong hingga kartu berobat tersebut jatuh ke tanah.
Video viral ini mendapat komentar dari para netizen bahkan video ini sudah dibagikan sebanyak ribuan kali dan menjadi viral.(T -03)
Discussion about this post