titaStory.id, ambon, – Candra, bocah umur 13 tahun, warga Kahena, Negeri Batumerah, Kecamatan Sirimau Kota Ambon ditemukan tak bernyawa setelah terseret arus sungai Wairuhu, rabu (05/5/2024).
Kejadian naas tersebut terjadi saat hujan deras menerjang Kota Ambon, sejak pagi. Arus sungai Wairuhu cukup kuat.
Kejadian berawal saat korban dan teman sejawatnya mandi di salah satu kolam, dekat rumahnya. Sebelumnya, niat korban ini sempat ditegur orang tuanya, namun tak dihiraukan.
“Mama katong pi mandi di kolam Orkai dolo,” kata Ibu korban mengutip percakapan saat itu.
“Jang dolo Candra ada hujan bagini,”
Permintaan ibu korban tak digubris, Candra malah menyelah larangan ibunya
“Seng cuman pi cek air saja,”
Bertekad ke kolam Orkai, Candra dan rekan rekannya langsung menuju kolam Orkai.
Ibu Korban candra dalam laporannya bercerita, sebelum kejadian korban bersama teman sejawatnya bersenda gurau di sungai dekat rumah mereka.
Dililit suasana ria dan gembira, mereka tak sadar, arus sungai Wairuhu makin kencang.
Para bocah ini pun sadar, bahwa air sungai makin kuat. Mereka bergegas pulang, namun terhalang arus sungai yang semakin deras. Meski begitu Candra dan rekannya memberanikan diri menyusuri tepi sungai. Meski arus sungai deras mereka memaksa melewatinya.
Rekan korban bercerita, melihat timbunan batu besar di tengah sungai Wairuhu. Mereka mencoba memberanikan diri untuk mendekat, berharap sebagai bisa melindungi diri mereka saat menyeberang sungai. Tak ada pun rasa takut dari para bocah ini.
“We katong lewat Batu par menyebrang,” kata Alim salah satu teman korban, yang dikutip dalam laporan polisi.
Ajakan itu dituruti, mereka saling berpegangan tangan dengan niat agar bisa naik ke atas batu besar tersebut. Berharap bisa melintas ke seberang sungai.
Candra sempat mencelupkan kakinya ke dalam sungai. Dia pun sontak merespons bahwa arus sungai sangat kuat dan meminta salah satu rekannya untuk menariknya.
“Wih arus paleng kuat e, tarek Beta,” Kata Alim, saksi korban mengutip kata-kata Candra saat itu.
Seketika padangan Candra tertuju pada ranting pohon yang hanyut. Korban pun mengajak rekannya menggunakan ranting pohon untuk melintas.
“Bagaimana kalau Katong nae ini,” ajaknya.
Alim teman korban justru berpendapat lain. Dia justru mengusulkan utuk melewati gunung di kawasan sungai itu.
“Seng bisa lewat gunung ka, kata Alim
Candra pun merespons ajakan itu dengan mengatakan bahwa ada jalan buntu. Sekalipun demikian rekan korban ini meragukan jalan lintas yang diusulkan korban, karena mereka harus melewati ranting pohon.
“Ini satu satunyanya jalan pulang,
Pada saat itu, Candra memegang ranting pohon, dia berusaha menyeberang ke batu yang berada di tengah sungai, peristiwa naas itu pun terjadi. Ranting pohon pun patah dan korban pun terperosok ke dalam sungai dan tubuhnya hanyut.
Salah satu saksi mata sempat melihat korban tenggelam dan terbawa arus. Meski begitu korban sempat berpegangan pada sebongkah batu namun tetap saja tubuh mungilnya itu tak mampu menahan tekanan arus dia dia pun hanyut.
Kejadian ini pun diberitahukan ke keluarga korban. Pencariaan terhadap korban pun dilakukan. Warga Desa Galala pun turut serta.
Setelah melakukan pencarian korban pun ditemukan. Tubuh Candra ditemukan di kawasan pesisir pantai Galala, dekat Jembatan Merah Putih dalam kondisi tidak bernyawa.
Jazad korban pun dievakuasi ke Rumah Sakit Bhayangkara, Tantui, Ambon untuk melalui proses pemeriksaan. Setelah diperiksa jenazah korban langsung dibawa keluarga untuk dimakamkan di kampung halamannya di Pulau Haruku, Maluku Tengah. (TS-02)
Discussion about this post