titastory, Intan Jaya – Ratusan warga sipil dari berbagai kampung di Kabupaten Intan Jaya memadati lapangan sepak bola Yokatapa, Distrik Sugapa, pada Senin 19 Mei 2025, sekitar pukul 09.36.
Sejumlah besar orang-orang itu merupakan orang asli Papua yang harus mengungsi dari rumah dan kampung halaman agar menyelamatkan diri, akibat ketegangan pasca konflik bersenjata antara TNI-Polri dan TPNPB yang kembali pecah di wilayah Intan Jaya, Papua Tengah.

Pantauan media ini di berbagai paltfform media sosial memperlihatkan kondisi warga tengah menyingkir dari kampung halaman mereka. Warga yang terdiri dari sejumlah anak-anak, para orang tua, para perempuan, dan para tokoh agama. Kini mulai hidup dalam kondisi yang darurat tanpa tempat tinggal, kekurangan ketersediaan pangan, akses kesehatan serta kebutuhan yang tidak memadai.
Selama beberapa tahun terakhir, konflik bersenjata yang berkepanjangan antara aparat TNI-Polri dan kelompok TPNPB terus berlangsung di wilayah Intan Jaya. Akibat dari konflik yang terjadi terus menjadikan warga sipil sebagai korban dari operasi militer.
Dalam operasi militer yang dilakukan, tidak jarang warga sipil turut menjadi korban penangkapan sewenang-wenang, intimidasi, penyiksaan, pembakaran rumah, dan pendudukan fasilitas umum seperti gereja dan sekolah oleh aparat keamanan.
Dampak Bagi Warga Sipil
Pasca konflik bersenjata yang terjadi akhirnya gelombang pengungsian massal dari kampung-kampung seperti Bilogai, Yokatapa, Hitadipa, dan sekitarnya terpaksa melarikan diri ke distrik Sugapa. Sebagian warga lainnya memilih untuk melarikan diri ke wilayah pegunungan, mencari wilayah yang lebih aman.
Dengan meninggalkan kampung halaman berarti ribuan warga yang telah mengungsi akan kehilangan rumah-rumah mereka, akan dibongkar ataupun akan terbakar.

Kehidupan keagamaan dan proses pendidikan akan menjadi dampak lain yang timbul ketika masyarakat berada di pengungsian. Selain itu akan terdapat tekanan mental yang trauma atas peristiwa kekerasan yang menimpa orang-orang terdekat.
Ketersedian pangan menjadi kondisi yang sangat menyiksa para warga yang mengungsi secara tiba-tiba tanpa persiapan pada waktu yang tidak menentu sampai kapan berkahirnya.
Seruan Kemanusiaan Dari Intan Jaya
Dengan berbagai ancaman yang melanda kehidupan mereka, warga Intan Jaya meminta kepada pemerintah Indonesia agar:
Menghentikan operasi milter di wilayah pemukiman warga sipil dan mampu menjamin keselamatan warga.
Komisi nasional HAM dan lembaga HAM Internasional agar dapat melakukan investigasi secara independen terhadap peristiwa yang terjadi di Intan Jaya.
Organisasi kemanusiaan nasional maupun internasional agar dapat menyalurkan bantuan logistic, medis, dan perlindungan bagi warga pengungsi.
Media nasional dan internasional dapat menyoroti krisis kemanusiaan yang dialami oleh warga Papua agar diketahui dunia.
Pengungsian yang terjadi di Intan Jaya menambah catatan panjang konflik bersenjata di wilayah Papua yang memberi dampak terhadap warga sipil yang harus mengungsi meninggalkan kampung halaman mereka.
Penulis: Johan Djamanmona