Selang Bocor Picu Ledakan, Delapan ABK Selamat
Banda Neira, Maluku Tengah — Kapal kayu pengangkut bahan bakar minyak (BBM) KM Sarana Perkasa terbakar hebat di perairan sekitar Pulau Gunung Api, Banda Neira, pada Kamis pagi, 16 Oktober 2025. Kapal yang memuat sekitar 35.000 liter minyak tanah itu diduga terbakar akibat kebocoran selang mesin yang memicu percikan api.
Beruntung, seluruh delapan awak kapal (ABK) berhasil dievakuasi dalam keadaan selamat oleh Tim SAR Gabungan, meski kapal nyaris hangus terbakar di tengah laut.
Kepala Seksi Operasi dan Siaga Basarnas Ambon, Andry Azwan Henaulu, menjelaskan kebakaran terjadi setelah kapal mengalami kandas dan kebocoran saat berlayar dari Masohi menuju Banda Neira.
“Sekitar pukul 09.40 WIT, kapal kandas di perairan dekat Pulau Gunung Api. Upaya penyelamatan muatan dilakukan dengan memindahkan BBM ke kapal nelayan menggunakan mesin alkom. Namun sekitar pukul 10.30, selang mesin alkom terputus dan menimbulkan percikan api yang langsung menyambar BBM,” jelas Andry, Kamis (16/10).

Kantor Pencarian dan Pertolongan Kelas A Ambon segera mengerahkan Tim SAR Gabungan setelah menerima laporan. Pukul 10.37 WIT, tim menggunakan RIB Pos SAR Banda bergerak menuju koordinat 4°30’6.38″S – 129°53’22.00″E, sekitar 1,5 mil laut dari Pos SAR Banda. Dalam waktu kurang dari 20 menit, tim tiba di lokasi dan langsung melakukan evakuasi.
“Alhamdulillah, seluruh korban berhasil diselamatkan dan sudah dievakuasi ke Pulau Hatta dan Pulau Neira,” tambah Andry.
Delapan korban selamat antara lain La Samu (60), La Minggu (70), Saidin (25), Hariandi (46), Haji Usman (61), Hendrik (45), Aher (60), serta satu korban lainnya yang belum teridentifikasi.
Operasi SAR melibatkan unsur gabungan dari Pos SAR Banda, Polairud Banda, Polsek Banda, TNI AL Banda, dan Koramil Banda. Operasi dinyatakan selesai setelah seluruh korban ditemukan dalam keadaan selamat.
Video Kebakaran Viral di Media Sosial
Insiden ini pertama kali mencuat setelah video berdurasi 9 detik beredar di media sosial. Video yang diunggah akun @Alia di grup Facebook Info Banda Naira menampilkan kobaran api besar dan kepulan asap hitam pekat di permukaan laut. Sejumlah perahu dan speedboat terlihat berusaha mendekati lokasi kejadian.
Unggahan tersebut langsung viral dan menuai ratusan komentar warga.
Akun @Farel Abigael menulis, “Itu kapal minyak terbakar di tengah laut Banda.”
Komentar itu kemudian diperkuat oleh @Lukman Djempot, yang menyebut kapal itu merupakan KM Sarana Perkasa, kapal kayu pengangkut minyak dari Kota Masohi.
Dalam kolom komentar yang sama, @Lukman memberi kabar menenangkan kepada warganet:
“Semua awak kapal sudah diselamatkan. Tidak ada korban jiwa.”
Ungkapan doa dan simpati membanjiri lini masa. Akun @Fatmi Fat Husin menulis lirih, “Innalillahi… Kasihan orang-orang di dalam kapal itu, ya Allah.”
Sementara akun lain menambahkan, “Semoga para ABK diberi keselamatan dan kapal tidak menimbulkan pencemaran di laut Banda.”
Penyelidikan dan Dampak Lingkungan
Hingga berita ini dipublikasikan, belum ada pernyataan resmi dari pihak kepolisian atau otoritas pelabuhan terkait penyebab pasti kebakaran serta potensi pencemaran minyak di perairan Banda Neira.
Sumber di lapangan menyebutkan, sebagian muatan BBM yang tumpah di laut menimbulkan lapisan minyak tipis di sekitar lokasi kebakaran. Tim dari KSOP Kelas II Ambon dan Dinas Lingkungan Hidup Maluku Tengah telah diminta turun untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut.
Perairan Banda Neira sendiri merupakan salah satu kawasan wisata laut unggulan di Provinsi Maluku yang dikenal dengan keindahan terumbu karang dan aktivitas penyelaman.
Pemerhati lingkungan laut dari Banda Dive Community, Rido Lekahena, mengingatkan pentingnya langkah cepat pembersihan pascakebakaran agar limbah minyak tidak mencemari ekosistem.
“Kita bersyukur tidak ada korban jiwa, tapi harus cepat dikendalikan karena perairan Banda itu sangat sensitif terhadap pencemaran minyak,” ujarnya.
Kapal KM Sarana Perkasa diketahui merupakan kapal kayu berkapasitas sedang yang kerap menyalurkan BBM jenis minyak tanah ke sejumlah pulau di wilayah Banda dan Seram bagian tenggara. Insiden ini menjadi peringatan keras atas lemahnya pengawasan distribusi BBM berbasis kapal kayu di wilayah kepulauan yang padat jalur pelayaran lokal.
Penulis: Christin Pessiwarisa