TITASTORY.ID, – Informasi dari sumber terpecaya di lingkup Politeknik (Poltek) Negeri Ambon, bahwa tanggal 23 November 2022, rombongan Direktur Politeknik Negeri Ambon positif bertolak dari Kota Ambon untuk melasanakan perjalan ke Benua Eropa tepatnya ke Negara Jerman.
Terkait informasi keberangkatan, Kabid Humas Politeknik Negeri Ambon, Jacky Tentua yang dikonfirmasi berulang kali memilih bungkam atau enggan memberikan keterangan.
Selasa kemarin saat dikonfrimasi, Tentua menyampaikan akan melakukan koordinasi, namun hingga kamis atau satu hari berlalu Tentua belum juga memberikan penjelasan resmi terkait informasi tersebut.
‘ Bung beta konfimasi dolo, ‘ jawabnya singkat saat di konfirmasi selasa,(15/11/2022)
Konfirmasi yang sama juga dilakukan, rabu (16/11/2022) namun tidak ada jawaban pada hal isi konfirmasi via WhatsApp sudah dibaca karena adanya centangan biru dua garis.
Tak hanya Tentua, Wakil Direktur Bidang Akademik (BAK) Lenny Leuhery yang dikonfirmasi via pesan WhatsApp terkait topic yang sama enggan bergerming dan tidak merespons apa yang dikonfirmasikan.
Terkait rencana keberangkatan yang akan terjadi pada tanggal 23 November 2022 dengan tujuan akhir ke Negara berjuluk Panser tersebut, Anggota Senat Politeknik Negeri Ambon, Marines Sugi, menyampaikan cukup kaget dan terpukul dengan recana keberangkatan Direktur Poltek dan kroni –kroninya. Pasalnya keberangkatan Direktur bersama rekan rekannya tidak diketahui oleh Senat Politeknik Negeri Ambon. Padahal di Lingkup Politeknik Negeri Ambon banyak masalah yang berkaitan dengan tugas tugas akademik yang belum diselesaikan termasuk hak hak mahasiswa.
Dia juga mempertanyakan urgensiya rencana tersebut sehingga harus ke Jerman, karena di tahun tahun lalu ada juga perjalanan ke Negeri Belanda namun apa yang didapat Poltek Ambon sebagai lembaga pendidikan berplat merah di Maluku.
‘ Terus terang selaku anggota senat, bahkan kolektifitas senat Politeknik Negeri Ambon tidak mengetahui terkait keberangkatan tersebut. Apakah dalam rangka tugas kedinasan atau hanya sekedar jalan –jalan. Saya berprinsip jika melakukan perjalanan ke Jerman dan bisa membawa perubahan yang lebih baik itu baik. Namun itu pun harus sesuai mekanisme. Apa lagi terkait pengunaan anggaran. Jika gunakan angggaran pribadi silahkan, tetapi dalam tanggung jawab untuk menata lembaga itu jangan diabaikan karena banyak masalah. ‘tegasnya.
Namun’ tekannya’, jika perjalan ke eropa hanya untuk jalan –jalan maka ada hal yang perlu untuk diluruskan yakni terkait dengan proses perizinan dari Kementerian dan mestilah ada penyerahan mandat ke salah satu wakil direktur karena perjalan ini tentunya memakan waktu lebih dari 14 hari atau bisa juga lebih dari 21 hari.
‘ Ini terkait dengan kebutuhan dan kepentingan lembaga, apa lagi banyak hal yang perlu dibenahi. Permasalahan PDPT Mahasiswa , masalah PIN mahasiswa belum selesai. Belum lagi masalah PDD di Masohi dan PDD Banda di mana sudah sekian tahun mahasiswanya belum diwisudahkan. ‘Kok’ memilih jalan –jalan?, saya ingin lihat pasportnya. Warna Hijau atau warna biru, karena saya paham soal warna pasportnya.’ Ungkapnya.
Saat yang sama, eks Kabid Humas Politeknik Negeri Ambon ini juga menguraikan tentang adanya penerapan kebijakan yang bertentangan dengan aturan. Salah satunya terkait dengan pemotongan uang makan milik dosen dan pegawai karena tidak mengikuti apel.
‘ Ini kebijakan namun apakah kebijakan ini memiliki aturan main ?, jika hal demikian dilakukan hasil pemotongan tersebut itu di kemanakan? Apakah masuk dalam pendapatan Negara bukan pajak?, Untuk itu saya meminta agar pihak yang berkompeten bisa menjelaskan soal hal ini, ‘ ujarnya.
‘ Saya berpikir dan meminta pihak Kejkasaan atau Polisi dalam hal ini Reskrim Polda Maluku harus bergerak cepat utuk memeriksa dugaan pemotongan uang makan yang di lakukan oleh Wadir 2 dan Direktur Poltek Ambon yang membuat resah, karena tidak ada penjelasan soal uang hasil potongan itu dikemanakan.’ lanjutnya.
Terhadap kebijakan atau langkah tersebut, Sugi meminta agar Ketua dan Sekretaris Satuan Pengendaliaan Internal (SPI) harus melihat masalah ini secara objektif. apakah ada regulasi terkait pemotongan uang makan hanya karena tidak mengikuti apel.
Sementara itu hasil penelusuran di kampus Politeknik Negeri Ambon terlihat sejumlah bangunan dan peralatan kampus yang rusak. Kursi belajar mahasiswa di kelas akuntansi alami rusak parah. Sehingga untuk memperlancar proses studi kursi di Audotorium pun digunakan karena tidak ada pengadaan kursi baru hingga akhir tahun 2022.
Ruangan elektro pun demikian, plafon di ruangan tersebut sudah rusak dan terlihat atab bagian dalam. Padahal ruangan tersebut menyimpan sejumlah peralatan elektro dan perlatan computer dan belum diperbaiki kendati tiap tahun ada anggaran perawatan. (TS 02)
Discussion about this post