titastory.id, kisar – Sejarah Pulau Kisar, Kabupaten Maluku Barat Daya, menyimpan kisah menarik tentang keturunan Eropa yang menyatu dengan budaya lokal sejak abad ke-18. Di antara mereka terdapat keluarga-keluarga keturunan Eropa, atau disebut mestizo, seperti Baker, Caffin, Lerick, Joostensz, Peelman, Wouthuysen, dan Ruff, yang hingga kini dikenal di Kisar.
Salah satu keluarga yang dibahas oleh Taihuttu Max dalam akun Facebook-nya adalah keluarga Ruff, yang berasal dari garis keturunan Johannes Ruff, seorang serdadu Eropa dari Jerman. Ruff tiba di Hindia-Belanda pada tahun 1774 dan ditempatkan di Banda Neira sebagai pegawai pos pada tahun 1803. Ruff menikah dengan Leonora Bakker, putri Raja J.F. Bakker dari Kisar, dan membentuk salah satu garis keturunan Eropa terakhir di pulau itu.
Ketika Ruff meninggal, satu-satunya anak laki-lakinya, Joseph Ruff, mewarisi posisi terhormat sebagai seorang guru di Kisar. Joseph dikenal sebagai salah satu mestizo yang mendapatkan sertifikat guru pada pertengahan abad ke-19 dan menikah dengan Fransina Wouthuysen, membangun keluarga keturunan Eropa yang terus berkembang.
Dari Pulau Kisar, Johannes Ruff kemudian dipindahkan ke Pulau Damar, Maluku, untuk bekerja sebagai pegawai pos. Di sana, ia meninggal, dan sejak tahun 1810, kisahnya tak lagi terdengar. Ia hanya meninggalkan seorang anak laki-laki, Joseph Ruff, yang berkarier sebagai guru sekolah dasar. Joseph adalah salah satu dari sedikit mestizo di Kisar yang berhasil mendapatkan sertifikat guru pada pertengahan abad ke-19. Ia menikah dengan Fransina Wouthuysen dan menjalani masa pensiun pada tahun 1875, sebagaimana dicatat oleh Eijbergen.
Dari pernikahan ini, Joseph Ruff memiliki seorang anak laki-laki bernama Ezau, yang bekerja sebagai pelaut. Cucu-cucu Joseph memiliki ciri khas Eropa, seperti mata biru dan, pada salah satu dari mereka, rambut pirang, yang menjadi jejak jelas warisan Eropa dalam garis keturunan mereka.
Generasi penerus Joseph memiliki ciri fisik khas Eropa, seperti mata biru dan rambut pirang, yang menjadi bukti warisan darah Eropa di Kisar. Keturunan mereka tidak hanya mewarisi ciri fisik, tetapi juga memperkaya sejarah budaya dan identitas masyarakat Kisar hingga hari ini.
Warisan sejarah yang dipaparkan oleh Max ini, berdasarkan penelusuran dari berbagai sumber foto dan literatur, termasuk Die Mestizen auf Kisar karya Ernest Rodenwaldt, G. Fischer, 1927, menggambarkan keterkaitan sejarah dan silsilah Eropa di Pulau Kisar.
Namun, narasi ini masih memerlukan penelitian yang lebih spesifik. Pendalaman lebih lanjut menjadi penting untuk menguji akurasi informasi serta memahami konteks sosial dan budaya masyarakat Kisar pada masa kolonial.
Penelitian tersebut juga akan membantu menjelaskan bagaimana interaksi dan pengaruh Eropa terjalin dalam kehidupan masyarakat lokal dan bagaimana jejak warisan ini bertahan hingga saat ini, baik secara fisik maupun dalam tradisi lisan yang diwariskan dari generasi ke generasi.
Sumber: Akun Facebook, Taihuttu Max
Discussion about this post