TITASTORY.ID, – Kondisi jalan menuju desa persiapan Imabatai, Kecamatan Inamosol, Kabupaten Seram Bagian Barat, butuh perhatian pemerintah, khususnya terkait akses jalan, sehingga warga tidak perlu lagi menggunakan rakit untuk mengarungi sungai Talla yang kerap kali diintip bahaya.
Sebagai salah satu desa persiapan, Imabatai merupakan salah satu lokasi yang dapat ditempuh dengan jarak kurang lebih 36 km dari Pelabuhan Waipirit, Kairatu, Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB) yang merupakan pintu masuk Kabupaten bertajuk Saka Mese Nusa.
Untuk mencapai desa ini, harus melewati ruas jalan Kairatu-Honitetu yang menjadi satu-satunya jalan penghubung menuju Ibu Kota Kecamatan Inamosol. Setelah itu perlu menempuh perjalanan sejauh 6 km melalui jalan penghubung Honitetu-Imabatai untuk menemukan Negeri indah atas awan yang bernama Imabatai.
Sayangnya untuk mencapai desa atau negeri di pegunungan ini, jalan penghubung Honitetu – Imabatai belum memiliki kejelasan status, apakah merupakan jalan nasional atau jalan provinsi atau jalan kota/kabupaten. Jalan ini diketahui terakhir dibongkar atau penggusuran tahun 2019.
Walaupun merupakan akses penghubung dan dianggap merupakan nadi untuk menunjang perekonomian rakyat, tetap saja tidak diperhatikan.
“Akibat akses jalan yang buruk, masyarakat lebih memilih menggunakan akses transportasi melalui sungai atau air Tala yakni menggunakan rakit untuk bisa membawa hasil-hasil alam dan perkebunan,” ungkap Apriliska Latu Titahena.
Menurut aktivis perempuan asal SBB ini, dengan menggunakan sarana sungai berupa rakit tentunya konsekwesnsinya adalah warga akan tetap diancam dengan reziko bahaya.
“Kebetulan mata air Sungai Tala ada di tempat ini. Bayangkan saja, berapa banyak konsekuensi yang harus ditanggung masyarakat Imabatai untuk memperlancar aktivitas mereka jika menggunakan rakit dengan kondisi arus Sungai Tala dengan jarak yang cukup jauh dari Imabatai Kecamatan Inamosol dan berlabuh di Tala Kecamatan Elpaputih,” terangnya.
Dijelaskan, jika dibandingkan dengan jalan penghubung yang kurang dari 6 km, meski nantinya ada sekitar 24 km harus ditempuh. Tapi Setidaknya dengan kemudahan akses jalan darat, masyarakat lebih terbantukan.
“Harapan saya dan semua warga, status jalan Honitetu – Imabatai bisa diperjelas, harusnya pemerintah peka, akses jalan menuju Imabatai dapat membuka keterisolasian di sana. Sesuai dengan harapan rezim ini, dan semoga keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia bisa dirasakan oleh masyarakat Imabatai,” ungkapnya tegas. (TS 02)
Discussion about this post