TITASTORY.ID, – Luapan sungai Sakula, Negeri Hatu, Kecamatan Leihitu Barat, Kabupaten Maluku Tengah tak terbendung. Penyebab utamanya adalah karena curah hujan dengan intensitas sangat lebat.
Luapan salah satu sungai di Pulau Ambon ini berdampak pada terkuncinya akses transportasi dari dan ke – Kabupaten Maluku Tengah, tepatnya Kabupaten Leihitu Barat ke- Kota Ambon.
Sejumlah pengendara memilih untuk berhenti, dan warga sekitar pun terkonsentrasi di lokasi luapan sungai yang meluber hingga ruas jalan utama.
Pantauan media ini, tingginya luapan sungai yang masuk ke badan jalan diprediksi mencapai 3 meter, di mana sungai yang mengamuk itu membawa material pepohonan dan bebatuan menuju perairan Teluk Ambon.
Lokasi terparah luapan sungai Sakula adalah pada bagian ruas jalan utama yakni antara kawasan Negeri Hatu, Kecamatan Leihitu Barat Maluku Tengah dengan kawasan Desa Laha, Kota Ambon dan berdekatan dengan kawasan Bandara.
Untuk diketahui, luapan banjir itu mengakibatkan ruas jalan antara Kota Ambon ke Maluku Tengah tak bisa dilewati. Kejadian ini pun menyita perhatian warga dan jadi bahan tontonan.
Belum diketahui kerugian material dari peristiwa ini, bahkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Ambon yang dikonfirmasi juga belum memberikan keterangan resmi.
Sementara itu, Sekretaris Negeri Hatu Iren Marlisa dalam keterangannya mengakui adanya luapan air karena hujan lebat yang mengakibatkan banjir, dan terhentinya arus lalu lintas di Kawasan Sungai Skula, Negeri Hatu, Kecamatan Leihitu Barat.
Hujan besar dari gunung, hingga sungai meluap sampai ke jalan utama dan mengakibatkan transportasi menuju Kecamatan Leihitu Barat Lumpuh total.” terangnya.
Terhadap Kondisi yang terjadi, Forecaster BMKG Maluku kepada media ini mengungkapkan, sesuai hasil Prakirawan cuaca menunjukkan intensitas curah hujan yang terjadi sejak pagi, selasa (26/07/2022) berada pada intensitas di 20 mm per jam.
“ Curah hujan yang terjadi sejak tadi pagi berada di atas tingkat kelebatan dan dalam perhitungan kami berada di atas 20 mm per jam,” ungkap BMKG.
Diterangkan pula, bahwa curah hujan yang tinggi ini pun jangan dikaitkan dengan perubahan iklim karena untuk menghitung perubahan iklim harus dilakukan dalam jangka waktu 30 tahun.
“ Masyarakat jangan terjebak dalam informasi dan isu perubahan iklim, karena untuk mengetahui perubahan membutuhkan waktu 30 tahun, sehingga yang terjadi akhir -akhir ini karena sejumlah wilayah di Maluku sedang ada musim penghujan dan diprediksi puncaknya di bulan Juli,” terang BMKG.
Terhadap kondisi cuaca pihak BMKG juga telah merilisi update peringatan dini cuaca Wilayah Maluku, tanggal 26 Juli 2022 pukul 14;37 WIT. Di mana masih berpotensi terjadi hujan dengan intensitas sedang hingga berat disertai kilat /petir dan angin kencang dan prediksi terjadi pada pukul 14.38 WIT di sejumlah daerah di Maluku yakni di Kabupaten Maluku Tengah pada wilayah Amahay, Seram Utara, Pulau Haruku, Salahutu Leihitu. Untuk kawasan Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB) berpotensi terjadi di wilayah Kairatu, Huamual Belakang, Amalatu, Kairatu Barat, Huamual, Elpatutih, dan Seram Barat.
Sementara untuk Kabupaten Buru Selatan di bakal terjadi hujan dengan intesitas sedang hingga lebat ada di wilayah Namrole, Waesama, Kapala Madan, Leksula, Fena – Fafan, Ambalau, dan sekitarnya.
Kondisi ini juga bakal meluas ke Kabupaten Maluku Tengah yakni kawasan Tehoru, dan sejumlah wilayah lain di Kabupaten SBB antara Taniwel, Inamosol, dan Taniwel Timur.
Untuk Kota Ambon sendiri potensi juga bakal terjadi di wilayah Kecamatan Sirimau, Baguala, Leitimur Selatan dan sekitarnya. Kondisi ini bakal terus berlanjut hingga pukul 18.38, WIT. (TS-02)
Discussion about this post