TITASTORY.ID, -“Seorang dari perempuan-perempuan itu yang bernama Lidia turut mendengarkan. Ia seorang penjual kain ungu dari kota Tiatira, yang beribadah kepada Allah. Tuhan membuka hatinya, sehingga ia memperhatikan apa yang dikatakan oleh Paulus”. Penggalan ayat kitab suci dari surat Kisah Para Rasul 16:14 menjadi dasar khotbah dalam perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) Gereja Protestan Maluku yang jatuh pada tanggal 5 Mei tahun 2022 yang pelaksanaan ibadah syukurnya baru terlaksana di Jemaat GPM Hatalai, Klasis Pulau Ambon Timur (KPAT), selasa (10/5/2022) sekaligus dengan perayaan HUT Perempuan GPM Jemaat Hatalai ke 39 yang jatuh pada tanggal 11 Mei tahun 2022.
Pendeta J. Jacobs, S. Th menyampaikan perempuan GPM harus belajar dari sosok Lidia yang memiliki pekerjaan sebagai penjual kain ungu di Tiatira, di mana wanita ini pada zamannya memiliki relasi dan hubungan bisnis dengan kaum terpandang karena produk kain yang dijual adalah produk dengan nilai ekonomis tinggi. Namun demikian dalam menjalankan bisnisnya, Lidia tidak sekedar memperkaya diri atau memberdayakan dirinya pribadi tetapi juga turut memberdayakan orang lain.
“ Sebuah realitas yang terukir dalam catatan sejarah kitab suci bahwa Lidia adalah wanita yang cukup sukses dan kesuksesannya itu juga dirasakan oleh orang lain. Hal ini terjadi karena Lidia percaya kepada Tuhan,” jelasnya.
Disampaikan dengan belajar dari sosok seorang Lidia maka perempuan GPM dalam tanggung jawab melayani keluarga sebagai mitra pencari nafkah, haruslah menjadi penyalur berkat, hal itu bisa terjawab dengan tetap bersandar pada ajaran kasih.
Sementara itu, Ketua Sub Komisi Perempuan, Jemaat GPM Hatalai, Ny. D Alfons/Waas dalam sambutannya menyampaikan keberadaan perempuan GPM cukup banyak berkontribusi dalam dinamika pelayanan di medan gumul GPM, sehingga perempuan GPM khususnya yang ada di Jemaat Hatalai terpanggil untuk tetap menjalankan misi gereja, termasuk perhatian khusus terhadap pembentukan sumber daya manusia di tiap ruah tangga.
“ Melayani dan menjadi berkat adalah panggilan utama warga gereja, sehingga perempuan harus mampu memposisikan diri di zaman ini. Bahwa momentum HUT Perempuan GPM ke 54 harus dimaknai sebagai anugerah, bahwa perempuan gereja lingkup GPM memiliki peran ganda baik dalam kehidupan keluarga, tetapi juga dalam kehidupan bergereja, berbangsa dan bernegara, ” terangnya. (TS 02)
Discussion about this post