Tanimbar, Maluku – Warga Desa Teineman, Kecamatan Wuarlabobar, Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Provinsi Maluku dihebohkan dengan kemunculan tumpukan lumpur bercampur batu karang berbentuk bukit di permukaan laut.
Fenomena aneh ini muncul, menurut warga pasca gempa bumi yang terjadi, selasa (10/1/2023) sekitar pukul 02.47.34 WIT.
Terhadap fenomena alam ini, Kepala Desa Teineman Bojes, mengatakan tidak mengetahui dengan pasti gundukan lumpur bercampur batu di tengah laut itu.
“Gundukan lumpur bercampur batu karang ini ada setelah gempabumi, jadi kami juga takut,” kata Bojes dalam video wawancaranya yang beredar di media sosial.
Menurutnya, gundukan tanah berlumpur yang membetuk bukit ini sebelumnya tak pernah ada di permukaan laut dekat desa mereka. Peristiwa ini membuat sebagian warga panik dan mulai mengungsi ke lokasi yang lebih aman.
“Alternatif yang saya ambil, adalah mengarahkan semua masyarakat saya mengungsi ke gunung agar lebih aman, karena kejadian aneh ini mengakibatkan seluruh masyarakat ketakutan,” ungkapnya.
Dia berharap Pemerintah Daerah, Kabupaten dan Provinsi Maluku berharap fenomena aneh ini dapat ditindaklanjuti.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada jawaban resmi dari ahli maupun Lembaga BRIN soal fenomena bebatuan yang mengapung diatas permukaan laut ini.
Sementara itu, Gempa dengan magnitudo (M)7,9 berdampak pada kerusakan sejumlah rumah warga Kabupaten Kepulauan Tanimbar, dan Kabupaten Maluku Barat Daya, Provinsi Maluku. Fenomena ini berlangsung pada Selasa (10/1), 00.47 WIB atau 02.47 waktu setempat.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana terus memantau dan melakukan koordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) yang terdampak gempa. Data sementara hingga hari ini (10/1), pukul 08.13 WIB, sebanyak 15 rumah warga Kepulauan Tanimbar mengalami kerusakan, dengan rincian 1 rumah rusak berat, 3 rusak sedang dan sisanya masih dilakukan penilaian tingkat kerusakan. Untuk Kabupaten Maluku Barat Daya, laporan visual kerusakan rumah warga didapati dari Desa Watwey, Kec. Dawelor Dawera.
Selain rumah, di Saumlaki fasilitas pendidikan SMP Kristen Saumlaki dan SMA Negeri 1 Saumlaki, Tanimbar Selatan, mengalami kerusakan. Sedangkan dampak korban, BPBD setempat menyebutkan 1 warganya luka-luka.
Berdasarkan informasi BPBD Kabupaten Kepulauan Tanimbar, guncangan gempa dirasakan kuat oleh warga sekitar 3 hingga 5 detik. Terjadi kepanikan saat gempa berlangsung sehingga warga keluar rumah.
Pasca gempa, BPBD Kabupaten Kepulauan Tanimbar melakukan koordinasi dengan aparat desa dan kecamatan. Di samping itu, petugas mengimbau warganya untuk tetap waspada.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memutakhirkan parameter gempa M7,6 berada pada 148 km barat laut Kepulauan Tanimbar dengan kedalaman 131 km. Pusat gempa berada di laut dan peringatan dini tsunami telah diakhiri.
Berselang sekitar 10 menit, gempa susulan terjadi dengan magnitudo (M)5,5, tepatnya pukul 01.10 WIB atau 03.10 waktu setempat. Pusat gempa berada di 197 barat laut Kepulauan Tanimbar. (TS-01)
Discussion about this post