Tanimbar, Maluku – Gempabumi tektonik berkekuatan Magnitude 7,9 mengguncang Laut Kepulauan Tanimbar, Maluku, selasa (10/1/2023) sekitar pukul 02.47.34 WIT.
Dari data Badan Penanggulangan Daerah Kabupaten Kepulauan Tanimbar, menyebut dampak akibat gempabumi magnitudo yang mengguncang perairan Maluku Barat Daya, mengakibatkan belasan rumah dan fasilitas umum lainnya mengalami kerusakan.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana terus memantau dan melakukan koordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) yang terdampak gempa. Data sementara hingga hari ini (10/1), pukul 08.13 WIB, sebanyak 15 rumah warga Kepulauan Tanimbar mengalami kerusakan, dengan rincian 1 rumah rusak berat, 3 rusak sedang dan sisanya masih dilakukan penilaian tingkat kerusakan.
“Untuk Kabupaten Maluku Barat Daya, laporan visual kerusakan rumah warga didapati dari Desa Watwey, Kec. Dawelor Dawera”
Selain rumah, di Saumlaki fasilitas pendidikan SMP Kristen Saumlaki dan SMA Negeri 1 Saumlaki, Tanimbar Selatan, mengalami kerusakan. Sedangkan dampak korban, BPBD setempat menyebutkan 1 warganya luka-luka.
Jacky salah satu warga yang dihubungi menceritakan peristiwa tersebut. Menurutnya, gempa yang datang secara tiba-tiba itu membuat warga sekitar berhamburan keluar menyelamatkan diri.
“Kekuatannya besar sekali, dan dini hari tadi itu warga berhamburan di jalan menyelamatkan diri,” katanya.
Menurutnya, lokasi tempat Dia tinggal juga beberapa rumah yang rusak, namun tidak ada korban jiwa. “Beta lihat hanya satu rumah di BTN yang rusak parah karena roboh, sisanya itu hanya retak saja,” terang Jacky.
“Dari informasi, di Saumlaki itu hanya 3 rumah yang rusak. Tapi di desa Arui Das, Kecamatan Wertamrian ada 15 rumah yang rusak termasuk satu perusahaan Mutiara di Desa Teineman, Kecamatan Wuarlaobar juga rusak,” tambahnya.
Dari pantauan media ini di Saumlaki, Ibu Kota Kabupaten Kepulauan Tanimbar (KT) terlihat sejumlah rumah rusak berat bahkan rata dengan tanah akibat goncangan gempa. Selain rumah warga, satu gedung perusahaan Mutiara yang berada di pesisir pantai Saumlaki juga roboh.
Sementara itu kantor Bupati Kabupaten Kepulauan Tanimbar dan sebuah hotel di Saumlaki rusak ringan, karena mengalami keretakan akibat gempabumi.
Berdasarkan informasi BPBD Kabupaten Kepulauan Tanimbar, guncangan gempa dirasakan kuat oleh warga sekitar 3 hingga 5 detik. Terjadi kepanikan saat gempa berlangsung sehingga warga keluar rumah.
Pasca gempa, BPBD Kabupaten Kepulauan Tanimbar melakukan koordinasi dengan aparat desa dan kecamatan. Di samping itu, petugas mengimbau warganya untuk tetap waspada.
Atas peristiwa ini, BMKG menghimbau kepada warga agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Masyarakat juga diharapkan menghindari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa.
“Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah,” tulis BMKG dalam situsnya.
BMKG juga berharap, Pemerintah Kabupaten/Kota yang berada pada status “Siaga” dan “Waspada”, memperhatikan dan segera mengarahkan masyarakat untuk menjauhi pantai dan tepian sungai.
Saat ini, BMKG juga terus memantau data ketinggian tsunami pada wilayah yang berpotensi terdampak dan akan menyampaikan pemutakhiran informasi.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memutakhirkan parameter gempa M7,6 berada pada 148 km barat laut Kepulauan Tanimbar dengan kedalaman 131 km. Pusat gempa berada di laut dan peringatan dini tsunami telah diakhiri.
Berselang sekitar 10 menit, gempa susulan terjadi dengan magnitudo (M)5,5, tepatnya pukul 01.10 WIB atau 03.10 waktu setempat. Pusat gempa berada di 197 barat laut Kepulauan Tanimbar.
Dilihat dari intensitas kekuatan gempa yang diukur dengan skala MMI atau Modified Mercalli Intensity, wilayah Saumlaki V MMI, Dobo dan Tiakur IV MMI, Sorong, Kaimana, Alor, Waingapu, Waijelu, dan Lembata III – IV MMI, Merauke, Nabire, Tanah Merah, Wamena, Bakunase, Kolhua, Rote, Sabu, Ende, Amarasi Selatan, da Kota Kupang II – III MMI, Ambon dan Piru, II MMI.
BNPB mengimbau pemerintah daerah dan warga untuk tetap waspada terhadap potensi gempa susulan. Sebelum kembali ke dalam rumah, warga diminta untuk memastikan kondisi struktur bangunan pascagempa. Dampak korban jiwa dapat dipicu bukan karena fenomena gempa tetapi reruntuhan bangunan yang tidak tahan gempa.
Selain itu, warga diminta untuk tidak mudah terpancing oleh berita palsu atau hoaks yang biasanya tersebar melalui media sosial. Pastikan informasi terkini pascagempa dari BMKG, BNPB atau pun BPBD setempat. (TS-01)
Discussion about this post