titastory, Ambon – Gempa bumi tektonik bermagnitudo 4,9 mengguncang wilayah Kecamatan Amalatu, Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB), Jumat malam, 4 Juli 2025. Guncangan dangkal yang terjadi pada pukul 23.50 WIT itu menyebabkan kepanikan warga, khususnya di kawasan Kairatu, Masohi, Pulau Ambon, dan Pulau Saparua. Sejumlah warga bahkan dilaporkan mengungsi ke lokasi aman.
Menurut Kepala Stasiun Geofisika Ambon, Djati Cipto Kuncoro, gempa berpusat di darat, tepatnya 5 kilometer barat laut Amalatu, pada koordinat 3.4 LS dan 128.64 BT, dengan kedalaman 10 kilometer. Jenis gempa ini dikategorikan sebagai gempa dangkal akibat aktivitas sesar aktif.

“Guncangan dirasakan cukup kuat pada skala intensitas III–IV MMI, artinya getaran dirasakan nyata dalam rumah dan membuat banyak orang terbangun,” jelas Djati dalam keterangan tertulis yang diterima titastory.id, Sabtu, 5 Juli 2025.
Hingga Sabtu dini hari pukul 00.10 WIT, BMKG mencatat setidaknya tujuh kali gempa susulan (aftershock) pasca guncangan utama.
Djati mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpancing informasi hoaks. “Pastikan informasi hanya didapat dari kanal resmi BMKG. Hindari bangunan retak atau yang berpotensi roboh dan periksa kembali struktur rumah masing-masing,” ujarnya.
Sementara itu, berdasarkan laporan warga, sebagian masyarakat di tiga desa di Kecamatan Amalatu—yakni Desa Latu, Desa Hualoy, dan Desa Tomalehu—memilih mengungsi, terutama para lansia dan anak-anak, ke lokasi yang dianggap lebih aman.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada laporan kerusakan bangunan maupun korban jiwa. BPBD SBB masih terus memantau situasi dan melakukan asesmen dampak gempa di lapangan.
Penulis: Edison Waas