titaStory, Ambon – Kota Ambon indah karena teluknya. Bentangan Jembatan Merah Putih yang kini menjadi ikon kota berjuluk Manise ini, semakin mempercantik kota tersebut. Namun kerap kali, masih ada sebagian kecil masyarakat belum menyadari pentingnya menjaga kebersihan lingkungan. Apalagi mereka yang tinggal di daerah pesisir pantai dan daerah aliran sungai menganggapnya sebagai tempat pembuangan akhir sehingga dengan sadar atau tidak sungai menjadi satu-satunya menjadi tempat pembuangan sampah bagi mereka.
Sampah tidak saja terlihat mengapung di atas permukaan laut dan berserakan di pesisir pantai, tetapi juga ditemukan juga pada dasar laut Teluk Ambon. Terlihat juga tumpukan sampah pada kiri dan kanan sungai sehingga tak jarang menghambat aliran sungai. Jika terjadi hujan sudah barang tentu banjir. Selain itu, hal ini juga mengancam ekosistem dan sejumlah biota laut di Teluk Ambon.
Sebagai bentuk pengabdian dan juga kecintaan terhadap lingkungan, TNI bersama warga melakukan kerja bakti membersihkan aliran sungai dari sampah atau dalam bahasa Ambon dibilang “Kalesang Sungai”.
Aksi bersih-bersih sungai ini dilakukan di lima sungai besar di Kota Ambon yaitu sungai Arbes, Wai Tomu, Wai Batu Merah, Wai Batu Gantung dan Wai Batu Gajah, Selasa, (5/5/2023).
Selain personil gabungan TNI dan warga, aksi ini juga diikuti oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Ambon, PUPR, Satpol, BNPB dan Komunitas Peduli Lingkungan, serta perwakilan mahasiswa se-Kota Ambon.
Nampak personil TNI dan peserta bersih-bersih sungai saling bersinergi, bekerja sama membawa sejumlah peralatan membersihkan tanaman liar dan memungut sampah di badan sungai. Meskipun terbersit aura lelah, justru para peserta semakin kompak dan giat bergotong royong, bantu-membantu membersihkan serta mengumpulkan sampah.
Aksi bersih-bersih aliran sungai oleh gabungan personal TNI dan juga masyarakat ini dilandasi dengan semangat gotong royong kalesang lingkungan (peduli lingkungan) dengan semboyan “Kita Jaga Alam, Alam Jaga Kita”.
Kegiatan aksi bersih sungai ini dalam rangka memperingati hari jadinya Kodam XVI/Pattimura yang ke-24 pada 15 Mei mendatang.
Pangdam XVI/Pattimura Mayjen TNI Ruruh A Setyawibawa, saat apel pasukan yang bertempat di Makodam XVI/Pattimura mengatakan aksi bersih-bersih sungai ini bertujuan untuk membersihkan sungai dari sampah, melestarikan ekosistem yang ada di sungai, dan menyelamatkan kehidupannya.
Pangdam mengatakan, pelestarian lingkungan bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi menjadi tanggung jawab kita bersama.
Sebagai upaya pelestarian sungai, Pangdam juga menghimbau dengan membiasakan tidak membuang sampah ke sungai.
“Kebiasaan masyarakat untuk membuang sampah ke sungai harus benar-benar dihilangkan. Tidak membuang limbah rumah tangga maupun industri ke sungai merupakan suatu bentuk upaya pelestarian sungai,” kata Pangdam dalam pidatonya yang dibacakan Irdam XVI/Pattimura Brigjen TNI Dadang Rukhiyana.
Tidak hanya di hilir sungai yang harus dijaga, Panglima Kodam Pattimura ini juga menegaskan harus memperhatikan daerah hulu sungai. Pohon-pohon disekitar hulu sungai, menurutnya, tidak boleh digunduli agar tidak menyebabkan terjadinya erosi tanah.
“Erosi dapat menyebabkan sedimentasi, akibatnya sungai menjadi dangkal sehingga debit air sungai berkurang dan dapat memicu banjir saat musim hujan. Masalah ini merupakan tanggung jawab bersama baik pemerintah maupun masyarakat”
Dalam kesempatan Lain, Pangdam juga menghimbau dan mengajak kepada warga masyarakat Kota Ambon supaya lebih sadar, membuang sampah pada tempatnya, bukan di sungai.
Selain itu Pangdam juga berharap pemerintah hingga ke tingkat terendah dibantu oleh Babinsa dan Bhabinkamtibmas untuk ikut mengedukasi masyarakat agar tidak membuang sampah di daerah sepanjang sungai. (TS-01)
Discussion about this post