titastory.id.ambon-Jumlah kendaraan di Kota Ambon terus mengalami peningkatan. Bahkan setiap tahun kendaraan yang bertambah sebanyak 10 persen berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS).
Di mana kendaraan bermotor per tahun 2023 sudah mencapai 122.306 unit, sedangkan kendaraan mobil penumpang 29.692 unit, di luar dari kendaraan milik pribadi, maupun kendaraan dinas.
Meningkatnya jumlah alat transportasi darat, ternyata tidak sesuai dengan ruas jalan di kota “City of Music” Alhasil, berdampak pada kemacetan di sejumlah ruas jalan, yang paling parah terjadi di kawasan Batu Merah.
Mengatasi hal tersebut, pemerintah telah merencanakan untuk membangun jembatan layang atau flyover, melintasi kawasan padat penduduk .
Hanya saja, program yang telah melalui berbagai tahapan sejak tahun 2014, bahkan dibahas dalam berbagai Focus grup Discussion hingga tahun 2023, dengan melibatkan pimpinan daerah hingga pusat, telah dibatalkan dan diganti dengan pembebasan lahan di seputaran kawasan Batu Merah.
Rencana ini bahkan telah dikaji oleh Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) Maluku, untuk nantinya disampaikan kepada Pemerintah Provinsi Maluku, maupun Pemerintah Kota dalam upaya perluasan lahan, maupun Pemerintah Pusat dari sisi penganggaran.
“Untuk mengatasi kemacetan di Pulau Ambon, seperti overpass atau flyover terlalu buang-buang anggaran untuk konstruksinya, pada akhirnya kita membutuhkan lahan. Sebaiknya kita lakukan pembebasan lahan,”ungkap Kepala BPJN Maluku, Moch Iqbal Tamher kepada wartawan di kantor DPRD Maluku, Selasa (12/11/2024).
Tamher katakan, pembebasan lahan merupakan salah satu cara efektif mengatasi kemacetan. Hanya saja dalam pelaksanaannya, akan berdampak kepada sejumlah gedung maupun rumah milik masyarakat, yang berada di sekitar jalan maupun jembatan Batu Merah.
Hal ini tentu membutuhkan peran aktif semua pihak, termasuk pemerintah provinsi Maluku, maupun pemerintah kota Ambon, untuk melakukan sosialisasi kepada masyarakat yang nantinya terdampak. Upaya ini dimaksudkan, agar dalam proses pelaksanaan nantinya tidak ada komplain dari masyarakat.
“Jalan dan jembatan di sekitar Batu Merah otomatis kita perlebar, sehingga perlu pembebasan lahan. Justru itu, kita harus sosialisasi kepada masyarakat dari sekarang ini,”ucapnya.
Dari sisi pendanaan, Tamher mengaku bisa dicari, karena mendapat dukungan penuh dari Pemerintah Pusat. Terpenting adalah menyakinkan masyarakat terhadap dampak positif dari program ini.
Jika hal ini bisa berjalan dengan baik, dia memastikan proses pembebasan lahan, untuk perluasan ruas jalan dalam mengatasi kemacetan dapat dilakukan secepatnya.
“Pendanaan bisa kita cari. Hanya saja kalau alokasi anggarannya sudah turun, tetapi efek sosial, karena masyarakat tidak siap, maka sama saja. Untuk itu, sosialisasi harus gencar dilakukan, sehingga program ini bisa dilaksanakan,”tukasnya.(TS-11)
Discussion about this post