TITASTORY.ID, – Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Provinsi Maluku menggelar dialog kerukunan antar Tokoh Agama dan melibat para tokoh agama dari 11 kabupaten kota yang ada di Provinsi Maluku. Dialog yang mengusung Tema “Mewujudkan Keamanan, Ketenteraman, dan Ketertiban Masyarakat” memiliki tujuan untuk mengetahui masukan, pikiran dan peredaran informasi yang berkembang di kalangan umat atau masyarakat di Maluku.
Ketua Umum FKUB Provinsi Maluku Abdulah Latuapo kepada titastroy.Id di Gred Avira, Sirimau, Ambon selasa (11/1/2023) menjelaskan, kegiatan yang dilakukan dan melibatkan seluruh tokoh agama yang ada di Maluku merupakan wadah untuk menyerap informasi, memberikan pikiran terkait masalah keamanan dan ketertiban dan informasi lain di ruang lingkup masyarakat Maluku.
Dikatakan Latuapo bahwa, sangat diperlukan format langkah – langkah dalam menyelesaikan persoalan yang ada, dan tentunya untuk menyikapi potensi konflik yang bisa mengusik kedamaian di Maluku.
“Bahwa, ada beberapa desa, kampung yang tetap menjaga hubungan dan kohesi sosial yang damai, tetapi juga ada desa dan kampung yang sering terlibat konflik dengan alasan beragam. Maka lewat dialog ini akan ada berbagai pikiran yang dapat diakomodir untuk dapat mewujudkan tema yang kita angkat hari ini, “ulas Latuapo.
Dirinya juga menambahkan bahwa forum ini pun akan menyampaikan hasil dialog akan disampaikan ke Pemerintah Daerah sehingga bisa adanya kolaborasi dan kesamaan sinergitas dalam menjaga perdamaian di Maluku.
Hal yang sama juga di tambahkan oleh Ketua Sinode GPM bapak Pendeta Elifas.T.Maspaitella kepada juga menyampaikan sebagai pimpinan dan tokoh agama tentunya harus realistis, bahwa umat di Indonesia ini masih berhadapan dengan banyak hal yang dapat menjadi potensi konflik, walau sadari bahwa konflik itu tidak sesuai dengan ajaran – ajaran agama.
“Sebagai pimpinan umat beragama, kita wajib memberikan edukasi untuk memahami apa yang menjadi nilai utama dalam agama itu sendiri, dan juga tanggung jawab agama di tengah bangsa ini,” ungkapnya.
Dikatakan, NKRI adalah tujuan, dan agama bertanggung jawab untuk menciptakan Indonesia yang damai, sehingga tanggung jawab agama adalah memberikan edukasi kepada umatnya, atau antar umat dalam menciptakan hubungan yang lebih harmonis, hubungan yang betul – betul membangun Indonesia itu sendiri sehingga aman dan damai.
“Jadi bukan membangun agamanya, tetapi melainkan membangun bangsa, karena tanggung jawab kita terhadap bangsa. Dan menurut saya itulah yang paling penting. “tegas Maspaitella
Dia juga berharap dengan adanya dialog dapat ditemukan model yang bisa di terapkan di akar rumput sehingga bukan hanya pimpinan, tapi umat yang harus mengambil peran langsung untuk mewujudkan relasi yang penuh damai di antara mereka.
” Ini tanggung jawab bersama dan kedamaian itu bukan hanya milik pimpinan umat atau para tokoh agama, tetapi nilai – nilai kedamaian termasuk kedamaian antar umat beragama itu pun harus merasuk hingga ke kalangan akar rumput,” tutupnya. (TS 02)
Discussion about this post