titaStory.id,jakarta – Film Women From Rote Island, karya dari Bintang Cahaya
Sinema dan Langit Terang Sinema adalah garapan menggambarkan keberdayaan perempuan dalam menghadapi tantangan kekerasan seksual yang telah sukses menggelar Press Screening & Gala Premiere pada 16 Februari 2024, di XXI Epicentrum, Jakarta Selatan.
Acara tersebut dihadiri oleh Jeremias
Nyangoen selaku sutradara, Rizka Shakira selaku produser, Hendry Shakira dan Ananda Maharani Putri selaku produser eksekutif. Dibintangi Linda Adoe selaku pemeran Orpa, Irma Rihi selaku pemeran Martha, Van Jhoov selaku pemeran Damar, dan Willyam Wolfgang selaku pemeran Ezra.
Rilis yang diterima medi ini, jumat (16/02/2023),menyusul Press Screening & Gala Premiere yang diadakan di Jakarta, pada 21 Februari 2024 mendatang akan digelar juga Gala Premiere film Women From Rote Island di Kupang, Nusa Tenggara Timur.
Acara tersebut diadakan sebagai wujud apresiasi dan dedikasi terhadap kisah
yang mengangkat isu yang tidak banyak disampaikan. Dengan terselenggaranya Gala Premiere ini, harapannya dapat menjadi momentum penting dalam memberikan inspirasi serta
pengetahuan lebih dalam terkait isu kekerasan seksual yang terjadi di masyarakat. Women From Rote Island, yang disutradarai oleh Jeremias Nyangoen, akan resmi tayang di bioskop-bioskop Indonesia mulai 22 Februari 2024 mendatang.
Film ini memaparkan tentang
bagaimana perempuan memperjuangkan hak-haknya dalam menghadapi realitas kekerasan seksual di Indonesia Timur. Kisah ini perjuangan seorang Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang
kembali ke kampung halamannya, Pulau Rote, dalam kondisi depresi akibat kekerasan seksual
Sambil menanti penayangan film, telah dirilis trailer Women From Rote Island yang dapat disaksikan di kanal YouTube dan sosial media resmi film ini, yaitu @bintangcahayasinema dan
@womenfromroteisland.
Trailer ini memberikan gambaran singkat tentang atmosfer dan inti cerita yang akan disuguhkan. Kehadiran penonton untuk merasakan kekuatan naratif yang
akan dihadirkan oleh film ini.
Bahwa Film ini bukan hanya sekadar kisah perempuan yang menjadi korban kekerasan, tetapi juga mencerminkan keadaan sistem hukum, kondisi sosial, dan budaya yang masih menghadang upaya untuk memberikan keadilan kepada para korban.
Pemeran film, Linda Adoe, pemeran Orpa,
mengungkapkan isi hatinya setelah dipercaya bermain di film ini.
“Women From Rote Island
bukan hanya sekadar film, melainkan panggilan hati untuk menyuarakan realitas kehidupan yang mungkin terabaikan. Ikut bangga rasanya bisa jadi bagian dari film yang sangat kuat pesannya seperti ini, karena bisa memberi pandangan baru dan menginspirasi penonton untuk
peduli terhadap isu kekerasan seksual yang masih terjadi, bukan cuma di Rote, tapi di berbagai macam daerah di Indonesia.” jelasnya.
Senada dengan Linda Adoe, Jeremias Nyangoen, selaku sutradara, menyampaikan rasa bangganya karena film ini akhirnya bisa tayang di bioskop, bisa bertemu dengan lebih banyak
penonton dan ia berharap film ini bisa jadi pengingat untuk lebih dekat dengan keluarga.
“Dengan tayangnya film ini, saya berharap penonton tidak hanya terhibur, tetapi juga lebih terbuka terhadap isu-isu sensitif seperti isu kekerasan. Jadi lebih sadar betapa pentingnya keluarga untuk cerewet dan memperhatikan anak-anaknya, keponakannya, cucu-cucunya. Karena potensi kekerasan biasanya bermula dari keluarga. Dan kekerasan ini bukan cuma terjadi pada anak perempuan, tapi anak laki-laki pun bisa jadi korban. Begitu juga sebaliknya, pelakunya bukan cuma laki-laki, tapi perempuan juga bisa. Karena itu, harus lebih pandai menjaga anak-anak kita,” ucapnya dengan lugas.
Dijelaskan, Film ini akan bercerita tentang Orpa (Linda Adoe), yang baru saja kehilangan suami dan tinggal
bersama kedua anak perempuannya, harus menghadapi diskriminasi dan tradisi dengan berjuang mendapatkan keadilan dari kekerasan yang ia dan anaknya alami. Di sisi lain, Martha
(Irma Rihi), anak dari Orpa pulang ke kampung halaman membawa trauma kekerasan seksual yang dialaminya saat menjadi TKI. Ketika warga di kampungnya mengetahui kondisi Martha, bukannya mendapatkan perlindungan, Martha justru kembali mendapatkan perlakuan yang tidak menyenangkan. Orpa dan keluarganya harus menghadapi diskriminasi dan bertahan
dengan kondisi yang tak berpihak pada mereka.
“Jangan lewatkan kisah yang menyentuh, menghibur, serta menggugah hati para penontonnya mulai 22 Februari 2024 mendatang. Bersama, mari kita sukseskan pesan keberdayaan
perempuan yang diusung oleh Women From Rote Island. ” ajaknya.
Dia pun menerangkan, informasi fim ini isa didapatkan melalui @womenfromroteisland dan @bintangcahayasinem ( TS 02 )
Discussion about this post