titaStory.id, halmahera tengah – Perhatian dan pelestarian lingkungan merupakan tanggung jawab bersama hal ini sangat penting untuk meningkatkan kesadaran dan juga mengedukasi masyarakat.
Kewajiban bagi setiap lapisan masyarakat untuk mempertahankan yaitu generasi muda sangat diharapkan untuk berusaha mewarisi budaya lokal dan akan menjadi kekuatan dan akan menjadi kekuatan bagi eksistensi lokal itu sendiri.
Di Sagea, Kecamatan Halmahera Tengah, Provinsi Maluku Utara, puluhan pemuda dan pelajar mengikuti pelatihan yang berkaitan dengan isu lingkungan dan pelestarian budaya. Kegiatan pelatihan ini digagas oleh komunitas Fakawele dengan menggelar Sekolah Relawan Kampung (SRK).
Program yang dilaksanakan selama tiga dari tanggal 20-23 Mei 2024 bertujuan untuk memberikan kesadaran kepada generasi tentang pentingnya menjaga lingkungan.
Pelatihan ini terfokus pada tiga program utama, yaitu Sekolah Relawan Kampung (SRK), pengembangan perpustakaan komunitas, dan pendokumentasian budaya.
Empat hari kegiatan, peserta difasilitasi belajar bersama terkait Falsafah Fagogoru (falsafah lokal), pemuda dan kerelawanan, wacana kebudayaan, wacana ekologi, kampung dan pengelolaan SDA yang lestari, serta ragam bentuk dan pendekatan pendokumentasian budaya (melalui tulisan, visual, dan spasial).
Mardani Harid, Fasilitator kegiatan ini menyampaikan tujuan diselenggarakannya SRK untuk menjaring dan memfasilitasi kaum muda agar menemu-kenali kembali sejumlah pengetahuan leluhur di kampung.
“SRK diharapkan mampu memperkaya perspektif dan memperkuat peran pemuda kampung dalam upaya melestarikan pengetahuan lokal sebagai landasan hidup (way of life),” ucap Mardani, Sabtu, (25/5/2024).
Mardani menyebutkan, SRK tahun ini dilaksanakan atas dukungan dari Nusantara Fund. Pada hari terakhir kegiatan para peserta diajak field trip ke sejumlah lokasi penting di Kampung Sagea, di antaranya situs kuburan tua Malayef dan jalan tua di kawasan mangrove Sagea yang telah ada sejak ratusan tahun lalu.
Senada, Isnain salah satu peserta SRK mengaku, setelah mengikuti kegiatan ini membuatnya banyak tahu mengenai tempat-tempat penting di kampung Sagea.
“Saya bersyukur bisa menjadi peserta karena kami diberi materi-materi menarik dan membuat kami termotivasi untuk belajar kembali mengenai kampung kami,” ujarnya.
Sementara Adlun Fiqri, Direktur Fakawele, menambahkan komunitasnya akan melaksanakan kembali Sekolah Relawan Kampung pada tahun depan sebagai upaya meregenerasi kaum muda untuk jadi penggerak di dalam kampung. (TS-10)
Discussion about this post